Sejoli Otaki Pembunuhan Motif Cinta Segitiga, Salah Satunya Caleg DPR

Nasional

Sejoli Otaki Pembunuhan Motif Cinta Segitiga, Salah Satunya Caleg DPR

Tim detikcom - detikJogja
Senin, 04 Mar 2024 12:01 WIB
Polisi menggelar olah TKP pembunuhan wanita berselimut di Banjar. Rekonstruksi dilakukan di kawasan Bogor yang jadi lokasi awal pembunuhan. (Solihin/detikcom)
Foto: Polisi menggelar olah TKP pembunuhan wanita 'berselimut' di Banjar. Rekonstruksi dilakukan di kawasan Bogor yang jadi lokasi awal pembunuhan. (Solihin/detikcom)
Jogja -

Pembunuhan bermotif cinta segitiga terjadi di Bogor, Jawa Barat. Pembunuhan ini diotaki oleh sejoli Devara Putri Prananda (DP, 25) dan Didot Alfiansyah (DA, 24).

Dilansir detikNews, Senin (4/3/2024), korban bernama Indriana Dewi Eka Saputri (24). Korban tewas dibunuh oleh pembunuh bayaran, Muhammad Reza (MR) lalu mayatnya dibuang di Banjar, Jawa Barat. Kasus ini berhasil diungkap oleh kepolisian.

Motif Cinta Segitiga

Dirkrimum Polda Jawa Barat Kombes Surawan mengungkap motif pembunuhan dilatari cinta segitiga. Tersangka Devara merasa cemburu karena kekasihnya, Didot juga menjalin hubungan asmara dengan Indriana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kira-kira seperti itu (cinta segitiga). Jadi karena cemburu kemudian melakukan ini," ujar Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat Kombes Surawan usai olah TKP di Jl Bukit Pelangi, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jumat (1/3).

Sementara itu, Kanit 1 Ranmor Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar AKP Luhut Sitorus mengatakan mulanya Didot berpacaran dengan Devara. Namun, rupanya Didot juga menjalin hubungan dengan korban.

ADVERTISEMENT

"Awal pacaran dengan DP, kemudian 7 bulan terakhir pacaran sama korban," kata Luhut.

Hingga kemudian Didot ingin kembali lagi kepada Devara. Di sisi lain, Devara tidak mau melihat korban Indriana lagi sehingga tercetuslah ucapan Devara 'terserah mau kau bunuh asal dia tak ada di dunia'.

"Karena korban sering dugem, pelaku DA mau kembali lagi ke pacarnya yang ini (tersangka DP), tapi perempuan ini bilang 'Saya nggak mau kalau dia masih ada di dunia ini'," kata Luhut.

"Terserah mau kau bunuh, mau apa, saya nggak mau dia ada di dunia ini," imbuh Luhut menirukan ucapan Devara.

Didot dan Devara kemudian menyewa pembunuh bayaran, Muhammad Reza (MR). MR dijanjikan dihadiahi Rp 50 juta untuk menghabisi nyawa Indriana.

Sosok Devara Caleg DPR

Devara ternyata seorang caleg DPR. Dirkrimum Polda Jawa Barat Kombes Surawan awalnya mengonfirmasi pelaku inisial DP adalah Devara.

"Iya (namanya Devara Putri Prananda)," kata Surawan saat dimintai konfirmasi, Minggu (3/3).

Berdasarkan informasi di situs infopemilu.kpu.go.id, Devara Putri Prananda terdaftar sebagai caleg dari Partai Garuda di dapil Jawa Barat IX meliputi Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.

Saat dimintai konfirmasi, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat Hedi Ardia membenarkan nama Devara Putri Prananda terdaftar sebagai caleg DPR di wilayah itu.

"Betul," katanya.

Terpisah, Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan nama Devara Putri Prananda memang terdaftar sebagai caleg di partainya. Namun dia mengaku tak mengenali langsung sosok Devara.

"Secara nama ya sama, tapi saya tidak tahu apakah itu orang yang sama, karena tidak kenal secara langsung," kata Teddy kepada wartawan.

Kasus Pembunuhan

Dilansir detikNews, tersangka MR (24), eksekutor Indriana sempat dijanjikan bayaran Rp 50 juta oleh otak pembunuhan, DA dan DP. Akan tetapi, MR hanya dibayar Rp 15 juta ditambah handphone merek iPhone.

"Memang ada (bayaran untuk eksekutor). Waktu itu pengakuan dari si DA ini (eksekutor) dibayar 50 juta. Kan aktornya DA dan DP, kemudian DA mencari eksekutor dan dijanjikan uang lah kepada eksekutornya sebanyak 50 juta," kata Direktur Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Surawan usai olah TKP di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat (1/3).

Pada Rabu (21/2) pukul 12.30 WIB, para pelaku membawa mayat korban menuju Pangandaran melalui Tol Cipali. Mayat korban didudukkan di jok belakang dan mulutnya dipakaikan masker seolah-olah sedang tidur.

"Sesampainya di Kabupaten Kuningan, mobil Avanza hitam tersebut mengalami kerusakan, kemudian dinaikkan ke atas towing dan diturunkan di Red Doors Hotel Cisaga Indah. Sampai hotel tanggal 22 Februari pukul 06.00 WIB," kata Dirkrimum Polda Jabar Kombes Surawan, Minggu (3/3).

Kemudian siang harinya, para pelaku menghubungi towing agar mobilnya dibawa ke bengkel yang ada di dekat Tugu Gajah. Mobil tersebut harus 'menginap' di bengkel untuk diperbaiki. Kemudian, di tengah malam Jumat (23/2), para pelaku membuang mayat Indriana di dekat Tugu Gajah. Sebelum dibuang, mayat Indriana dibungkus dulu dengan selimut.




(rih/ams)

Hide Ads