Warga di sekitar lokasi kecelakaan maut motor menabrak seekor mentok di Jalan Parangtritis, Patalan, Jetis, Bantul menyebut sempat mendengar suara keras saat kejadian. Sedangkan pemilik rumah di depan lokasi kejadian menduga motor mental usai menabrak mentok karena melaju kencang.
Salah satu saksi sekaligus pemilik laundry di seberang lokasi kejadian, Haryanti (52) menjelaskan, ia berada di dalam rumah saat kejadian, tepatnya Minggu (26/5) pukul 13.45 WIB. Saat itu, Haryanti mengaku mendengar suara keras dari luar rumah.
"Awalnya saya di dalam rumah jam dua kurang seperempat, lalu tiba-tiba terdengar suara keras dari luar rumah. Mak jedor gitu, seperti benturan itu. Terus saya langsung keluar rumah," katanya saat ditemui di Jalan Parangtritis, Patalan, Jetis, Bantul, Senin (27/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Tanjung Karang, Patalan, Jetis, Bantul ini melanjutkan, sesampainya di luar rumah mendapatkan motor di pojokan depan rumah tetangganya. Saat itu bagian depan motor berada di atas tempat duduk berbahan baku semen.
"Saat itu, motor naik di atas bok (tempat duduk berbahan baku semen) dekat pot. Korbannya jadi satu di pojokan itu," ujarnya.
Rinciannya, seorang wanita berada di dekat anak-anak. Sedangkan seorang pria berada tidak jauh dari pojokan yang menjadi lokasi kejadian.
"Yang laki-laki selamat, masih dirawat di rumah sakit Panembahan Senopati. Kalau yang dua (perempuan dan anak-anak) meninggal dunia. Di jalan ini (Jalan Parangtritis) memang sering kecelakaan kok," ucapnya.
Terkait mentok, Haryanti mengaku tidak tahu siapa pemiliknya. Menurutnya di sekitar rumahnya tidak ada yang memelihara mentok.
"Tidak tahu, saya di dalam rumah saat kejadian. Tidak tahu itu mentoknya siapa karena setahu saya di sekitar sini juga tidak ada yang memelihara mentok," katanya.
Saksi lain sekaligus pemilik rumah yang tembok pagarnya tertabrak motor, Sarinem (60) mengaku tidak tahu persis bagaimana kejadian tersebut karena berada di dalam rumah. Menurutnya saat itu Sarinem hanya mendengar suara keras saja.
"Saya di dalam rumah, terus terdengar suara mak brak. Saya kira dari belakang rumah ternyata dari depan rumah. Saya lihat sudah ada motor di pojokan dan yang memboncengkan duduk bersandar di pagar (tembok)," ujarnya.
Sarinem melanjutkan, dari informasi yang didapatkannya motor melaju dari arah utara ke selatan. Selanjutnya, di sisi utara rumahnya motor menabrak seekor mentok.
"Menabrak entok di sisi utara, terus sepertinya mental dan menabrak pojokan dekat pagar rumah. Mungkin saking kencangnya karena tidak mungkin mental kalau tidak kencang," ucapnya.
"Motor itu dikendarai tiga orang dengan cara berboncengan dan yang meninggal yang di bagian belakang motor," lanjut Sarinem.
![]() |
Sarinem menduga motor melaju kencang karena saat itu suasana Jalan Parangtritis lengang.
"Jam dua siang itu sepi-sepinya jalan, tidak rame. Jadi kemungkinan saat itu kencang, wong buk e sampai pecah kok," ujarnya.
Sarinem juga mengungkapkan, bahwa setelah kejadian langsung membakar mentok yang tertabrak motor. Sedangkan untuk pemilik mentok, Sarinem mengaku tidak tahu.
"Saya uruki bercak darahnya yang di pojokan itu dan mentoknya sudah saya bakar kemarin sore biar tidak bau. Tidak tahu mentok itu punya siapa," katanya.
Terlepas dari hal tersebut, Sarinem menyebut telah melakukan takziyah ke rumah duka. Menurutnya, kedua jenazah telah dimakamkan.
"Tadi saya juga sudah takziyah ke rumah duka dan ternyata dua korban meninggal dunia sudah dimakamkan Minggu (26/5) pukul 19.00 WIB," ujarnya.
(apu/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan