10 Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan 2024 yang Singkat dan Informatif

10 Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan 2024 yang Singkat dan Informatif

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Senin, 04 Mar 2024 16:30 WIB
Ilustrasi Ceramah Agama.
Ilustrasi ceramah. Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash
Jogja -

Tinggal menghitung hari, umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan 2024. Biasanya, umat Islam akan menyambut bulan Ramadhan dengan berbagai acara, salah satunya acara ceramah Islami sambut Ramadhan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Biasanya, ceramah islami akan disampaikan pada saat momen penting seperti acara pengajian, doa bersama, hingga kultum sholat.

Sebagai referensi, berikut ini detikJogja rangkum beberapa contoh teks ceramah islami untuk menyambut Ramadhan 2024 yang singkat dan informatif, yang dihimpun dari laman NU Online, Kemenag, dan buku Tausiyah Populer Tradisi Televisi Seputar Ibadah dan Amaliyah Akhlak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumpulan Contoh Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan 2024

1. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Perintah Puasa

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (Surat Al-Baqarah: 183).

Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapat kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat dekat yang lama tidak berjumpa.

ADVERTISEMENT

Kita tentu menyiapkan penyambutan yang istimewa pula. Demikian juga, ketika Ramadhan menjadi tamu istimewa kita. Kita berharap segera menemuinya. Dan, alhamdulillah, mulai malam ini adalah hari-hari yang kita tunggu bersama.

Satu amalan khusus pada Ramadhan yang tidak dijumpai pada bulan-bulan lainnya adalah puasa Ramadhan. Karenanya Ramadhan juga disebut sebagai "syahru shiyam". Dan ternyata perintah puasa tidak hanya ada untuk umat Islam. Jauh sebelum Rasulullah menerima wahyu, umat-umat terdahulu juga mendapatkan perintah yang sama.

Nabi Adam AS setelah diturunkan dari surga bertaubat kepada Allah SWT dan berpuasa selama tiga hari setiap bulan. Itulah yang kemudian dikenal dengan puasa Ayyamul Bidh yang sunnah untuk dikerjakan pada setiap tanggal 13, 14 dan 15 Hijriah setiap bulan.

Nabi Daud AS juga melaksanakan puasa. Puasanya bahkan lebih berat lagi, yakni satu hari puasa dan satu hari berbuka. Inilah yang kemudian kita kenal dengan puasa Daud, hukumnya sunnah bagi umat Muhammad SAW. Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa Allah telah mewajibkan puasa kepada Yahudi selama 40 hari, sedangkan kepada umat Nabi Isa selama 50 hari.

Saat mengetengahkan pembahasan tentang puasa dalam Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq membukanya dengan menerangkan definisi puasa. Yang secara umum berarti menahan. Sedangkan maksudnya menurut istilah kata beliau, "Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat".

Puasa Ramadhan hukumnya wajib berdasarkan Al-Quran, sunnah, dan ijma'. Ia mulai diwajibkan pada hari Senin tanggal 1 Syaban tahun kedua Hijriah.

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah" (QS. Al-Baqarah: 185)

Rasulullah SAW bersabda:

"Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan" (HR. Bukhari Muslim).

Mari kita ikhlaskan niat kita sejak malam ini. Kita bulatkan tekad kita untuk berpuasa pada esok hari semata-mata karena Allah SWT. Kita azzamkan diri kita untuk mengoptimalkan Ramadhan ini sebaik-baiknya. Senantiasa memeriksa hati kita, sehingga niat kita betul-betul karena Allah, bukan karena yang lainnya.

"Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus" (QS. Al- Bayyinah: 5).

Rasulullah SAW juga mewanti-wanti umatnya agar tetap berada dalam keikhlasan, karena tanpa keikhlasan, ibadah apapun yang dilakukan seseorang tidak akan diterima Allah SWT.

2. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Takwa di Bulan yang Suci

Alhamdulillah, memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah, nikmat umur, kesehatan berjumpa kembali dengan bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 M. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada keharibaan Rasulullah SAW beserta keluarga dan para shahabat.

Ramadhan adalah bulan yang suci dan mulia. Bulan yang suci menjadi bulan sarana melebur berbagai dosa dari setiap muslim dan muslimah kurang lebih setahun lalu.

Ramadhan adalah bulan diwajibkannya orang-orang yang beriman untuk berpuasa, sebagai sarana efektif memperbaiki diri meraih gelar takwa di hadapan Allah SWT. Gelar takwa atau Muttaqin adalah gelar mulia yang disediakan bagi mereka yang beribadah puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan.

Gelar Muttaqin inilah membedakan derajat manusia dihadapan Allah SWT. Menjadi kebiasaan bagi umat Islam dibelahan dunia, dari dahulu hingga akhir zaman nanti, bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan.

Bagi umat Islam, tentu menjadi kesempatan terbaik menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan serta mempersiapkan diri beribadah selama sebulan penuh khusus ibadah puasa. Oleh karena itu pada kesempatan ini menyampaikan ceramah menyambut Ramadhan 1445 H/2024 M melalui acara ini mengajak umat Islam memanfaatkan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

Bagi umat Islam bulan suci Ramadhan adalah kesempatan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, menjaga dan memelihara ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dari segela perilaku yang membatalkan ibadah puasa atau mengurangi pahala dari ibadah puasa. Ibadah puasa di bulan mulia ini, diwajibkan untuk orang-orang yang beriman diseluruh dunia bukan sekadar ibadah.

Ibadah puasa di bulan Ramadhan sangat berbeda dengan ibadah lain. Sebab puasa adalah ibadah rahasia, artinya orang itu berpuasa atau tidak hanyalah orang berpuasa itu sendiri dan Allah saja yang mengetahuinya. Oleh karena itu, Allah SWT menilai secara khusus bagi mereka yang berpuasa. Gunakan momen Ramadhan untuk mendapatkan gelar takwa di hadapan Allah SWT.

Mengajak umat beragama untuk menghormati umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagai umat beragama saling menghormati dan menghargai pada setiap momen peribadatan sesuai ajaran agama adalah sikap baik dalam kehidupan beragama.

Perilaku baik adalah wujud dari kehidupan beragama atau pengamalan ajaran agama. Mereka yang tidak berpuasa menghormati dan menghargai untuk mereka yang sedang berpuasa, begitulah sebaliknya menghargai mereka yang tidak atau belum berpuasa adalah sikap terpuji sekaligus mengamalkan ajaran agamanya dengan baik. Perilaku moderat dalam kehidupan beragama sangat diperlukan untuk membangun ikatan persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

Akhirnya kepada umat Islam se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kami mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa tahun 1445 H/2024 M. Semoga ibadah puasa setiap tahun yang dijalankan menjadikan kita sebagai hamba terbaik disisi Allah SWT. Prestasi takwa adalah buah dari ibadah puasa bagi setiap muslim dan muslimah menjalankan ibadah puasa.

3. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Bulan yang Mulia

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Hadirin yang saya hormati,

Di tengah kesibukan dunia yang semakin menggeliat, Allah SWT. memberikan kita anugerah yang luar biasa setiap tahunnya, yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Ramadhan bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjadi waktu untuk merefleksikan kehidupan, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk melakukan introspeksi diri, merenungkan perjalanan spiritual kita, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Saat kita menahan diri dari hal-hal yang dilarang selama puasa, seperti makan, minum, dan perilaku buruk lainnya, kita seharusnya juga menahan diri dari segala bentuk dosa dan kesalahan.

Selama Ramadhan, mari kita tingkatkan ibadah kita, seperti sholat, zikir, dan tilawah Al-Quran. Mari kita manfaatkan malam-malamnya yang penuh berkah dengan melakukan sholat tarawih, membaca Al-Quran, dan berdoa memohon ampunan serta keberkahan bagi diri kita dan umat Islam di seluruh dunia.

Di akhir ceramah ini, saya ingin mengajak kita semua untuk menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan, keikhlasan, dan rasa syukur yang mendalam.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

4. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Kesabaran

Adalah sebuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kita bahwa tahun ini kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Dengan berpuasa pada bulan ini, kita memiliki kesempatan untuk mengasah kesabaran kita.

Melatih kesabaran memang berat dan terkadang pahit, namun buahnya sangat manis.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

"Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn."

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."

Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Apa yang lebih indah, apa yang lebih manis dari kebersamaan dengan Allah. Bahkan dalam surat Ali 'Imran ayat 146, Allah berfirman:

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."

Bukankah sungguh manis jika kita dicintai oleh Allah.

Apa sebenarnya sabar itu? Dalam bahasa Arab, secara bahasa sabar berarti "radhiya" (rida), "tajallada" (mengikat), "tahammala" (bertahan), "ihtamala" (menahan), dan dalam menghadapi sesuatu "fi huduu' wa ithmi'naan" (dalam ketenangan) dan "duuna syakwa" (tanpa mengeluh).

Namun, tentunya untuk mencapai tingkatan itu tidaklah mudah. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

"Wasta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā 'alal-khāsyi'īn."

Artinya: "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."

Mengapa berat? Karena sebagaimana arti bahasanya sendiri, dalam bersabar kita harus mampu menahan diri dan bertahan dari hal-hal yang menggoda kita, dari hal-hal yang tampaknya menyenangkan dan memberikan kenikmatan.

Jika kita berkaca dari kisah Nabi Yusuf dalam Al-Quran. Setidaknya ada 3 jenis kesabaran yang harus kita asah. Yaitu sabar menahan amarah, melawan godaan nafsu, dan menghadapi cobaan.

Bentuk kesabaran yang pertama adalah sabar dalam menahan amarah. Saat Nabi Yakub (ayah Nabi Yusuf) menerima kabar bahwa Nabi Yusuf dimakan oleh serigala, yang ia katakan adalah "fashabrun jamiil". Hal ini terekam dalam Surat Yusuf ayat 189:

"Wa jā`ụ 'alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta'ānu 'alā mā taṣifụn."

Artinya: "Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, 'Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan'."

Kesabaran menahan amarah juga ditunjukkan oleh Nabi Yusuf. Di penghujung kisah Nabi Yusuf, saat Nabi Yusuf telah menjadi orang besar dan para saudaranya yang dahulu kini meminta maaf padanya, beliau tidak memarahi ataupun mencaci maki. Justru beliau berkata, sebagaimana terekam di dalam Al-Quran:

قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

"Qāla lā taṡrība 'alaikumul-yaụm, yagfirullāhu lakum wa huwa ar-ḥamur-rāḥimīn."

Artinya: "Dia (Yusuf) berkata, 'Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang" (Surat Yusuf: 92).

Bayangkan, bukan hanya tidak mencela, beliau bahkan mendoakan dan menghibur saudara-saudaranya tersebut. Luar biasa tingkat kesabaran yang beliau tunjukkan.

Dan sungguh tepat momentum Ramadhan ini kita gunakan untuk lebih bersabar dalam menahan amarah. Dalam kitab shahih Muslim kita menemukan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

‏ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ‏

Artinya: "Jika salah seorang diantara kamu berpuasa, hendaklah dia tidak berkata-kata yang kotor ataupun melakukan perbuatan yang bodoh. Dan jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya bertengkar maka hendaklah ia berkata, 'Sesungguhnya aku seorang yang berpuasa, sesungguhnya aku seorang yang berpuasa'." (HR. Muslim).

Tentu tidak mudah, dan tidak ringan menahan amarah.

Yang kedua, kita harus sabar melawan godaan hawa nafsu. Ketika Nabi Yusuf beranjak dewasa, ia sempat digoda oleh seorang wanita untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Bagaimana sikap beliau? Beliau berlindung kepada Allah dan berlari menjauhi godaan itu. Dalam Surat Yusuf ayat 23, Allah menceritakan kisah ini:

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۗقَالَ مَعَاذَ اللّٰهِ اِنَّهٗ رَبِّيْٓ اَحْسَنَ مَثْوَايَۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

"Wa rāwadat-hullatī huwa fī baitihā 'an nafsihī wa gallaqatil-abwāba wa qālat haita lak, qāla ma'āżallāhi innahụ rabbī aḥsana maṡwāy, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn."

Artinya: "Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, 'Marilah mendekat kepadaku.' Yusuf berkata, 'Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.' Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung."

Yang ketiga, kita juga harus sabar dalam menghadapi musibah. Dalam surat Yusuf Allah mengisahkan bagaimana sang Raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, lalu tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering.

Nabi Yusuf menakwilkan mimpi itu sebagaimana berikut:

"Dia (Yusuf) berkata, 'Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.

Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.

Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur)'." (Surat Yusuf: 47-49).

Dapat kita lihat, bahwa dengan kesabaran, mereka akhirnya bisa melewati cobaan berupa masa-masa yang sulit. Dan tujuh tahun yang sulit itu, saat dilewati dengan penuh kesabaran, akhirnya membuahkan tahun yang manis.

5. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Etos Kerja di Bulan Ramadhan

Pantaskah jika kita mengeluhkan aktivitas kerja saat bulan puasa? Sebagai salah satu amal yang memiliki nilai ibadah, semestinya bekerja, terutama bagi muslim yang sudah memiliki kewajiban mencari nafkah, menjadi salah satu kegiatan bernilai pahala yang akan diganjar berlipat ganda oleh Allah SWT.

Kemandirian ekonomi merupakan salah satu prinsip yang menjadi perhatian agama Islam. Sehingga, Islam juga sangat mengapresiasi umat muslim yang memiliki semangat etos kerja tinggi, terlebih jika ia sudah memiliki kewajiban untuk menafkahi keluarga. Dalam satu sabdanya Rasulullah menyampaikan:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Artinya: "Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri" (HR Al-Bukhari).

Jika kita amati dengan seksama, pengambilan contoh Nabi Adam AS sebagai salah satu potret sosok yang memiliki semangat etos kerja tinggi menyiratkan pesan bahwa umat terdahulu saja sudah menjunjung tinggi kemandirian ekonomi, apalagi umat Nabi Muhammad SAW yang menyandang status umat terbaik dibanding generasi sebelum-sebelumnya.

Hanya, kehadiran bulan suci Ramadhan kadang dianggap "membebani" oleh sebagian umat muslim yang menilainya sebagai momen penghambat produktivitas dan penurunan etos kerja. Kondisi tubuh yang lapar dan haus membuat bulan puasa kadang dikambinghitamkan oleh sebagian orang sebab menurunkan stamina tubuh.

Padahal, seharusnya Ramadhan menjadi momentum bagi setiap Muslim untuk lebih giat lagi dalam bekerja. Sebagai salah satu aktivitas yang memiliki nilai pahala, semangat etos kerja di bulan puasa memiliki nilai ganjaran lebih dibanding pada bulan-bulan lainnya. Bukankah Rasulullah SAW selalu memberi motivasi kepada para sahabat ketika hendak menyambut Ramadhan:

أَيُّهَا الَّناسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلِهِ تَطَـوُّعاً. مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ

Artinya: "Wahai manusia sekalian, telah tiba bulan yang agung lagi mulia. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dibanding seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya wajib dan sholat malamnya sebagai amal sunnah. Barangsiapa melakukan satu ibadah sunnah pada bulan ini, maka pahalanya setara dengan satu ibadah wajib di bulan lainnya. Dan barangsiapa menunaikan satu ibadah wajib pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan tujuh puluh ibadah wajib di bulan lainnya" (HR Ibnu Khuzaimah).

Untuk itu, kita harus menyadari bahwa selain sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menciptakan kemandirian ekonomi, bekerja dengan baik di bulan Ramadhan juga memiliki nilai pahala lebih, apalagi Rasulullah sudah menyampaikan bahwa bekerja memiliki sejumlah pahala yang beragam.

Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa salah satu ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan adalah bersedekah. Seorang muslim yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya akan memperoleh pahala sedekah. Dalam satu hadits diriwayatkan,

عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيَكْرِبَ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ

Artinya: "Dari Miqdam bin Ma'diyakrib az-Zubaidi, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:

"Usaha terbaik seorang laki-laki adalah usaha dari hasil tangannya sendiri. Dan apa-apa yang diinfakkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah" (Ibnu Majah).

Selain memiliki nilai sedekah, bekerja mencari nafkah juga menjadi salah satu penghapus dosa yang paling ampuh. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa jerih payah mencari nafkah bisa menjadi penebus dosa yang tidak bisa dilakukan oleh amal-amal ibadah lain. Dalam satu hadits diriwayatkan:

عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مِنَ الذُّنُوْبِ ذُنُوْبٌ لَا يُكَفِّرُهَا إِلَّا الْهَمُّ بِطَلَبِ المَعِيْشَةِ

Artinya: "Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, 'Dari sekian dosa terdapat jenis dosa yang tidak dapat ditebus kecuali dengan kesusahan (perjuangan) dalam mencari penghidupan (keluarga)'." (HR at-Thabrani, Abu Nu'aim, dan al-Khatib).

Meraih surga merupakan idaman bagi setiap Muslim. Bagaimana tidak? Surga disebutkan sebagai tempat terbaik yang keindahannya tidak bisa dibayangkan oleh siapapun.

Bisa memasukinya tentu sebuah prestasi Muslim yang sangat dibanggakan. Salah satu amal ibadah yang bisa mengantarkan seorang hamba ke tempat mulia ini adalah bekerja untuk menafkahi keluarga. Dalam satu hadits diriwayatkan:

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَأَنْفَقَ عَلَيْهِنَ وَ أَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ حَتَّى يُغْنِيَهُنَّ اللهُ عَنْهُ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ الجَنَّةَ أَلْبَتَّةَ أَلْبَتَّةَ إِلَّا أَنْ يَعْمَلَ عَمَلًا لَا يُغْفَرُ لَهُ

Artinya: "Siapa saja yang memiliki tiga putri, lalu memenuhi nafkah mereka dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga Allah menjadikan mereka mandiri terhadap ayahnya, niscaya Allah jadikan surga untuknya. Sudah pasti. Kecuali ia mengamalkan jenis dosa yang tidak dapat diampuni (seperti syirik)" (HR Al-Kharaithi).

6. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Keistimewaan Ramadhan

Ramadhan kembali membawa beribu sukacita, menjanjikan berjuta pahala. Merugilah mereka yang melewatinya secara sia-sia, karena siapa saja yang diharamkan meraih kebaikannya di dalam Ramadhan jangan berharap meraih kebaikan di bulan lainnya.

Ramadhan adalah bulannya Allah, bulan Quran, bulan kesabaran, bulan ketakwaan, bulannya segala kebaikan. Begitulah Ramadhan banyak gelar dan namanya, yang demikian itu dikarenakan Ramadhan memiliki tingkat spesial atau keistimewaan yang tinggi.

Kesan istimewa Ramadhan begitu tegas dan mencolok terlihat, lewat sikap Rasulullah SAW dalam interaksi ibadahnya di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Namun, akan semakin deras kedermawanannya ketika bulan Ramadhan. Ibnu Abbas RA meriwayatkan:

"Adalah Rasulullah manusia yang paling dermawan. Dan beliau akan semakin dermawan di bulan Ramadhan ketika Jibril AS menjumpainya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW adalah hamba yang paling giat ibadahnya. Namun, akan semakin bertambah ketika di bulan Ramadhan. Dari 'Aisyah RA, ia berkata:

"Adalah Rasulullah ketika masuk 10 malam terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Menghidupkan malam maksudnya adalah mengisi malam dengan ibadah dan mengencangkan ikat pinggang adalah bersungguh-sungguh dan meningkatkan kekhusyukan.

Bukan hanya Rasulullah SAW yang mengesankan bahwa Ramadhan adalah bulan yang istimewa, akan tetapi Allah Ta'ala pun mengisyaratkan hal yang demikian pula. Kita tentu paham bahwa setiap amal baik dilipatgandakan pahalanya oleh Allah mulai dari 2, 7, 10, sampai 700x lipat terserah Allah yang akan melipat gandakannya.

Dalil yang menunjukkan dilipatgandakannya pahala banyak sekali baik di dalam Al-Quran maupun al-Hadits. Namun tidak untuk pahala puasa. Pun para malaikat sebagai bendahara pahala yang biasa mencatat dan menyampaikan pahala, mereka tidak berwenang untuk membayarkan pahala puasa kepada para hamba. Hanya Allah-lah yang mempunyai kewenangan itu.

Di dalam hadits Qudsi, Allah SWT berfirman:

"Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan mengganjarnya."

Begitu istimewanya puasa hingga Allah SWT langsung yang mengganjar pahala atas makhluk-Nya, dan dengan hak dari Allah besarnya pahala pun atas kehendak-Nya.

Ramadhan adalah bulan istimewa. la datang kepada kita sebagai tamu istimewa. Oleh karena itu berikan sikap yang istimewa pula dalam menyambut dan melayaninya. Bagaimana mungkin kita bersikap hambar dan hampir tanpa riak jika Allah, Rasul-Nya serta para malaikat-Nya bersikap istimewa terhadap Ramadhan.

Semoga Ramadhan menjadikan kita orang yang "Istimewa".

7. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Teladan Rasulullah SAW di Bulan Ramadhan

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwasanya Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, rahmat, dan maghfirah. Di dalamnya terlimpah fasilitas dari Allah SWT yang diberikan kepada kita untuk mencapai ridho-Nya.

Ketika Ramadhan, terdapat momentum puasa sebagai wujud komunikasi vertikal yang intensif dengan Allah SWT. Selain berdimensi vertikal, puasa juga berdimensi sosial horizontal. Oleh karena itu banyak sekali jalan yang Allah SWT ciptakan agar dapat kita tempuh menuju keridhoan-Nya.

Sebagai seorang muslim yang memiliki sosok teladan sepanjang hayat, Rasulullah SAW, kita bisa mengetahui panduan kebaikan darinya, tentang apa yang beliau lakukan selama Ramadhan berlangsung.

Hal pertama yang bisa kita teladani dari Rasulullah SAW ketika Ramadhan ialah membaca Al-Quran. Dari Ibnu Abbas berkata:

"Rasulullah SAW adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah SAW orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus" (HR. Bukhari).

Pada setiap malam di bulan Ramadhan, Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW dan menemuinya untuk mendengarkan Rasulullah SAW membaca Al-Quran.

Membaca Al-Quran adalah hal paling intensif yang dilakukan Rasulullah SAW ketika Ramadhan, membaca Al-Quran juga merupakan salah satu fitur atau instrumen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, guna mencapai ridho-Nya, serta memasuki pintu-pintu rahmat-Nya.

Membaca Al-Quran tentu bukan hanya membacanya semata, namun ketika membacanya, hati kita menjadi tenang, peka, sensitif terhadap diri kita sendiri, terhadap hubungan kita kepada Allah SWT, ataupun sesama manusia. Misalnya hati kita menjadi sensitif terhadap realitas yang sedang kita hadapi, sehingga dapat mengambil langkah-langkah produktif untuk mendatangkan kebaikan bagi umat Islam, masyarakat, bangsa dan negara.

Berikutnya, hal yang patut diambil dan ditiru kebaikannya dari Rasulullah SAW adalah tentang kedermawanan diri. Tertera dalam hadits bahwasanya Rasulullah SAW merupakan seorang yang dermawan, dan dia semakin dermawan ketika Ramadhan tiba.

"Adalah Nabi صلى الله عليه وسلم orang yang paling dermawan dalam kebaikan dan sifat dermawannya semakin bertambah pada bulan Ramadhan" (HR. Bukhari dan Muslim).

Salah satu transformasi yang bisa kita pahami dari puasa ialah membentuk pribadi manusia yang dermawan. Pada saat Ramadhan, kita melatih untuk ikut merasakan penderitaan orang-orang miskin, merasakan laparnya orang-orang yang setiap hari merasakan lapar.

Bulan Ramadhan juga menjadi kesempatan bagi kita menjadi orang yang bertakwa, yaitu dengan melakukan sesuatu untuk memitigasi (membantu) orang-orang yang lapar.

Rasulullah SAW memberikan contoh kepada kita untuk menjadi orang yang dermawan, terlebih ketika Ramadhan tiba. Beliau SAW mengajarkan kita untuk senang berderma, berinfaq, dan bershadaqah.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk merefleksikan diri sebagai pribadi yang bertakwa, berderma, berbakti dan membantu orang-orang tidak mampu.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anfal ayat 2:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ - ٢

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal" (Surat Al-Anfal [8]: 2).

Semakin kita membaca Al-Quran, kita bisa semakin bertransformasi menjadi umat yang bertakwa, yang diridai oleh Allah SWT.

Mari kita membaca Al-Quran, menghayati maknanya, menjadikan Al-Quran sebagai perspektif dalam setiap langkah, aktivitas kita, maupun setiap kebijakan yang diambil. Al-Quran merupakan rujukan, referensi, penjaga yang dapat terus menunjukkan kebaikan sehingga bisa mendatangkan kemaslahatan.

Hal ketiga yang bisa kita teladani dari sosok Rasulullah SAW adalah memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa. Dalam sabda Rasulullah SAW, bahwasanya:

"Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu" (HR. Nasa'i dan Tirmidzi).

Memberi makanan berbuka kepada orang berpuasa adalah refleksi transformasi kepribadian yang dibentuk selama Ramadhan. Jadi marilah kita berlomba-lomba berderma, memberi makanan untuk berbuka puasa bagi mereka yang berpuasa.

Selama Ramadhan, Rasulullah SAW senantiasa berdoa:

"Tiga orang yang tidak akan tertolak (doanya), yaitu doa orang tua bagi anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir" (HR. Baihaqi).

Bulan Ramadhan merupakan bulan maghfirah, bulan dikabulkannya segala doa, mari kita intensifkan komunikasi vertikal kepada Allah SWT dengan berdoa.

Hal berikutnya yang terus Rasulullah SAW lakukan selama bulan Ramadhan adalah sholat malam (Qiyamul Lail), seperti tarawih, witir, tahajjud.

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا - ٧٩

Artinya: "Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji" (Surat Al-Isra [17]: 79).

Mari kita jadikan puasa pada tahun ini lebih berkualitas daripada tahun lalu. Puasa berkualitas ialah puasa yang mampu mentransformasikan diri kita menjadi pribadi yang bertakwa, menjadi perisai terhadap diri, dan mampu memproteksi diri dari hal-hal yang tidak dikehendaki Allah SWT.

Marilah kita bersyukur karena masih diperkenankan oleh-Nya untuk menjalani ibadah pada Ramadhan tahun ini.

8. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Bulan Penuh Rezeki

Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditentukan untuk berpuasa merupakan bulan yang diturunkan (permulaan). Al-Quran sebagai petunjuk manusia dan memberikan penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda atas segala yang haq dan batil.

Bagi siapa saja yang menetap tinggal dalam suatu negeri di bulan itu, maka wajiblah ia berpuasa, tetapi bagi siapa saja yang sedang sakit atau dalam perjalanan (berbukalah), tetapi ia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya di waktu yang lain.

Bila kita amati secara sosial, keberkahan bulan Ramadhan juga dapat dirasakan seluruh kalangan. Bukan saja bagi umat Islam sendiri, tetapi juga dirasakan umat beragama lainnya.

Bagi para pedagang dalam menyambut dan berakhirnya bulan Ramadhan selalu meraih keuntungan yang lebih di luar bulan ini. Bulan Ramadhan memberikan lebih banyak orang untuk memperoleh rezeki, orang yang tadinya menganggur sekarang bisa berjualan makanan berbuka puasa, seperti kolak, sayur dan lain-lain.

Juga para pedagang akan memperoleh keuntungan yang lebih besar karena di bulan ini kebutuhan orang akan meningkat sehingga dengan banyaknya kebutuhan otomatis permintaan akan barang dan jasa akan meningkat pula, dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa otomatis akan meningkat pula penghasilan pedagang atau penyedia barang dan jasa.

Banyak sekali pedagang bermunculan. Yang tadinya bukan pedagang berubah seketika menjadi pedagang. Yang tadinya pegawai ikut mempergunakan kesempatan untuk berdagang.

Ibu-ibu yang biasanya menganggur, saat Ramadhan giat sekali membuat kue untuk dijual, menjajakan pakaian, menerima jahitan, dan sebagainya. Yang patut dicatat adalah jarang sekali mereka yang merugi dalam perniagaan di bulan Ramadhan. Mungkin inilah keberkahan Allah melalui bulan yang penuh rezeki.

Di bulan Ramadhan ini adalah berkah pula bagi golongan non muslim, karena mereka bisa ikut serta dan berkesempatan di Ramadhan ini untuk menambah penghasilannya dengan menjajakan kebutuhan yang dibutuhkan pada saat Ramadhan dan lebaran.

Begitu pula pihak lain seperti karyawan misalnya, akan ikut merasakan keberkahan bulan Ramadhan karena memperoleh rezeki yang berlebih yang biasanya diperoleh menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Biasanya mereka memperoleh rezeki tambahan tersebut dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR) dengan penyesuaian gaji atau honor yang mereka peroleh masing-masing.

Selain memberikan keberkahan rezeki di bulan Ramadhan, Allah juga memerintahkan untuk membelanjakan rezeki dengan benar.

"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual-beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim" (QS. Al-Baqarah: 254)

9. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Obral Pahala

Bulan Ramadhan bisa dikatakan bulan obral pahala. Pada bulan ini Allah SWT mengobral surga-Nya dengar melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang melakukan kebajikan. Maka tidak heran jika pada bulan ini kita dapati orang-orang membaca Al-Quran di mana-mana, banyak melakukan sedekah, kebajikan lainnya.

Bulan ini juga bisa dikatakan sebagai bulan pengubahan. Semua berlomba-lomba menjadi lebih Islami. Seperti tayangan televisi dan para pengisinya menampilkan ciri yang Islami.

Orang-orang mulai tidak ragu untuk menggunakan jilbab atau kerudung bagi yang perempuan, dan baju koko plus peci bagi yang laki-laki. Al-Quran dibawa ke mana-mana. Masjid-masjid menjadi lebih ramai dari biasanya. Begitu pula majelis-majelis taklim.

Bulan Ramadhan dapat juga disebut bulan obral surga. Karena Allah membuka selebar-lebarnya pintu taubat bagi hamba-Nya yang memohon ampunan. Itulah Ramadhan sebagai momen meraih hadiah dari Allah SWT, sehingga dirindu umat Islam juga semua manusia.

Itu sebabnya orang beriman menginginkan supaya semua bulan adalah bulan Ramadhan. Juga boleh dianggap sebagai tamu istimewa. Maka kewajiban kita (umat Islam) menyambut kedatangannya dengan sukacita dan memuliakannya. Untuk menyambut kedatangan bulan obral surga ini, perlu adanya persiapan.

Pertama, bertaubat nasuha. Seseorang menyesali perbuatan buruk yang telah dilakukan seraya memohon ampun kepada Dzat Yang Maha Pengampun. Juga berjanji untuk selalu berpegang teguh kepada syariat Islam dan menyerahkan jiwa raga dan harta di jalan Allah.

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka" (QS. At-Taubah: 112).

Kedua, meyakinkan diri kita bahwa kemuliaan, derajat tinggi dan kejayaan yang hakiki tidak akan tercapai kecuali dengan iman. Di antara derajat yang dimiliki bulan Ramadhan bahwa di dalamnya terdapat malam yang lebih mulia dari seribu bulan.

Ketiga, jiwa dan raga yang istiqamah, lurus dan konsisten. Ini bisa terwujud melalui cara mencintai Allah SWT melebihi cinta kepada selain-Nya.

Di dalam berpuasa, ketika suatu perkara yang disenangi bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka orang yang berpuasa tersebut akan mendahulukan cintanya kepada Allah dan menahan diri dari yang diharamkan oleh Allah SWT.

Keempat, memperbanyak dzikir. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidakkah aku memberitahukan pada kalian tentang amal yang paling mulia di sisi Tuhan kalian (Allah), derajatnya tertinggi di antara amal kalian. Amal tersebut lebih mulia dibanding menginfakkan emas dan perak, lebih mulia dari pertempuran dengan musuh kalian, hingga kalian meninggal secara syahid."

Para sahabat menjawab, "Dengan senang hati, ya Rasulullah."

Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Amal tersebut adalah dzikir kepada Allah Yang Mulia."

Kita berharap semoga Allah memberi kemudahan kepada kita untuk bisa mengoptimalkan Ramadhan. Kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk beribadah dan beramal saleh. Semoga tahun ini menjadi Ramadhan yang terbaik sepanjang hidup yang telah kita jalani, dan membekas dalam diri yang terasa sampai Ramadhan berikutnya.

10. Teks Ceramah Islami Sambut Ramadhan tentang Amalan Terbaik di Bulan Ramadhan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. Selama bulan Ramadhan, terdapat banyak amalan yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Namun, ada satu amalan yang dianggap sebagai amalan terbaik di bulan Ramadhan, yaitu puasa.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Amalan terbaik umatku adalah puasa." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya amalan puasa dalam Islam dan betapa besar pahala yang bisa kita dapatkan dari amalan ini.

Dalam hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa dan sholat akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pelakunya." Hal ini menunjukkan betapa besar keberkahan dan pahala yang bisa kita dapatkan dari amalan puasa.

Selain itu, amalan terbaik lainnya yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan adalah berinfaq. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT berfirman:

"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan betapa besar keberkahan dan pahala yang bisa kita dapatkan dari berinfaq di jalan-Nya. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berinfaq dan melakukan amal kebaikan lainnya di bulan Ramadhan.

Selain itu, selama bulan Ramadhan juga disunahkan untuk melakukan i'tikaf. I'tikaf adalah mengisolasi diri di dalam masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa melakukan i'tikaf selama sepuluh hari di bulan Ramadhan, maka dia seperti orang yang melakukan ibadah di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan."

Hal ini menunjukkan betapa besar keberkahan dan pahala yang bisa kita dapatkan dari melakukan i'tikaf di bulan Ramadhan.

Maka, mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk melakukan amalan terbaik di bulan Ramadhan, seperti puasa, berinfaq, dan melakukan i'tikaf. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Demikian kumpulan contoh teks ceramah Islami tentang menyambut bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat!




(cln/apu)

Hide Ads