Ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), memakan belasan korban jiwa. Tercatat hingga saat ini 19 orang tewas.
Dilansir detikSulsel, dari 19 korban jiwa tersebut, rinciannya 11 orang pekerja asal Indonesia dan 8 orang tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Kasubbid Penmas Polda Sulteng Kompol Sugeng mengatakan korban tewas bertambah menjadi 19 orang setelah satu pekerja bernama Amiruddin meninggal dalam perawatan. Amiruddin dilaporkan meninggal dini hari tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya betul tadi malam dini hari Rabu (27/12) pukul 00.05 Wita atas nama Amiruddin," kata Sugeng kepada detikcom, Rabu (27/12/2023).
Sugeng mengatakan korban merupakan pekerja asal Sulawesi Selatan (Sulsel). Korban sebelumnya dirawat karena luka bakar berat.
"Betul (Korban yang sebelumnya luka berat)," ujar Sugeng.
Untuk diketahui, ledakan tungku smelter di PT ITSS terjadi pada Minggu (24/12) sekitar pukul 05.30 Wita. Ledakan terjadi tepatnya di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
40 Pekerja Masih Dirawat
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Djoko Wienartono mengatakan total 59 orang menjadi korban ledakan maut tersebut. Saat ini masih ada 40 pekerja lainnya masih dalam perawatan intensif.
"(Meninggal) 8 orang TKA," terang Djoko dimintai konfirmasi terpisah.
Daftar Korban Tewas
Berikut daftar nama 19 korban tewas ledakan tungku smelter PT ITSS:
Tenaga Kerja Asing (TKA) China
- Wang Bing
- Zhang Wei
- Zhang Hong
- Guo Tao
- Wang Ning
- Lie Hung Chun
- Wang Bo Huai
- Wu Cheng Shang
Pekerja Indonesia
- Taufik (Sulawesi Tenggara)
- Tobing (Sulawesi Selatan)
- Messak
- Dadang Mudasri
- Abdul Mursalim
- Irwandi
- Zulfikar (Sulawesi Selatan)
- Rifal Saputra
- Wahyudin S Lamampara
- Irfan Bukhari (Sulawesi Barat)
- Amiruddin (Sulawesi Selatan)
Polisi Lakukan Penyelidikan
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan tungku smelter PT ITSS di Morowali. Berikut hasil sementara.
"Saya sampaikan untuk bahan peledak maupun bahan kimia berbahaya tidak terdapat di TKP," ujar Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Djoko Wienartono kepada wartawan, Selasa (26/12) dilansir detikSulsel.
Djoko menyebut tim yang melakukan penyelidikan ialah gabungan dari DVI Polri dan Inafis yang dibantu oleh Puslabfor dari Makassar. Kemudian tim penjinak bom (Jibom) yang mendeteksi apakah ada bahan peledak atau bahan mudah meledak di lokasi.
"Kemudian terkait dengan KBR Brimob mendeteksi apakah ada kimia berbahaya dalam kebakaran tersebut," jelasnya.
Djoko mengungkapkan dari hasil pemeriksaan sementara tidak terdapat bahan peledak dan bahan kimia berbahaya. Namun ia mengaku oleh TKP di lokasi masih berlangsung hingga kini.
"Namun demikian untuk olah TKP sampai dengan saat ini masih berlangsung," katanya.
Djoko menambahkan tim investigasi juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang saksi.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang