Tak sampai seminggu lagi, umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan 2024. Beberapa saat sebelumnya, ada hari Jumat yang padanya didirikan ibadah sholat Jumat berikut khutbahnya. Nah, di bawah ini teks khutbah Jumat untuk sambut Ramadhan 2024.
Khutbah adalah bagian penting dalam rangkaian ibadah sholat Jumat. Ditilik dari situs resmi Universitas Islam An-Nur Lampung, para ulama berbeda pendapat tentang hukum mendengarkan khutbah Jumat.
Sebagian menyatakan wajib, seperti ulama-ulama Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, Utsman bin Affan hingga Ibnu Mas'ud. Sementara itu, kalangan ulama Syafi'iyah, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Hurairah menghukumi persoalan ini sunnah muakkad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari mana yang benar, sudah sepatutnya umat Islam mendengarkan khutbah Jumat sebaik mungkin. Apalagi menjelang Ramadhan, ustaz-ustaz biasanya akan membawakan materi tentang persiapan menyambut bulan ini.
Sebagai gambaran, di bawah ini detikJogja hadirkan teks khutbah Jumat untuk menyambut Ramadhan. Teks khutbah ini diambil dari situs Nahdlatul Ulama Jombang dan ditulis oleh Ahmad Zaini.
Teks Khutbah Jumat: Bekal Terbaik Sambut Bulan Ramadhan
Hadirin jamaah sholat Jumat rahimakumullah,
Mari bersama-sama kita berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT, dengan melaksanakan sebaik-baiknya apa yang menjadi perintah Allah SWT dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-Nya, sehingga kelak kita termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat, amin, amin ya rabbal 'alamin.
Hadirin jamaah sholat Jumat rahimakumullah,
Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian?
Tak lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya.
Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah tersebut, sehingga kita dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan akhir dari puasa Ramadhan ini, yakni derajat ketakwaan dapat kita raih.
Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya ketika bulan Ramadhan datang, sebagaimana hadits yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ...... (سنن النسائي الجزأ 7 ص. 256: 2079)
Artinya, "Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu beliau berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah SWT mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan.(HR. An-Nasa'i)
Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa yang dipanjatkan menjelang datangnya Ramadhan, yakni: Allâhumma bâriklanâ fî Rajaba wa Sya'bâna, wa ballighna Ramâdlana (ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan) (HR. Ahmad dan Bazzar).
Hadirin jamaah sholat Jumat rahimakumullah,
Berikut ini adalah beberapa sikap sekaligus bekal terpuji yang dilakukan para ulama shaleh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang pantas kita lanjutkan.
Pertama, kita harus menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
Artinya, "Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan."
Kedua, kita perlu menyambut Ramadhan dengan pengetahuan yang dalam. Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna.
Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
Pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak ibadah Ramadhan. Dengan kekayaan pengetahuan kita bisa meraih keutamaan Ramadhan dan mendorong tumbuhnya motivasi dari dalam diri untuk menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, adalah dengan doa. Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis melalui bulan Ramadhan.
Keempat, yaitu dengan tekad dan planning yang matang untuk mengisi Ramadhan. Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning atau perencanaan. Orang-orang saleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis.
Misalnya tekad mengkhatamkan Al-Quran, rutin bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, istikamah menghadiri pengajian dan membaca buku agama, dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Kelima, mempersiapkan materi atau finansial. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi finansial/materi yang diperuntukkan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita. Bulan Ramadhan merupakan bulan muwasasah (bulan santunan, pelipur lara).
Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun sekadar sebiji kurma dan seteguk air.
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga kita memperoleh rahmat, hidayat serta kekuatan untuk dapat mempersiapkan diri secara maksimal, menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Amin.
Demikian teks khutbah Jumat sambut Ramadhan yang dapat dijadikan rujukan oleh para khatib. Semoga bermanfaat!
(apu/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM