Pengertian Stunting: Ciri, Penyebab, Dampak, dan Pencegahannya

Pengertian Stunting: Ciri, Penyebab, Dampak, dan Pencegahannya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 06 Feb 2024 14:52 WIB
Ilustrasi anak stunting penyebab gagal tumbuh
Ilustrasi pemeriksaan untuk pencegahan stunting. Foto: Getty Images/iStockphoto/adrian825
Jogja -

Belakangan ini, tengah ramai dibahas mengenai stunting. Topik ini bahkan dibahas dalam debat Pilpres 2024 pada 4 Februari 2024 lalu. Sebenarnya apa itu stunting?

Mengacu pada laman resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Di Indonesia, angka stunting pada tahun 2021 adalah sebanyak 24,4 %. Angka tersebut kemudian turun menjadi 21,6% pada tahun 2022. Untuk tahun 2024, targetnya, angka stunting ini diharap dapat turun hingga menjadi 14 %.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, situs World Health Organization mendefinisikan stunting sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Usai memahami pengertian ringkas mengenai stunting, mari beranjak pada tahapan selanjutnya, tentang ciri, penyebab, dampak, dan pencegahan stunting.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Stunting

Dikutip dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kota Pontianak (DPPKBPPPA), di bawah ini beberapa ciri anak yang mengalami stunting:

  • Tumbuh kembang lambat.
  • Wajah tampak lebih muda dibandingkan anak seusianya.
  • Berat badan tidak naik, bahkan cenderung turun.
  • Kemampuan fokus dan memori belajar tidak baik.
  • Cenderung pendiam.
  • Fase pertumbuhan gigi lambat.
  • Untuk anak perempuan, berpotensi telat menstruasi pertama.
  • Mudah terserang/terinfeksi penyakit.

Penyebab Stunting Adalah?

Lalu, apa yang menyebabkan seorang anak dapat terdampak stunting? Penyebab paling banyaknya adalah karena kekurangan gizi dalam 1.000 hari pertama.

Hal ini disebabkan karena sang ibu kurang mendapatkan asupan gizi ketika hamil. Alhasil, janin yang dikandungnya pun mengalami hambatan pertumbuhan.

Penyebab stunting yang kedua adalah pasca lahir, sang anak tidak mendapatkan asupan gizi yang memenuhi. Asupan yang dimaksud adalah ASI (Air Susu Ibu) dan MPASI (Makanan Pendamping ASI).

Mungkin saja makanan yang dikonsumsi bayi kekurangan protein, mineral zinc, serta zat besi yang penting untuk pertumbuhan. Secara singkat, penyebab stunting dapat dirinci sebagai berikut:

  • Kurangnya asupan gizi ibu hamil.
  • Kurangnya asupan gizi setelah bayi lahir, baik dari ASI maupun MPASI.
  • Kurangnya persediaan air bersih dan sanitasi.
  • Berat badan ibu tidak naik selama hamil.
  • Terbatasnya akses layanan kesehatan.
  • Anak menderita penyakit yang menyebabkan terhalangnya penyerapan nutrisi.
  • Hipertensi pada ibu.

Dampak Stunting

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibedakan menjadi dua, yakni dalam jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, maka dampaknya adalah gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, serta tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.

Dalam jangka panjang, dampak stunting adalah:

  • Menurunnya kapasitas intelektual.
  • Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak menyebabkan penurunan kemampuan.
  • Gangguan pertumbuhan.
  • Meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner, dan stroke.

Hal senada juga dituliskan oleh Saiful Anwar dkk dalam 'Systematic Review Faktor Risiko, Penyebab, dan Dampak Stunting pada Anak'. Disebutkan bahwa ada dua dampak dari stunting pada anak.

Pertama, penurunan kecerdasan dan kognitif pada anak stunting. Hal ini menyebabkan mental lemah pada masa kanak-kanak. Tak hanya itu, kinerja kognitif dan prestasi akademik akan menjadi buruk di masa kecil.

Kedua, memengaruhi perkembangan anak, yakni pada kondisi otak dan pertumbuhannya. Akibat stunting, maka sistem persarafan kurang nutrisi sehingga menyebabkan sel-sel otak tidak terproduksi dengan maksimal. Efek lanjutannya adalah daya pikir dan kecerdasan yang terganggu.

Pencegahan Stunting

Sebelum terlanjur, kita mesti mencegah agar stunting tidak terjadi pada generasi-generasi penerus bangsa Indonesia. Beberapa cara pencegahan stunting adalah:

  • Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan.
  • Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala.
  • Mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD).
  • Memberikan MPASI yang bergizi dan kaya protein hewani untuk bayi di atas 6 bulan.

Lebih lanjut, pemerintah melalui 'Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024' akan melakukan langkah-langkah khusus pencegahan. Langkah-langkah pencegahan ini dibedakan menjadi empat jenis intervensi, yakni:

  • Peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi.
  • Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan.
  • Peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak.
  • Peningkatan akses pangan bergizi.

Nah, demikianlah informasi seputar pengertian, ciri, penyebab, dampak, hingga pencegahannya. Semoga kedepannya, anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan normal dan kuat. Semoga bermanfaat, ya!




(ahr/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads