Aksi Kamisan Yogyakarta mengajak masyarakat tidak memilih calon presiden (capres) yang memiliki catatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Meski tidak menyebut nama secara gamblang, aksi yang digalang Koalisi Masyarakat Sipil Yogyakarta itu meminta pemilih lebih selektif.
"Yang pasti adalah saya dengan tegas bersama teman-teman yang berdiri di Koalisi Masyarakat mengatakan tidak pada capres yang jelas-jelas melanggar hak asasi manusia, terlibat pada penculikan aktivis, terlibat pada pembunuhan kawan-kawan aktivis," kata orator Aksi Kamisan Yogyakarta, Okky Puspa Maharani saat ditemui di simpang empat Tugu Pal Putih Jogja, Kamis (1/2/2024).
Okky juga membantah Aksi Kamisan sebagai pesanan jelang Pemilu 2024. Dia menegaskan aksi ini berlangsung rutin setiap hari Kamis. Bahkan hingga kini sudah berlangsung sebanyak 300 aksi. Dia menyebut munculnya isu aksi pesanan itu dari kelompok yang sentimen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa menyebut nama, Okky bilang ada salah satu capres yang memiliki catatan buruk terkait pelanggaran HAM. Menurutnya, ini ada kaitannya dengan isu yang menyebutkan Aksi Kamisan adalah pesanan.
"Kenapa ini terlihat membesar menjelang pilpres, karena memang jelas ada kandidat yang terlibat dalam pelanggaran HAM terus mencalonkan diri. Jadi ketika si kandidat terus nyapres, sudah sewajarnya suara kita untuk menolak semakin besar. Jangan sampai dia yang jelas-jelas terlibat pelanggaran HAM dipilih menjadi Presiden Indonesia," kata dia.
Okky mengapresiasi pergerakan civitas pendidikan khususnya perguruan tinggi yang berupa pernyataan sikap dengan mengkritisi pemerintah secara terbuka. Terutama atas upaya intervensi pemilu melalui kebijakan pemerintah maupun tindakan lainnya.
"Walaupun sedikit terlambat, tapi ini sebuah langkah besar dalam perjuangan kita untuk terus memelihara demokrasi di Indonesia. Pelan-pelan mulai muncul kebanggaannya ketika ini diikuti UII, lalu ITB saya dengar akan melakukan aksi sama, UI akan lakukan aksi sama. Ini jadi tekanan yang saya pikir punya dampak besar," ujar Okky.
Aksi Kamisan kali ini tak hanya mengangkat isu HAM. Adapula isu kecurangan pemilu dan cederanya demokrasi. Aksi ini berlangsung serentak di Jogja, Jakarta, Malang, dan kota lainnya.
Memasuki aksi ke-300, Okky menegaskan Aksi Kamisan konsisten memperjuangkan korban-korban pelanggaran HAM. Dia juga menyebut belum ada pejabat negara yang serius dalam penyelesaian permasalahan HAM. Termasuk visi misi yang diusung oleh ketiga paslon capres dan cawapres.
"Ini bentuk perjuangan yang belum ada respons konkret dari pemegang kebijakan, bagaimana agar mereka yang memang sudah jelas-jelas melakukan pelanggaran HAM ini menculik bahkan membunuh bisa diadili. Tidak hanya kasus 1998 tapi setelahnya, semisal pembunuhan Munir," kata dia.
(dil/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu