7 Amalan Nisfu Syaban dan Keutamaannya

7 Amalan Nisfu Syaban dan Keutamaannya

Muhammad Rizqi Akbar - detikJogja
Rabu, 21 Feb 2024 13:25 WIB
Masjid Amru bin Ash, Mesir
Ilustrasi Nisfu Syaban Foto: (Istimewa)
Jogja -

Malam Nisfu Syaban merupakan malam mulia di bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Ada sejumlah keutamaan yang bisa diraih umat Islam saat malam Nisfu Syaban dengan menunaikan sejumlah amalan.

Seperti diketahui, Nisfu Syaban merupakan satu hari di pertengahan bulan Syaban yang jatuh pada tanggal 15 Syaban. Tahun ini, Nisfu Syaban bertepatan dengan 25 Februari 2024. Namun, apabila mengikuti pergantian hari dalam hitungan Hijriyah, maka malam hari 24 Februari 2024 sudah memasuki malam Nisfu Syaban.

Malam Nisfu Syaban sangat istimewa dan dijelaskan beberapa kali di dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Untuk memahaminya, berikut ini penjelasan amalan dan keutamaan Nisfu Syaban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Nisfu Syaban

Menurut laman resmi NU, Nisfu Syaban adalah momen istimewa pada bulan Syaban. Sebab, di malam tersebut, Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa hamba-Nya. Maka dari itu, malam Nisfu Syaban disebut juga sebagai lailatul maghfirah atau malam pengampunan.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat.

ADVERTISEMENT

Amalan Nisfu Syaban

Sebagai informasi, ada beberapa amalan sunnah yang dapat dilaksanakan pada saat Nisfu Syaban. Berikut penjelasannya.

1. Membaca Doa Nisfu Syaban

Umat Islam dianjurkan untuk membaca doa sebanyak mungkin untuk menyambut Nisfu Syaban. Seorang muslim dapat membaca doa Nisfu Syaban seperti yang tertera dalam Kitab Maslakul Akhyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya berikut:

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allahumma ya dzal manni wa la yumannu 'alaik, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in'am, la ilaha illa anta zhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma'manal kha'ifin.

Allahumma in kunta katabtani 'indaka fî ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullahumma fî ummil kitabi syaqawati wa hirmani waqtitara rizqi, waktubni 'indaka sa'idan marzuqan muwaffaqan lil khairat.

Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.

Artinya: Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.

Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar--di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauhul Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.


2. Membaca Syahadat Sebanyak-banyaknya

Dua kalimat syahadat termasuk dalam kalimat mulia dan sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun, terutama pada malam Nisfu Syaban. Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi'nânul Qulûb Bidzikri 'Allâmil Ghuyûb menyatakan:

"Seharusnya seorang muslim memanfaatkan waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan rajin membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, terutama pada bulan Syaban dan malam pertengahannya."

3. Memperbanyak Istighfar

Selain memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak baca istighfar.

Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan kesalahan. Itulah sifat manusia, yang dalam kesehariannya sering kali terjatuh dalam dosa. Meskipun demikian, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan bagi siapa pun yang meminta.

Oleh karena itu, tindakan meminta ampunan (istighfar) sangat ditekankan, terutama di malam Nisfu Syaban. Sayyid Muhammad bin Alawi dalam karyanya, Ithmi'nânul Qulûb, menjelaskan,

"Istighfar merupakan amalan utama yang seharusnya menjadi kebiasaan bagi umat Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti bulan Syaban dan malam pertengahannya."

"Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits. Pada bulan Syaban, dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan," tambah Sayyid Alawi.

4. Puasa Nisfu Syaban

Amalan berikutnya adalah berpuasa. Puasa di pertengahan bulan Syaban hukumnya sunnah sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:

"Jika tiba waktu malam nisfu Syaban, maka beribadahlah dimalamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan rahmat-Nya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman, 'Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rezeki akan Aku beri rezeki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya, sampai waktu terbitnya fajar (matahari)." (HR. Ibnu Majah).

5. Membaca Yasin

Amalan sunnah ini didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar. Nabi Muhammad SAW bersabda:

يَنزِلُ اللهُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ شَيْءٍ، إلَّا لِرَجُلٍ مُشْرِكٍ أَوْ رَجُلٍ فِي قَلْبِهِ شِحْنَاءٌ

Artinya, "Allah swt turun ke langit dunia pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu, kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan)." (HR al-Baihaqi).

Di malam tersebut, banyak masyarakat yang membaca Surat Yasin tiga kali, sambil memperbanyak berdoa.

Yasin pertama diniatkan untuk panjang umur dalam kondisi taat dan patuh pada Allah. Yasin kedua diniatkan untuk tolak balak seumur hidup. Sementara, Yasin ketiga diniati meminta kekayaan dan kecukupan selama hidup.

6. Sholat Sunnah

Amalan lainnya saat Nisfu Syaban adalah menunaikan sholat sunnah. Umat Islam dianjurkan mengerjakan sholat sunnah, seperti sholat hajat, sholat taubat, dan sholat tasbih.

7. Memperbanyak Dzikir

Amalan nisfu selanjutnya adalah berdzikir. Dalam dzikir, umat Islam dapat mengucap tahmid dan takbir sebanyak 100 kali. Setelah itu, dilanjutkan dengan sholawat nabi sebanyak 100 kali dan dzikir-dzikir lainnya kepada Allah SWT.

Keutamaan Nisfu Syaban

Menurut penjelasan Abdurrahman Ahmad dalam buku '12 Bulan Mulia: Amalan Sepanjang Tahun', malam Nisfu Syaban memiliki banyak keutamaan. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Malam Pengabulan Doa

Diriwayatkan dari Abu Darda RA, bahwa Nabi SAW bersabda,

لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يَهْبِطُ الرَّحْمَنُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَنْظُرُ إِلَى أَعْمَالِ الْعِبَادِ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفَرِينَ وَيَتُوْبُ عَلَى التَّوَّابِينَ وَيَسْتَجِيبُ لِلسَّائِلِينَ وَيُكْفِي لِلْمُتَوَكَّلِينَ وَيَدَعُ أَهْلَ الضَّغَائِنِ لَا يَفْعَلُ بِهِمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ وَيَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا لِمَنْ شَاءَ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ قَاتِلِ نَفْسٍ حَرَّمَهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ مُشَاحِنٌ.

"Tepat pada malam Nisfu Syaban Yang Maha Pengasih (Allah) Azza wa Jalla turun ke langit bumi melihat amal para hamba- Nya. Dia pun mengampuni dosa orang-orang yang memohon ampunan dari-Nya, menerima tobat orang yang bertobat, mengabulkan doa orang yang berdoa, dan memberikan kecukupan bagi yang bertawakal kepada-Nya. Membiarkan pendengki dengan kedengkian mereka dan tidak melakukan apa pun terhadap mereka (menunda azab mereka) serta mengampuni doa-doa hamba yang Dia kehendaki, kecuali (si syirik, orang yang membunuh diri (yang telah diharamkan Allah) dan pendengki"

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ: أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ وَلَيْلَةُ النَّحْرِ.

Artinya:

"Lima malam saat doa di dalamnya tidaklah ditolak Allah: malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Jum'at, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha" (HR Baihaqi)

2. Malam Pengampunan Dosa

Rasulullah SAW bersabda

إِنَّ اللَّهَ لَيَطْلُعُ لَيْلَةَ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا رَجُلَيْنِ: مُشْرِكٌ وَمُشَاحِنٌ.

Artinya:

"Sesungguhnya Allah mengawasi (manusia) pada malam Nisfu Syaban, Dia mengampuni semua ahli bumi, kecuali dua orang (yang tidak mendapatkan ampunan-Nya): orang musyrik dan orang yang mendengki (pembenci)." (HR Ahmad)

3. Malam Pembebasan dari Api Neraka

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW pernah berkata:

أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَقَالَ: هَذِهِ اللَّيْلَةُ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلِلَّهِ فِيهَا عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ بِعَدَدِ شُعُوْرٍ غَنَمِ كَلْبِ، لَا يَنْظُرُ اللَّهُ فِيهَا إِلَى مُشْرِكٍ وَلَا إِلَى مُشَاحِنٍ وَلَا إِلَى قَاطِع رَحِمٍ وَلَا إِلَى مُسْبِلٍ وَلَا إِلَى عَاقٍ لِوَالِدَيْهِ وَلَا إِلَى مُدْمِنِ خَمْرٍ.

Artinya:

"Jibril telah mendatangiku dan berkata, "(Wahai Muhammad!) Malam ini adalah malam Nisfu Syaban, di dalamnya Allah membebaskan manusia dari siksaan api neraka sebanyak bulu kambing Bani Kilab. Hanya beberapa orang yang tidak dilihat Allah pada malam itu: orang musyrik, orang yang di dalam hatinya memendam kebencian, orang yang memutuskan tali silaturahmi, orang sombong lagi riya, orang yang durhaka terhadap orang tua, dan pemabuk."

Demikian penjelasan mengenai amalan dan keutamaan Nisfu Syaban. Semoga bermanfaat, Dab!




(par/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads