Film dokumenter Dirty Vote tengah menjadi sorotan dan polemik di masyarakat. Terkait hal tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir meminta kepada masyarakat untuk lebih teliti mencerna informasi.
"Film, opini, tulisan, sebaran-sebaran informasi, semuanya harus dicerna, dan jangan diterima secara mutlak bahwa itu benar atau sebaliknya bahwa itu salah," kata Haedar kepada wartawan usai pencoblosan di TPS 12, Rukeman, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu (14/2/2024).
Menurutnya, semua itu agar masyarakat menjadi lebih cerdas dan kritis. Sebab, bangsa yang maju dan cerdas adalah bangsa yang pandai dalam memilah-milah informasi.
"Bangsa yang maju, bangsa yang cerdas adalah bangsa yang pandai memilih informasi. Entah itu film atau apa pun secara cerdas, kritis, dan bertanggung jawab," ujarnya.
"Dan jangan jadikan satu-satunya rujukan, karena begitu banyak informasi dalam berbagai narasi, dalam berbagai pernyataan dan opini," lanjut Haedar.
Di sisi lain, Haedar menilai munculnya film, opini, dan tulisan merupakan bagian dari proses demokrasi.
"Maka semuanya kita harapkan sebagai bagian dari proses berdemokrasi," ucapnya.
Namun, Haedar kembali menekankan untuk mengedepankan memilah-milah informasi yang diterima masyarakat. Sebab, salah tafsir hanya akan menimbulkan keretakan bagi bangsa dan negara.
"Jangan karena satu dan dua informasi, narasi dan opini kemudian kita lalu memunculkan sikap saling curiga, saling menghujat, saling prasangka buruk bahkan juga membuat kita retak sebagai bangsa," katanya.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka