Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog menjadi perhatian. Pasalnya, dia mengungkapkan mendapatkan intimidasi berupa pesan caci makin di WhatsApp-nya.
Prof Koentjoro menerima cacian itu usai terlibat dalam aksi civitas akademika UGM yang mendorong soal penyelamatan demokrasi di Indonesia. Terbaru adalah 'Kampus Menggugat'.
Pengakuan Prof Koentjoro ini sempat menjadi perbincangan sepanjang pekan ini. Berikut rangkumannya oleh detikJogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Terakhir Kali Dapat Cacian Sabtu 16 Maret 2024
Saat dihubungi awak media Minggu (17/3/2024), Prof Koentjoro mengaku terakhir kali menerima hinaan tersebut sehari sebelumnya.
"Kemarin pagi via WA jam 06.45 WIB. Intinya 'orang tua nggak tahu diri, curang, curang, curang'. Saya dianggap Pro 03. (Dibilang) Mau cari jabatan, 'ingat janggutmu sudah tua'," papar dia.
Guru besar kelahiran 27 Februari 1955 tersebut menerangkan, saat dicek, ternyata nomor yang mengiriminya hinaan itu berasal dari Batam. Selain itu, dia menyebut jika pelakunya bukanlah buzzer (pendengung).
"Hanya satu dan lonewolf bukan buzzer, soalnya saya ancam balik dia diam. Yang bersangkutan mem-bully saya di atas nomer HP nya ada logo (menyebut salah satu instansi) karena jelas nggak ada kaitannya (dengan instansi tersebut), maka saya ancam balik saya laporkan dia diam. Saya dibantu teman dari Polda, terlacak dari Batam," ungkapnya.
Pesan caci maki itu dia terima setelah terlibat dalam gerakan 'Kampus Menggugat' pada Selasa (12/3).
2. Bukan Kali Pertama Terima Intimidasi
Prof Koentjoro melanjutkan, ini bukan kali pertama dirinya menerima intimidasi. Sebelumnya saat 'Petisi Bulaksumur' akhir Januari lalu, bahkan ada yang mendatanginya.
"Itu lebih banyak. Pelakunya buzzer kalau itu, bicaranya juga nggak sopan. Bahkan kata Satpam Fakultas Psikologi, saya di kantor ada yang mendatangi 2 kali, ngakunya dari Kalimantan," ucap dia.
Meski demikian, Koentjoro mengaku tidak takut dengan segala bentuk gangguan itu.
"Langkah saya malah saya gunakan objek belajar. Santai, saya sama sekali tidak takut," pungkasnya.
3. Tanggapan UGM
Pihak UGM melalui Sekretaris Andi Sandi pun menanggapi ancaman yang diterima Prof Koentjoro. "Ya kalau kami sepanjang itu mengganggu, kita akan melindungi," kata Andi saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
Sandi melanjutkan, berdasarkan apa yang ia ketahui, pesan berisi cacian hanya diterima oleh Prof Koentjoro.
"Dari sisi teman-teman kelihatannya hanya Prof Koentjoro. Saya tanya ke beberapa guru besar, dosen yang hadir dalam 'Kampus Menggugat' itu nggak ada," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kampus memiliki tanggung jawab untuk melindungi setiap civitas akademika. Baik itu mahasiswa, tendik, dan dosen, asalkan masih dalam konteks koridor akademik.
"Bagi kami kalau ada siapa pun ya, bagian dari civitas akademika dan tendik, UGM punya kewajiban untuk melindungi. Jadi sepanjang itu dalam konteks koridor akademik dan kerja-kerja pendidikan tinggi ya kita siap untuk melindungi teman-teman itu," ujarnya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa