Peracik mercon, Slamet (35) alias Kempung yang membuat ledakan hingga menimbulkan empat korban luka ternyata adalah Ketua RT.07, Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul. Selain itu, dari empat korban, dua orang masih berstatus saudara.
Keterangan itu diungkapkan tetangganya, yakni Sugiyanti (62) yang mengatakan, bahwa lokasi terjadinya ledakan mercon merupakan tempat tinggal Slamet, yang merupakan Ketua RT setempat.
"Iya, lokasi ledakan itu di tempat tinggal Pak Slamet dan Pak Slamet itu Ketua RT.07," katanya kepada wartawan di Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul, Senin (11/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, selama ini Slamet tinggal di rumah tersebut atas permintaan saudaranya. Selain itu, selama ini Slamet tinggal sendirian di rumah saudaranya itu.
"Dia hanya tinggal di tempat saudaranya, jadi hanya disuruh menempati. Karena yang bersangkutan belum memiliki istri," ujarnya.
Wanita yang kerap disapa Yanti ini juga mengungkapkan bahwa dari keempat korban ledakan mercon ada yang masih memiliki hubungan saudara. Di mana keduanya adalah Slamet dan sepupunya. F (15).
"Yang namanya F itu sepupu Pak Slamet dan yang dua korban lain itu tetangganya sini," ucapnya.
Adapun keempat korban masing-masing bernama Slamet (35) alias Kempung, Syahroni (36), F (15), dan AW (12). Keempatnya adalah warga Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul.
Yanti juga menambahkan, bahwa di lingkungannya kerap membuat petasan selama bulan Ramadan. Sehingga tidak ada maksud lain dari aksi tetangganya tersebut.
"Itu hanya main-main buat bulan Ramadan. Biasanya hanya selama Ramadan (banyak pembuat petasan di lingkungannya)," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry juga membenarkan bahwa dari empat korban luka, dua di antaranya masih memiliki hubungan saudara. Jeffry juga menyebut jika Slamet adalah Ketua RT.07 Gedongsari.
"Jadi S itu pakdenya F, terus dua korban lainnya bukan saudara. Kalau soal Pak RT itu memang yang Pak RT adalah S," katanya kepada detikJogja, Senin (11/3/2024).
![]() |
Sebelumnya, Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry mengatakan, bahwa dari hasil olah TKP polisi menemukan beberapa plastik berisi obat mercon. Hal itulah yang semakin menguatkan jika ledakan berasal dari mercon.
"Jadi di dekat TKP ditemukan sisa obat mercon terbungkus di plastik dan ditemukan juga plastik bekas bungkus obat mercon," katanya kepada wartawan, Senin (11/3/2024).
Selanjutnya, Jeffry menyebut jika polisi telah meminta keterangan dari Kempung. Hasilnya, Kempung mengaku hendak membuat mercon banting.
Baca artikel detikjogja, "Pengakuan Korban Ledakan di Pandak, Niat Bikin Mercon Banting-Beli Bahan Online" selengkapnya https://www.detik.com/jogja/berita/d-7235579/pengakuan-korban-ledakan-di-pandak-niat-bikin-mercon-banting-beli-bahan-online.
Sedangkan dari mana Kempung mendapatkan obat mercon, ternyata Kempung memesan kepada Syahroni. Selanjutnya Syahroni membelikan obat mercon melalui e-commerce.
"Obat mercon tersebut dibeli secara online melalui e-commerce seharga Rp 100 ribu lewat korban Syahroni," ucapnya.
Selain itu, ditemukan fakta pula bahwa pembelian obat mercon sudah sejak satu bulan yang lalu. Di mana Kempung baru meraciknya menjadi mercon banting jelang Bulan Ramadan ini.
"Obat mercon yang dibeli dari e-commerce sejak satu bulan lalu dan obat mercon itu satu paket berisi tiga macam," katanya.
Terkait penyebab mengapa terjadi ledakan saat peracikan mercon banting karya Kempung, Jeffry mengaku belum bisa mengungkapkannya secara gamblang. Mengingat keterangan dari korban masih minim.
(cln/cln)
Komentar Terbanyak
Pakar UGM Sebut Pajak Toko Online Langkah Positif, tapi...
UAD Bikin Rudal Merapi Antipesawat, Mampu Kunci Target dengan Cepat
Israel Tuduh Iran Luncurkan Rudal Saat Gencatan Senjata, Ancam Serang Teheran