Lembaga survei LSI Denny JA telah menyampaikan hasil hitung cepat atau quick count dari pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) di Pemilu 2024. Hasilnya, ada perbedaan suara PDIP cukup signifikan dengan suara Capres Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
Diketahui dari hasil quick count LSI Denny JA, pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran unggul dengan 58,15%. Sedangkan dalam kategori Pileg PDIP unggul dari partai lainnya dengan perolehan suara 16,82%.
Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menyebut adanya fenomena split ticket voting dalam anomali ini. Fenomena ini terjadi khususnya di PDIP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengapa terjadi perbedaan pemenang pilpres dengan pemenang pemilu legislatif? Alasan pertama yang kami temukan pada perilaku pemilih sebagai split ticket voting. Split ticket voting ini dalam survei yang kita kerjakan di akhir Januari sampai 6 Februari 2024 ini menunjukkan split ticket voting terjadi di beberapa partai, khususnya terjadi di PDIP," kata Adjie dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring di YouTube LSI Denny JA, dilansir detikNews, Kamis (15/2/2024).
Adjie menjelaskan faktor kedua yang menyebabkan adanya anomali antara suara PDIP dengan capres yang diusungnya. Dia menyinggung soal faktor kerja calon legislatif (caleg) di Pemilu 2024.
"Caleg-caleg DPR atau level nasional di partai-partai terutama partai lama mampu mengangkat suara partai karena mereka juga punya kepentingan untuk lolos DPR. PDIP dan Golkar ini di dapil-dapil punya komposisi caleg yang kuat minimal mereka ada 3 sampai 4 caleg yang bekerja yang bisa menyumbang suara sehingga secara nasional mereka mampu mendongkrak suara partai," tutur Adjie.
Adjie lalu menjelaskan alasan PDIP masih unggul di Pileg meski calon yang diusungnya berada di posisi terakhir versi hasil hitung cepat LSI Denny JA. Dia menyebut hal itu karena faktor loyalitas basis pemilih di lumbung suara PDIP.
"PDIP unggul telak di basis pemilih wong cilik. Hasil exit poll menunjukkan pemilih di bawah 2 juta per bulan base-nya 53,4% ini memang PDIP unggul jauh 17,9%, disusul Golkar 15,4% sama Geridnra 13,3%. Jadi PDIP tetap unggul di basis utamanya. Di wong cilik PDIP masih perkasa," katanya.
Hal itu juga dilihat dari sejumlah daerah yang menjadi basis suara PDIP seperti di Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Utara. Meski di tiga daerah itu Prabowo-Gibran unggul di Pilpres, tapi suara PDIP tetap menang di Pileg.
"Kami ambil contoh di tiga wilayah saja namun ini menunjukkan loyalitas pemilih di kandang banteng masih tetap terjaga. Misalnya di Jawa Tengah base-nya 13,9%, PDIP di Jawa Tengah 28,22% walaupun di sana pasangan 02 yang menang namun PDIP masih perkasa. Kemudian di Bali ini PDIP dari hasil qucik count kita masih unggul di Bali, kemudian di Sulawesi Utara PDIP juga masih unggul. Jadi di basis-basis utama PDIP ini mereka masih unggul dan dapat disimpulkan loyalitas PDIP di kandang banteng masih terjaga," pungkas Adjie.
Simak Video 'Quick Count LSI Denny JA: PDIP Unggul di Legislatif dengan 16,8%':
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030