Arti Wallahu A'lam dan Waktu yang Tepat Mengucapkannya

Arti Wallahu A'lam dan Waktu yang Tepat Mengucapkannya

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Selasa, 16 Apr 2024 17:19 WIB
Couple of glowing Moroccan ornamental lanterns on the table. Greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem, festive blue night background with glittering golden bokeh lights.
Ilustrasi Wallahu A'lam Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Jogja -

Wallahu A'lam merupakan sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang sering diucapkan oleh umat Islam, khususnya penceramah. Biasanya, ungkapan itu diucapkan saat seseorang menghadapi pertanyaan atau situasi yang sulit. Lantas, apa arti Wallahu A'lam?

Mengutip laman NU Online, pada dasarnya kalimat Wallahu A'lam digunakan sebagai jawaban ketika ditanya suatu hal yang tidak dikuasai atau tidak diketahui jawabannya. Hal ini sebagaimana wasiat sahabat Abdullah bin Mas'ud.

"Wahai manusia, barang siapa yang ditanya tentang suatu permasalahan ilmu kepadanya dan ia mengetahuinya maka hendaknya ia menjawabnya. Dan barang siapa yang tidak mengetahui jawabannya, hendaknya ia mengatakan Wallahu a'lam karena sesungguhnya sebagian dari ilmu adalah engkau mengatakan Wallahu a'lam terhadap sesuatu yang tidak engkau ketahui" (Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Kairo: Muassasah ar-Risalah, 2001, vol. 7 hal. 180).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arti Wallahu A'lam

ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω Ψ£ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω

Wallahu A'lam

ADVERTISEMENT

Artinya: "Hanya Allah yang mengetahui"

Mengutip buku Di Balik 7 Hari Besar Islam yang ditulis M. Sholihin, kata "wallahu a'lam" diartikan sebagai "hanya Allah yang mengetahui." Namun, ketika kata tersebut bersanding dengan "bishawab", maka ia akan berarti "hanya Allah yang mengetahui kebenarannya".

Sebagai catatan, ungkapan ini menjadi salah satu upaya merendahkan diri atas ilmu yang didapat dan disampaikan. Dengan begitu, bisa dipahami bahwa mengucapkan kalimat tersebut merupakan tanda kesadaran bahwa segala ilmu memiliki sumber yang lebih tinggi, yakni Allah. Sebab, hanya Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui kebenaran.

Ucapan "Wallahu A'lam Bishawab" bukan sekadar kata-kata, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Saat seseorang mengucapkannya, ia mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki pengetahuan yang sempurna.

Ini adalah cara untuk menjaga kerendahan hati dan menghindari kesombongan dalam memahami ilmu. Ketika seseorang tidak mengetahui jawaban suatu pertanyaan, ucapan "Wallahu A'lam Bishawab" mengingatkannya bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam pengetahuan dan hanya Allah yang mengetahui segalanya.


Waktu Pengucapan Wallahu A'lam

Masih dikutip dari laman NU Online, terdapat tiga waktu untuk mengucapkan Wallahu A'lam, antara lain:

1. Ketika Merasa Ragu dengan Suatu Pernyataan

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk mengucapkan "wallahu a'lam bishawab" ketika tidak tahu.

Abdullah bin Mas'ud ra menyatakan:

يَا Ψ£ΩŽΩŠΩΩ‘Ω‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω†ΩŽΩ‘Ψ§Ψ³ΩΨŒ Ω…ΩŽΩ†Ω’ ΨΉΩŽΩ„ΩΩ…ΩŽ Ψ΄ΩŽΩŠΩ’Ψ¦Ω‹Ψ§ ΩΩŽΩ„Ω’ΩŠΩŽΩ‚ΩΩ„Ω’ Ψ¨ΩΩ‡ΩΨŒ ΩˆΩŽΩ…ΩŽΩ†Ω’ Ω„ΩŽΩ…Ω’ ΩŠΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω’ ΩΩŽΩ„Ω’ΩŠΩŽΩ‚ΩΩ„Ω Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω Ψ£ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…ΩΨŒ فَΨ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘ Ω…ΩΩ†ΩŽ العِلْمِ Ψ£ΩŽΩ†Ω’ ΩŠΩŽΩ‚ΩΩˆΩ„ΩŽ Ω„ΩΩ…ΩŽΨ§ Ω„Ψ§ΩŽ ΩŠΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω Ψ£ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…ΩΨŒ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω ΨΉΩŽΨ²ΩŽΩ‘ ΩˆΩŽΨ¬ΩŽΩ„ΩŽΩ‘ Ω„ΩΩ†ΩŽΨ¨ΩΩŠΩΩ‘Ω‡Ω Ψ΅ΩŽΩ„ΩŽΩ‘Ω‰ اللهُ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω ΩˆΩŽΨ³ΩŽΩ„ΩŽΩ‘Ω…ΩŽ: قُلْ Ω…ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΨ³Ω’Ψ£ΩŽΩ„ΩΩƒΩΩ…Ω’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω مِنْ Ψ£ΩŽΨ¬Ω’Ψ±Ω ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΩ†ΩŽΨ§ Ω…ΩΩ†ΩŽ المُΨͺΩŽΩƒΩŽΩ„ΩΩ‘ΩΩΩŠΩ†ΩŽ

Artinya:

"Wahai sekalian manusia, siapa yang mengetahui tentang sesuatu, sampaikanlah. Dan jika tak tahu, ucapkanlah, 'Allahu a'lam' (Allah Mahatahu). Karena, sungguh, termasuk bagian dari ilmu, jika engkau mengucapkan terhadap sesuatu yang tidak kau ketahui dengan ucapan: 'Allahu a'lam'.

Allah berfirman kepada Nabi-Nya: 'Katakanlah (hai Rasul): 'Aku tidak meminta upah sedikit pun pada kalian atas dakwahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. " (QS. Shad: 86) (HR. Bukhari)

2. Ketika Menutup Pengajian

Seorang ulama dari mazhab Syafi'i bernama Sulaiman bin Muhammad al-Bujairami menyarankan untuk menutup pengajian atau mengakhiri penjelasan dalam kitab-kita dengan kalimat "Wallahu a'lam bish-shawab". Hal ini sebagai upaya untuk mengembalikan hakikat permasalahan kepada Allah atau tanda kerendahan hati.

3. Ketika Selesai Memberi Fatwa

Menurut Syekh Ali Jum'ah, terdapat dua hikmah di balik pengucapan "wallahu a'lam bishawab" oleh para ulama setelah memberikan fatwa, yakni sebagai pengakuan keterbatasan pengetahuan dan pengakuan bahwa sumber pengetahuan berasal dari Allah.

وΨ₯Ψ°Ψ§ Ψ£Ψ¬Ψ§Ψ¨ المفΨͺي ΩŠΩ†Ψ¨ΨΊΩŠ Ψ£Ω† ΩŠΩƒΨͺΨ¨ ΨΉΩ‚Ψ¨ Ψ¬ΩˆΨ§Ψ¨Ω‡ ΩˆΨ§Ω„Ω„Ω‡ Ψ£ΨΉΩ„Ω… ΩˆΩ†Ψ­Ωˆ Ψ°Ψ§Ω„ΩƒΨŒ ΩˆΩ‚ΩŠΩ„ في Ψ§Ω„Ω…Ψ³Ψ§Ψ¦Ω„ Ψ§Ω„Ψ―ΩŠΩ†ΩŠΨ© Ψ§Ω„Ψͺي Ψ£Ψ¬Ω…ΨΉ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡Ψ§ Ψ£Ω‡Ω„ Ψ§Ω„Ψ³Ω†Ψ© ΩˆΨ§Ω„Ψ¬Ω…Ψ§ΨΉΨ© ΩŠΩ†Ψ¨ΨΊΩŠ Ψ£Ω† ΩŠΩƒΨͺΨ¨ ΩˆΨ§Ω„Ω„Ω‡ Ψ§Ω„Ω…ΩˆΨ§ΩΩ‚ΨŒ ΩˆΨ£Ω…Ψ«Ω„Ω‡.

Artinya:

"Dan ketika ulama ahli fatwa selesai memberikan fatwa dalam suatu permasalahan hendaknya ia menulis kalimat Wallahu a'lam dan sesamanya.

Disampaikan juga bahwa hendaknya setelah menjelaskan pendapat yang disepakati ulama Ahlussunnah wal Jama'ah untuk menulis kalimat Wallahul muwaffiq dan sejenisnya"

(Syekh Mula Ali bin Sulthan al-Qari, Kitab Syam al-'Awaidh fi Dzamm ar-Rawafidh, Kairo: Dar ash-Shafwah, 2004, hal. 137).

Demikian penjelasan mengenai arti Wallahu A'lam dan waktu yang tepat untuk mengucapkannya. Semoga bermanfaat, Dab!




(par/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads