#DemiIndonesia Cerdas Memilih, Wamen Kominfo: Wujud Penguatan Demokrasi

Demi Indonesia Cerdas Memilih

#DemiIndonesia Cerdas Memilih, Wamen Kominfo: Wujud Penguatan Demokrasi

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 25 Jan 2024 15:15 WIB
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) Nezar Patria di acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih edisi Jogja di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Jogja, Kamis (25/1/2024).
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) Nezar Patria di acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih edisi Jogja di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Jogja, Kamis (25/1/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Jogja -

Event #DemiIndonesia Cerdas Memilih edisi Jogja digelar di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Jogja. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) Nezar Patria menyebut kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menguatkan demokrasi di Indonesia.

"Kenapa Indonesia cerdas memilih ini menjadi salah satu event ataupun kegiatan yang penting. Kita seringkali berbicara soal Indonesia sebagai negara demokrasi yang terbesar dalam arti negara dengan populasi muslim terbesar yang mengadopsi demokrasi sebagai sistemnya sudah dicatat oleh dunia dan transisi ke demokrasi, saya kira sudah menjadi bagian dari pencapaian penting sejarah bangsa kita dan diakui juga oleh dunia," ujarnya saat membuka acara tersebut siang ini, Kamis (25/1/2024).

Kegiatan ini menjadi tambah penting mengingat Indonesia akan kembali menggelar Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 mendatang. Menurut Nezar event lima tahunan itu bisa mempengaruhi indeks demokrasi Indonesia yang saat ini berada di peringkat 54 dari total 167 negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah akhir-akhir ini demokrasi kembali jadi perbincangan dan apapun penilaian yang diberikan terhadap jalannya demokrasi di Indonesia kita bisa melihat dari berbagai macam sisi. Sejumlah pengamat dan lembaga internasional mengatakan bahwa pada tahun 2022 indeks demokrasi Indonesia mencapai skor 6,71 dari skala 0-10. Skor itu menempatkan Indonesia pada peringkat 54 dari 167 negara," terangnya.

Indeks ini imbuhnya didasarkan pada faktor-faktor seperti pemilihan umum yang segera digelar di Indonesia, partisipasi politik, fungsi pemerintahan, budaya politik dan kebebasan sipil. Semakin tinggi skor sebuah negara dalam indeks demokrasi maka negara tersebut dianggap semakin demokratis.

ADVERTISEMENT

"Di sinilah pentingnya pemilu saya kira akan menjadi indikator soal kualitas demokrasi Indonesia, dan kita berharap di tanggal 14 Februari nanti kita bisa sekali lagi mendemonstrasikan bagaimana kita mempraktikkan demokrasi dan dengan kualitas yang lebih baik," ucapnya.

Nezar menjelaskan selain indeks demokrasi, kualitas demokrasi juga dapat dilihat dari peraturan perundangan-undangan terkait demokrasi dan pemilu. Perlindungan terhadap demokrasi melalui perlindungan hak-hak individual sendiri sudah dijamin oleh peraturan perundangan-undangan di Indonesia.

Sebagai contoh Indonesia merupakan pihak yang meratifikasi International Convenan on Civil and Political Rights melalui UU Nomor 12 Tahun 2005. Perlindungan kebebasan berpendapat di muka umum juga dilindungi melalui peraturan perundangan undangan sebagai perlindungan terhadap hak untuk dipilih dan memilih yang dilindungi oleh UU No 39/99 tentang HAM serta UU No 7/2017 tentang Pemilu.

"Dalam konteks pemanfaatan teknologi digital upaya perlindungan hak individual diwujudkan melalui pelaksanaan UU No 11/2008 tentang informasi dan transaksi elektronik yang telah diubah beberapa kali. Serta peraturan turunannya seperti PP No 71/2019 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik dan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan sistem elektronik lingkup privat," ucapnya.

Melalui regulasi itu, pemerintah terus berupaya untuk menghadirkan iklim demokrasi yang sesuai dengan amanat konstitusi di tengah semakin intensifnya penetrasi teknologi di sekitar kita.

Sebagai upaya menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024, KPU telah menetapkan narasi besar, pemilu sebagai sarana integrasi bangsa. Guna mendukung narasi itu Kementerian Kominfo pun mendorong kampanye Pemilu Damai 2024.

"Narasi Pemilu Damai 2024 berfokus pada pesan untuk mendukung peningkatan partisipasi masyarakat melalui pemenuhan hak memilih dan dipilih, mencegah polarisasi dengan menjadi pemilih cerdas dan bijak serta menjaga ruang digital agar tetap sehat dan kondusif melalui semangat antihoaks," ujarnya.

Seperti diketahui, #DemiIndonesia Cerdas Memilih Jogja digelar di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Jogja, Kamis (25/1/2024) pukul 12.00 WIB sampai selesai. Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih berisi talk show yang berlangsung dua sesi.

Sesi pertama bertajuk 'Penguatan Literasi Pemilu di Tengah Hingar Bingar Informasi'. Sejumlah tokoh akan meramaikan sesi ini, di antaranya Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito, dan Ketua KPID DIY Hazwan Iskandar Jaya.

Sesi kedua bertajuk 'Menuju Pemilu Damai'. Sesi ini diramaikan sejumlah narasumber di antaranya, Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Tandyo Budi R, serta Kepala Kejati DIY Ponco Hartanto.

#DemiIndonesia Cerdas Memilih akan dipandu oleh Pemimpin Redaksi detikcom, Alfito Deannova Ginting dan Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria sebagai Keynote Speaker.

Acara ini telah diselenggarakan road show ke sejumlah kota seperti Batam, Medan, Palembang, dan Bandung. Selain talkshow tentang #PemiluDamai2024, acara juga akan dimeriahkan dengan stand up comedy.

Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI serta Telkomsel.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads