Sekeluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak mereka yang berusia 11 tahun mengalami kecelakaan di Jalan Parangtritis, Bantul. Nahas, ibu dan anaknya tewas seketika usai motor yang mereka tumpangi menabrak seekor mentok.
Insiden itu terjadi di jalanan kawasan Patalan, Jetis, Bantul, pada Minggu (26/5/2024) pukul 13.45 WIB. Selain menewaskan ibu FM, dan anaknya LT, kecelakaan itu juga mengakibatkan ayah N mendapatkan perawatan di RSUD Panembahan Senopati.
Dalam foto yang dirilis Polres Bantul, terlihat mentok itu tergeletak di pinggir jalan dalam keadaan mati. Bulunya berwarna putih-hitam dengan kepala yang tertekuk ke belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara saat detikJogja menyambangi lokasi pada Senin (27/5), bangkai mentok itu tampak tergeletak di selokan dekat rerumputan. Bulu-bulunya yang menghitam, ditambah ada bekas arang di sekelilingnya, menandakan bangkai hewan itu sudah dibakar.
Sarinem (60), warga yang pagar tembok pagarnya ditabrak keluarga itu mengakui ialah yang membakar mentok tersebut kemarin sore. Dia mengaku tidak tahu sosok pemilik mentok pemicu laka maut itu.
"Saya uruki bercak darahnya yang di pojokan itu, dan mentoknya sudah saya bakar kemarin sore biar tidak bau. Tidak tahu mentok itu punya siapa," kata Sarinem.
Dia mengaku tidak tahu persis bagaimana kecelakaan itu berlangsung karena berada di dalam rumah. Hanya saja, ia sempat mendengar suara keras.
"Saya di dalam rumah, terus terdengar suara mak brak. Saya kira dari belakang rumah ternyata dari depan rumah. Saya lihat sudah ada motor di pojokan dan yang memboncengkan duduk bersandar di pagar (tembok)," ujarnya.
![]() |
Sarinem menerangkan, dari cerita yang ia dapatkan, keluarga tersebut melaju dari utara menuju ke selatan. Di lokasi kejadian, mereka menabrak seekor mentok.
"Menabrak mentok di sisi utara, terus sepertinya mental, dan menabrak pojokan dekat pagar rumah. Mungkin saking kencangnya, karena tidak mungkin mental kalau tidak kencang," jelas Sarinem.
"Motor itu dikendarai tiga orang dengan cara berboncengan, dan yang meninggal yang di bagian belakang motor," lanjut Sarinem.
Sarinem menduga motor melaju kencang karena saat itu suasana Jalan Parangtritis lengang.
"Jam 2 siang itu sepi-sepinya jalan, tidak rame. Jadi kemungkinan saat itu kencang, wong buk e sampai pecah kok," ujarnya.
(apu/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang