Anies Ibaratkan Jogja Gado-gado dan Keraton Kacangnya, Apa Maksudnya?

Anies Ibaratkan Jogja Gado-gado dan Keraton Kacangnya, Apa Maksudnya?

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 24 Jan 2024 12:41 WIB
Anies Baswedan usai bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan,Β RabuΒ (24/1).
Foto: Anies Baswedan usai bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Rabu (24/1). (Adji G Rinepta/detikJogja)
Jogja -

Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku mendapatkan banyak masukan usai sowan ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ia mengibaratkan Jogja seperti Gado-gado. Selain itu Anies juga bernostalgia masa kecilnya saat tinggal di Jogja.

Ibaratkan Jogja Seperti Gado-gado

Anies mendapat wejangan dari Sultan soal pemimpin yang bisa menjaga keberagaman dan kebhinekaan. Terkait hal tersebut, Anies juga menyinggung keberagaman yang ada di Jogja, ia mengibaratkan seperti Gado-gado.

"Kami merasakan betul, Jogja ini sebagai sebuah melting pot. Di mana menjaga kebhinekaan menjadi satu kesatuan dan satu menghargai semua. Itu juga pesan yang disampaikan oleh Ngarsa Dalem," ujar Anies usai pertemuan di Kompleks Kepatihan, Rabu (24/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kira-kira seperti Gado-gadonya Indonesia, dan Keraton itu seperti kacangnya sehingga terasa seperti sebuah melting pot yang luar biasa," imbuhnya.

Anies juga menyinggung tentang kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Menurutnya, kepemimpinan Sultan HB IX stabil, tenang, sopan, tapi tegas dan berani.

ADVERTISEMENT

"Itu menjadi inspirasi. Dari mulai Sri Sultan HB IX yang diteruskan Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X, terus menjaga prinsip-prinsip kepemimpinan yang tenang, stabil, mengayomi, tapi tegas bersikap dan mampu menjaga stabilitas," ungkapnya.

Nostalgia Masa Kecil

Anies menuju Kompleks Kepatihan untuk menemui Sultan dengan berjalan kaki menelusuri jalan Malioboro. Dalam kesempatan itu, ia mengaku juga bernostalgia masa kecilnya saat tinggal di Jogja.

"Ketika saya sampai di Kepatihan, jalan kaki tadi, muncul ingatan masa lalu yang kadang-kadang kalau sudah jalan suka lupa," ujarnya bercerita.

"Masjid di Kepatihan itu masjid saya kalau Jumatan, karna dekat dari rumah. Memang ada yang lebih dekat, cuma waktu masih kecil cari masjid yang jumatannya khotbahnya cepat,"kelakarnya.




(apu/cln)

Hide Ads