Dampak Ledakan Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Apakah Berbahaya?

Dampak Ledakan Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Apakah Berbahaya?

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Senin, 08 Apr 2024 12:06 WIB
Gerhana Matahari Total
Ilustrasi gerhana matahari total Foto: News Week
Jogja -

Gerhana Matahari Total kembali terjadi pada hari ini 8 April 2024. Sebagai fenomena yang langka, ada beberapa hal yang tidak diketahui oleh banyak orang mengenai Gerhana Matahari Total. Salah satunya adalah dampak ledakan saat Gerhana Matahari Total.

Menurut National Center for Atmospheric Research (NCAR), akan terlihat ledakan di Matahari saat totalitas Gerhana Matahari. Pandangan Matahari dari Bumi akan terhalang oleh Bulan dan hanya menyisakan sisi tepi.

Pada sisi tepi tersebut, Bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari yang tampak meledak. Mengutip laman BMKG, penyebab ledakan Matahari adalah karena adanya aktivitas internal dari Matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut terjadi akibat pasang surut selama siklus 11 tahunan yang mencapai titik puncaknya pada tahun ini. Para ahli atmosfer tidak dapat menentukan dengan pasti penyebab ledakan tersebut. Namun, kemungkinan besar fenomena ini disebabkan oleh gaya magnetik dan reaksi nuklir yang terjadi di dalam Matahari.

Dampak Ledakan Matahari

Dampak dari ledakan Matahari pada magnetosfer Bumi akan diamati oleh BMKG atau lembaga lain secara real time untuk mengetahui pengaruh pastinya. Para ilmuwan telah memprediksi bahwa ledakan tersebut dapat menyebabkan terjadinya badai magnet Bumi (Geomagnetic Storm), yang akan menghambat aktivitas listrik dan sejenisnya.

ADVERTISEMENT

Badai magnet Bumi terjadi ketika ledakan di Matahari melepaskan plasma besar yang mengandung angin Matahari beserta medan magnet yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Fenomena ini biasa disebut sebagai Lontaran Masa Korona (Coronal Mass Ejection/CME). Ketika CME bertabrakan dengan medan magnet Bumi, partikel akan diarahkan ke arah kutub utara dan selatan oleh lapisan magnetosfer Bumi.

Magnetosfer Bumi berfungsi sebagai perisai alami yang melindungi planet kita dari radiasi partikel bermuatan tinggi yang berasal dari luar angkasa. Lapisan ini berbentuk lingkaran dengan titik paling kuat berada di daerah lintang rendah.

Dampak dari ledakan Matahari akan lebih terasa di daerah lintang tinggi. Sementara itu, di daerah lintang rendah seperti Indonesia, dampaknya tidak akan terlalu signifikan atau relatif lebih aman.

Skala Dampak Badai Magnet Bumi

Dikutip dari laman BMKG, dampak dari badai magnet Bumi dibedakan ke dalam lima tingkatan. Berikut penjelasannya:

G1 (Lemah)

Pada tingkat ini, pengaruh yang terasa termasuk fluktuasi ringan dalam jaringan listrik dan dampak minimal pada satelit. Selain itu, migrasi hewan juga dapat dipengaruhi pada tingkat ini dan yang lebih tinggi.

G2 (Sedang)

Pada tingkat sedang, ada kemungkinan kerusakan pada transformator listrik. Badai pada tingkat ini juga dapat menyebabkan aurora rendah terlihat di sekitar New York dan Idaho.

G3 (Kuat)

Pada tingkat yang lebih kuat ini, masalah navigasi radio satelit dan HF dapat terjadi. Gangguan pada radio HF kemungkinan akan terjadi.

G4 (Berat)

Pada tingkat berat, masalah yang dapat muncul termasuk masalah kontrol tegangan yang tersebar di jaringan listrik. Selain itu, penurunan kinerja navigasi satelit selama berjam-jam juga mungkin terjadi.

G5 (Ekstrem)

Pada tingkat ekstrem, badai magnetik Bumi bisa mengakibatkan pemadaman listrik karena kerusakan yang parah pada jaringan listrik. Selain itu, sistem navigasi juga dapat mati selama berjam-jam hingga berhari-hari.

Apakah Gerhana Matahari Total Bisa Dilihat di Indonesia?

Sebagai informasi, fenomena Gerhana Matahari Total 2024 ini tidak akan melintasi wilayah Indonesia sehingga masyarakat tidak dapat menyaksikannya di Indonesia secara langsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Farahhati Mumtahana.

"Ada juga fenomena gerhana di tahun 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana," jelasnya, dikutip dari situs BRIN.

Gerhana Matahari Total terakhir kali melintasi wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016 lalu. Fenomena astronomi yang langka tersebut melintasi hampir sebagian besar wilayah Indonesia dari barat hingga timur.

Adapun Gerhana Matahari Total tahun ini hanya akan melintasi wilayah Amerika Utara, seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko. Kota-kota yang dilintasi antara lain Texas, Arkansas, Missouri, Illinois, Indiana, Kentucky, Ohio, Pennsylvania, New York, New Hampshire, dan Maine. Hal ini sebagaimana dilaporkan NASA melalui laman resminya.

Selain itu, perlu diketahui juga bahwa fenomena ini akan menggelapkan wilayah tersebut selama beberapa menit.

Demikian penjelasan mengenai dampak ledakan saat Gerhana Matahari Total. Semoga bermanfaat, Dab!




(par/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads