Rektor UGM Tinjau Langsung TPS Khusus, Begini Kondisinya

Rektor UGM, Ova Emilia meninjau TPS Khusus di Kompleks Asrama Ratnaningsih Kinanti 1, Rabu (14/2/2024). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja.

Sleman -

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia meninjau langsung Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus. Lokasinya ada di TPS Khusus 901 dan 902 di Kompleks Asrama Ratnaningsih Kinanti 1.

UGM secara total menyiapkan sembilan TPS khusus untuk memfasilitasi para mahasiswa yang tidak bisa memilih di daerah asalnya.

Pantauan detikJogja di dua titik TPS yakni 901 dan 902 di Kompleks Asrama Ratnaningsih 1, mahasiswa yang memilih mulai berdatangan sejak pukul 07.30 dan antre untuk mendapatkan surat suara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keadaan cukup kondusif hingga siang hari. Mulai pukul 11.00 WIB, jumlah mahasiswa yang datang untuk melakukan pencoblosan mulai berkurang.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Rektor UGM, Ova Emilia yang meninjau lokasi. Kondisi cukup tenang dan kondusif.

"Di sini sedang kita pantau, kalau kita lihat keadaan cukup lancar. Jadi dari total ada sekitar dua ribu pemilih. Di masing-masing TPS sekitar 300-an ya," ujar Ova kepada wartawan, Rabu (14/2/2024).

"Untuk sejauh ini cukup baik masa tunggu tidak terlalu lama jadi lancar sudah diatur sesuai waktu kedatangan," sambungnya.

Rektor UGM, Ova Emilia meninjau TPS Khusus di Kompleks Asrama Ratnaningsih Kinanti 1, Rabu (14/2/2024). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja

Lebih lanjut Ova menyampaikan harapannya untuk mahasiswa yang mencoblos di TPS Khusus yakni bisa datang semua untuk menyampaikan hak suaranya.

"Sebanyak mungkin (peserta) tergantung yang menggunakan hak suara kalau kita berharap semua bisa hadir dan datang," ujarnya.

Jumlah pemilih di TPS Khusus 901 sendiri sebanyak 295. Sementara di TPS 902 berjumlah 294. Dari jumlah tersebut pemilih tersebar dari 12 perguruan tinggi di Jogja.

12 perguruan tinggi tersebut antara lain Poltekesyo, STIKES Panti Rapih, STPMD Jogja, STIM YKPN, ITN Jogja, UPN Veteran, dll.

"Pemilihnya campuran intinya mahasiswa UGM yg tidak menggunakan hak di rumahnya, di luar Jogja. Tidak hanya UGM tapi juga dari universitas lain," pungkas Ova.