Mengapa Luxembourg disebut Grand Duchy? Ini Sejarah dan Serba-serbinya

Mengapa Luxembourg disebut Grand Duchy? Ini Sejarah dan Serba-serbinya

Anindya Milagsita - detikJogja
Jumat, 31 Mei 2024 14:24 WIB
View of the Luxembourg Old Town with the towers of the Notre Dame Cathedral under a nicely clouded sky
Ilustrasi Luxembourg Foto: Istock
Jogja -

Sebagai salah satu negara kecil di Eropa, Luxembourg menyimpan berbagai daya tarik tersendiri dan dikenal mendapatkan julukan sebagai Grand Duchy. Namun, mungkin masih ada sebagian orang yang belum memahami tentang mengapa Luxembourg disebut Grand Duchy?

Berdasarkan informasi yang dirangkum dalam laman Scholarly Community Encyclopedia, Grand Duchy dapat diartikan sebagai Kadipaten Agung. Istilah Grand Duchy merujuk pada suatu negara maupun wilayah yang memiliki kepala negara atau penguasa resmi adalah seorang raja. Biasanya raja tersebut digelari sebagai Grand Duke atau Grand Duchess yang bermakna Adipati Agung.

Salah satu negara yang mendapatkan julukan sebagai Grand Duchy adalah Luxembourg. Lantas mengapa negara yang terletak di Eropa ini mendapatkan julukan sebagai Grand Duchy? Bagi detikers yang penasaran dengan jawabannya, detikJogja telah merangkum informasinya secara lengkap. Simak baik-baik penjelasan mengapa Luxembourg disebut Grand Duchy beserta sejarah dan serba-serbinya melalui artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Luxembourg Disebut Grand Duchy?

Julukan Grand Duchy bagi Luxembourg ternyata muncul berkaitan dengan sejarah dari negara tersebut. Dijelaskan dalam laman resmi Cour Grand-Ducale, istilah Grand Duchy merupakan sebuah status Kadipaten Agung yang didapatkan oleh Luxembourg.

Berdasarkan sejarah yang ada, setelah mengalami kekalahan pada tahun 1814, Napoleon turun takhta. Pada era tersebut dikatakan Eropa memiliki kekuatan besar untuk mendirikan kerajaan besar yang ada di Belanda. William I dari Orange-Nassau melihat Belanda dapat diperluas lagi wilayahnya dengan menambahkan bekas Belanda Austria.

ADVERTISEMENT

Kemudian pada saat itu Luxembourg mengalami kenaikan status menjadi negara yang merdeka. Raja Belanda dan para penerusnya secara resmi menjadi penguasa bagi wilayah tersebut. Hingga tahun 1890 raja-raja di Belanda menjadi Grand Dukes atau Adipati Agung bagi Luxembourg.

Pada saat itu, Luxembourg bukan hanya dikenal sebagai negara yang merdeka, melainkan juga mengalami kenaikan status sebagai Grand Duchy atau Kadipaten Agung. Hal inilah yang kemudian membuat Grand Duchy melekat pada negara Luxembourg hingga saat ini.

Sejarah Luxembourg

Merujuk dari laman Britannica, sejarah Luxembourg diketahui bermula pada sekitar tahun 5140 SM. Hanya sedikit informasi yang bisa diketahui mengenai orang-orang yang pertama kali menghuni wilayah tersebut.

Nama Luxembourg diambil dari sebuah nama kastil yang ada di wilayah Romawi kecil. Kastil tersebut berada di sepanjang Sungai Alzette yang diberi nama sebagai Lucilinburhuc. Pada tahun 1060, seorang keturunan Siegfried yang berhasil memperluas kekuasaan mereka berhasil mendapatkan gelar sebagai Comte Luxembourg.

Hal tersebut akhirnya membuat Luxembourg dikembangkan oleh keturunan-keturunannya hingga pada tahun 1443, Adipati Wanita Luxembourg bernama Elizabeth yang berasal dari GΓΆrlitz, mau tak mau menyerahkan Luxembourg kepada Philip III yang mendapatkan julukan sebagai Adipati Burgundia.

Kemudian pada tahun 1477 Luxembourg diserahkan kepada Habsburg. Semenjak itulah Luxembourg sempat mengalami sejumlah rintangan yang membuat para penduduknya harus berhadapan dengan kelaparan, epidemi, hingga perang. Luxembourg bahkan sempat mengalami perpindahan kekuasaan yang berada di bawah naungan Spanyol maupun Perancis.

Barulah di tahun 1815 melalui Kongres Wina, Luxembourg mendapatkan status sebagai Grand Duchy atau Kadipaten Agung. Kemudian Luxembourg juga memiliki kedudukan hukum yang resmi sebagai negara merdeka. Sementara itu, di tahun 1842 Luxembourg mengalami perkembangan yang cukup pesat. Baik dari segi ekonomi maupun pembangunannya.

Serba-serbi Luxembourg

Selain memiliki sejarah panjang, Luxembourg juga menyimpan hal-hal lainnya yang menarik untuk diketahui oleh masyarakat luas. Salah satunya seperti yang dikatakan dalam buku '11 Fakta Era Google' karya Denny JA, sebagai salah satu negara kecil yang ada di Eropa, ternyata Luxembourg sempat masuk dalam daftar 10 negara yang warganya paling bahagia.

Hal tersebut merupakan hasil riset yang telah dilakukan melalui World Happiness Report yang diselenggarakan pada tahun 2020 lalu. Negara Luxembourg berhasil menduduki peringkat sepuluh dengan raihan 39% suara yang menyatakan bahwa negara tersebut memiliki warga paling bahagia di dunia.

Kemudian disampaikan dalam laman resmi Central Intelligence Agency USA, masyarakat Luxembourg menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Ada sekitar 48,9% mayoritas yang menggunakan bahasa Luxembourg sebagai bahasa nasional yang sehari-hari dipakai. Namun, tidak sedikit masyarakatnya yang menggunakan bahasa Portugis, Prancis, Italia, Inggris, hingga Jerman dalam percakapan di berbagai kesempatan.

Sementara itu, disampaikan dalam laman Visit Luxembourg, Luxembourg merupakan salah satu anggota pendiri Uni Eropa (UE). Bahkan beberapa lembaga besar Uni Eropa memiliki kantor yang berpusat di wilayah Luxembourg.

Serupa dengan negara yang lain, Luxembourg juga memiliki beberapa situs yang terdaftar sebagai Warisan Dunia di UNESCO. Beberapa di antaranya ada Old Town of Luxembourg City, The Family of Man karya Edward Steichen yang berwujud sebagai pameran foto permanen, MΓ«llerdall Nature & Geopark, hingga Minett Biosphere Reserve..

Menariknya, di negara Luxembourg juga terdapat berbagai restoran berbintang Michelin. Negara ini berhasil menduduki posisi kedua setelah Jepang sebagai negara dengan restoran berbintang Michelin per penduduk tertinggi.

Nah, itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai mengapa Luxembourg disebut grand duchy beserta sejarah dan serba-serbinya. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan mengenai negara yang satu ini ya, detikers




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads