Alissa Wahid Minta Argumen Pemilu Satu Putaran Dihentikan, Ini Alasannya

Alissa Wahid Minta Argumen Pemilu Satu Putaran Dihentikan, Ini Alasannya

Agus Septiawan - detikJogja
Jumat, 09 Feb 2024 22:12 WIB
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid minta hentikan polemik Pemilu satu putaran hemat anggaran saat ditemui di Griya Gusdurian Bantul, Jumat (9/2/2024).
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid minta hentikan polemik Pemilu satu putaran hemat anggaran saat ditemui di Griya Gusdurian Bantul, Jumat (9/2/2024). Foto: Agus Septiawan/detikJogja.
Bantul -

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid minta hentikan polemik Pemilu satu putaran demi menghemat anggaran. Menurutnya argumen tersebut tidak relevan dengan konstitusi pelaksanaan pemilu. Ini karena telah ada anggaran khusus untuk pelaksanaan pemilu satu putaran maupun dua putaran.

Pernyataan ini untuk menjawab maraknya argumen pemilu satu putaran akan menghemat anggaran negara. Sehingga mengemuka kencang agar pelaksanaannya tidak sampai dua putaran. Di satu sisi, argumen ini menurut Alissa justru mencederai nilai-nilai demokrasi.

"Kata penghematan agar terminologi ini harus dibuang jauh-jauh, apapun itu investasi bukan pemborosan dan bukan kerugian. Kita bisa menaikkan menaikkan apa namanya anggaran bansos secepat itu kok," kritik Alissa ditemui di Griya Gusdurian di Banguntapan, Bantul, Jumat (9/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putri almarhum Presiden Abdurahman Wahid ini menilai pemilu tidaklah berbicara tentang efisiensi. Prinsip dari pemilu adalah proses yang transparan, jujur, dan adil. Bukan sebaliknya mengejar hemat dengan dalih efisiensi anggaran negara.

Anggaran penyelenggaraan pemilu, lanjutnya, telah disiapkan secara terperinci dalam Undang-Undang Pemilu. Termasuk di dalamnya skema penyelanggaraan dua putaran. Ini karena pemilu terkait pemilihan wakil rakyat yang sesuai prinsip penyelenggaraan pemilu.

ADVERTISEMENT

"Persoalan anggaran tidak boleh disamakan, tidak boleh dilihat hanya dari sisi rugi atau irit atau tidak efektif bukan efisiensi, yang kita butuhkan adalah efektifitas karena kita bicara tentang kepemimpinan jangka panjang, kalau efisiensi ya udah tinggal mana yang lebih murah begitu," katanya.

Alissa menekankan poin utama dalam pemilu adalah terselenggara dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sehingga mampu melahirkan pemimpin berdasarkan hasil pemilu yang terlegitimasi.

"Paling penting adalah kita memastikan bahwa proses ini berlangsung dengan baik. Wacana satu putaran itu adalah framming untuk warga masyarakat. Kalau jurdil itu bisa dicapai dengan satu putaran ya tidak apa-apa tapi kalau jurdil itu membuat harus dua putaran, dua putaran ya enggak apa apa," pesannya.




(apl/apl)

Hide Ads