Talut Sungai Heisero di Kulon Progo Ambrol, BBWSSO Ungkap Penyebabnya

Talut Sungai Heisero di Kulon Progo Ambrol, BBWSSO Ungkap Penyebabnya

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Sabtu, 18 Mei 2024 13:59 WIB
Kondisi talut yang rusak di Sungai Heisero, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Sabtu (18/5).
Kondisi talut yang rusak di Sungai Heisero, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Sabtu (18/5). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja.
Kulon Progo -

Talut Sungai Heisero di Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ambrol. Kejadian ini pun viral di sosial media.

Kabar talut Sungai Heisero yang rusak itu ramai diperbincangkan setelah diunggah oleh akun Instagram @visitkulonprog pada Jumat (17/5). Akun ini menggugah video disertai narasi : "Rip spot mancing wit pelem... Ada yang tahu infonya?," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Sabtu (18/5/2024).

Hingga siang ini, video tersebut sudah ditonton lebih dari 85 ribu kali dan mendapat puluhan komentar dari netizen. Mayoritas komentar berisi keheranan kenapa talud itu bisa rusak, padahal tergolong bangunan baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek anyar hare," tulis salah satu warganet di kolom komentar @visitkulonprogo.

Diketahui bahwa talut itu berada di pinggir jalan Nagung-Brosot, wilayah Gotakan, Panjatan, Kulon Progo. Talut ini tergolong bangunan baru yang selesai dibangun pada 2019 atau sekitar 5 tahun lalu.

ADVERTISEMENT
Kondisi talut yang rusak di Sungai Heisero, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Sabtu (18/5).Kondisi talut yang rusak di Sungai Heisero, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Sabtu (18/5). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Dari pantauan detikJogja di lokasi, kondisi talut mengalami kerusakan cukup parah. Terdapat retakan panjang antara dinding talut dengan tanah. Akibatnya fondasi talut menjadi turun sehingga rawan longsor.

Respons BBWSSO

Penata Teknik PPK Sungai Pantai 2 Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Djohar Ismangil membenarkan kerusakan talut Sungai Heisero di Panjatan. Dari analisa pihaknya, panjang talut yang rusak mencapai 57 meter.

"Dari hasil survei dengan tim teknis dari balai, itu kerusakannya sepanjang 57 meter. Untuk fondasi tidak ada pergerakan, cuma dari pasangan batu ada dorongan di atas. Jadi untuk penanganan selanjutnya menunggu setelah analisa dari tinjauan lapangan," ujarnya saat ditemui di lokasi siang ini.

Terjadi Usai Penyedotan Air

Djohar mengatakan rusaknya talut ini dilaporkan pada Jumat pagi kemarin. Informasi dari warga sekitar, talut tiba-tiba merenggang hingga nyaris ambrol pascaadanya aktivitas penyedotan air sungai oleh pencari ikan.

Air sungai Heisero itu disedot menggunakan dua pompa air berukuran 3 inci. Adapun airnya dibuang di atas tanggul yang merupakan tanah dengan kondisi labil.

"Kronologinya dari warga, jam 07.00 ada penyedotan air dari sungai Heisero menggunakan dua pompa berukuran 3 inci. Air dari sungai dibuang di tanggul. Kebetulan posisi tanggul di atas itu kondisi tanahnya gerak atau ekspansif, jadi pada saat musim kemarau itu biasanya tanah nya terjadi retakan," ujarnya.

"Sehingga begitu air yang disedot dua pompa dengan ukuran 3 inci dibuang di belakang tanggul, otomatis airnya akan masuk (ke retakan tanah) lebih cepat dan mendorong pada titik pasangan yang runtuh," imbuh Djohar.

Statemen ini diamini oleh Suradi, warga yang tinggal tak jauh dari talut tersebut.

"Kronologinya gini, jam 7 pagi kemarin itu ada oknum mencari ikan, tetapi pakai pompa 3 inci, sejumlah dua. Sayangnya buangnya itu di belakang parapet, bukan di seberang sana. Sehingga dengan air yang ada di belakang parapet menyebar, menyebabkan tanahnya jenuh dan ini tidak kuat menahan kejenuhan itu," terang Suradi.

Atas kejadian ini, BBWSSO akan segera memperbaiki talut tersebut. Rencananya perbaikan akan dilakukan dalam waktu dekat untuk mengantisipasi potensi longsor yang sewaktu-waktu bisa terjadi di lokasi rusaknya talut.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads