DLH Gunungkidul Ajukan Skylift: Nggak Mungkin Penekan Ben Dino

DLH Gunungkidul Ajukan Skylift: Nggak Mungkin Penekan Ben Dino

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 11 Jan 2024 14:31 WIB
Pohon tumbang timpa pemotor di Playen, Gunungkidul, Rabu (10/1/2024).
Ilustrasi pohon tumbang timpa pemotor di Playen, Gunungkidul, Rabu (10/1/2024). Foto: dok. BPBD Gunungkidul
Gunungkidul -

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan keterbatasan alat pemangkas pohon. Pihak DLH Gunungkidul mengaku mengajukan kebutuhan skylift karena selama ini masih dikerjakan manual.

"Untuk yang bencana angin merobohkan pohon, temen dari UPT selalu mendapatkan informasi dari masyarakat untuk kita pangkas kaitannya dengan pohon. Karena kami tidak punya alat dan sarana, kami masih mengandalkan keahlian teman-teman dari UPT," ungkap Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono kepada detikJogja melalui telepon, Kamis (11/1/2024).

Harry menjelaskan, pengeprasan pohon di Gunungkidul masih dilakukan secara manual oleh tenaga UPT Kebersihan dan Pertamanan. Bahkan, Harry mengungkapkan, petugas yang bisa memanjat pohon hanya satu atau dua orang saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-teman masih pakai tangga, tali, gergaji dan senso (gergaji mesin) biasa. Tenaga kita hanya satu sampai dua orang yang bisa memanjat, yang lain hanya bisa bantu bersihkan," ujar dia.

Olah karena itu, Harry mengungkap adanya kebutuhan skylift untuk membantu pemangkasan pohon. Harry mengaku kesulitan jika pihaknya harus memangkas pohon setiap hari secara manual, mengingat luasnya wilayah Gunungkidul.

ADVERTISEMENT

"Kebutuhan (skylift) mendesak karena Gunungkidul cukup luas dan jalur jalan cukup panjang dan kanan kiri banyak pohon, selain rawan angin di jalan, potensi ganggu lalu lintas," terangnya.

"Jalur jalan di Gunungkidul kan ada infrastruktur lain, nggak mungkin kan kita penekan ben dino (memanjat pohon setiap hari). Pengeprasan pohon terus-terusan mau hujan atau tidak karena jangkauan kita kan luas, selain perkotaan Wonosari," keluhnya.

Pengajuan skylift itu, kata Harry, sudah dilakukan selama dua tahun belakangan. Harry menjelaskan pihaknya hanya membutuhkan satu skylift.

"Beberapa kali sudah mengajukan skylift itu belum disetujui. Sudah sejak dua tahun yang lalu tak ajukan tapi belum bisa dipenuhi. Butuh satu aja," harap dia.




(ams/dil)

Hide Ads