Bocah 6 Tahun di Luwu Timur Dililit-Digigit Ular Piton 3 Meter

Regional

Bocah 6 Tahun di Luwu Timur Dililit-Digigit Ular Piton 3 Meter

Rachmat Ariadi - detikJogja
Senin, 15 Apr 2024 10:10 WIB
Ilustrasi ular piton
Foto: Ilustrasi ular piton lilit dan gigit bocah 6 tahun (iStock)
Jogja -

Seorang bocah berusia 6 tahun di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, diserang ular piton sepanjang 3 meter. Korban yang bernama Ijas Murtasa Ahmad dililit dan digigit saat sedang bermain di halaman rumah.

Dilansir detikSulsel Senin (15/4/2024), insiden ini terjadi pada Sabtu (13/4). Polisi pun membenarkan serangan si piton kepada korban.

"Benar, kemarin itu ada laporan anak yang dililit dan digigit ular, jenisnya piton," kata Humas Polres Luwu Timur Bripka Muh Taufik kepada detikSulsel, Minggu (14/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bripka Taufik menerangkan, serangan terjadi di Desa Balo-balo, Kecamatan Wotu, sekitar pukul 07.30 Wita. Insiden berawal saat Ijas tengah bermain di halaman rumah, seekor ular piton tiba-tiba menggigit kakinya dan langsung melilit korban.

Taufik melanjutkan, paman Ijas yang melihat serangan tersebut langsung berusaha melepaskan lilitan piton 3 meter dari keponakannya.

ADVERTISEMENT

"Kurang lebih 3 meter panjangnya. Jadi anak ini teriak, didengar sama omnya (paman), dia lihat ponakannya terlilit ular langsung berusaha lepaskan korban dari lilitan," ungkapnya.

Bripka Taufik mengutarakan, begitu paman Ijas berhasil melepaskan lilitan ular dari tubuh keponakannya, korban segera dilarikan ke Puskesmas Wotu. Dia berkata, korban selamat setelah mendapat pertolongan pertama.

"Langsung dilarikan ke Puskesmas Wotu. Sudah pulang, karena cepat mendapat pertolongan, luka ada di bagian betis. Kalau piton kan tidak berbisa, cuma lilitannya bahaya," ucapnya.

Taufik menambahkan, wilayah Desa Balo-balo memang menjadi habitat ular piton dikarenakan wilayah tersebut terdapat perkebunan sawit. Dia pun meminta warga agar tetap waspada dan membersihkan halaman rumah dari tumpukan sampah yang bisa menjadi habitat ular.

"Memang di sana perkebunan sawit, jadi biasa banyak di sana didapat (ular). Tumpukan sampah juga biasa jadi tempat mereka, jadi kebersihan lingkungan juga harus dijaga," ucapnya.




(apu/apu)

Hide Ads