Viral 'Ndasmu Etik', Pakar Linguistik UGM: Ungkapan Kejengkelan Prabowo

Viral 'Ndasmu Etik', Pakar Linguistik UGM: Ungkapan Kejengkelan Prabowo

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Selasa, 19 Des 2023 21:07 WIB
Prabowo Subianto (Firda-detikcom)
Foto: Prabowo Subianto (Firda-detikcom)
Sleman -

Ucapan 'Ndhasmu Etik' yang dilontarkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam acara internal Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu viral di media sosial. Menurut Guru Besar Ilmu Linguistik UGM, I Dewa Putu Wijana, kata tersebut sebagai ungkapan kekesalan.

"Oh itu ungkapan kekesalan atau kejengkelan dari Prabowo yang selalu ditanya persoalan etik oleh Anies berkenaan dengan pelanggaran etik yang dilakukan oleh pasangan Prabowo dan Gibran atas keputusan MK," kata Putu saat dihubungi detikJogja, Selasa (19/12/2023).

Seperti diketahui, dalam debat capres putaran pertama, Anies menyinggung etika Prabowo yang tetap mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Hal ini ada kaitannya dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah syarat pencalonan presiden dan wakil presiden sehingga memudahkan Gibran maju jadi cawapres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putu menjelaskan, kata 'ndasmu' adalah makian bahasa jawa yang memanfaatkan kepala. Makian ini ditujukan bagi siapapun yang tidak bisa menggunakan bagian kepalanya untuk berpikir.

"Ndasmu itu adalah makian Bahasa Jawa yang memanfaatkan bagian tubuh untuk berpikir, yakni kepala. Yang dikenai makian ini biasanya dipandang tidak mampu menggunakan kepala (ndhas) untuk berpikir, sehingga terus nyinyir mempertanyakan keputusan MK yang dipandang melanggar etika. Untuk ini Prabowo merasa kesal, lalu mengucapkan umpatan ndasmu etik," ujar Putu.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, ucapan Ndasmu Etik itu bisa dimaknai secara berbeda tergantung penerimanya. Dalam konteks ini, Putu melihat ucapan itu jadi guyonan bagi kubu Prabowo. Namun di lain sisi jadi sesuatu hal yang tidak santun, terutama bagi lawan politik Prabowo.

"Bisa juga. (Guyonan) Kalau yang menafsir kubu Prabowo. Tapi, lawan politiknya bisa menafsir tidak santun karena kalau guyonan biasanya antara orang-orang yang akrab, dalam situasi yang santai atau informal," ucap Putu.

Menurut Putu, penggunaan kata 'ndasmu' sangat tergantung dengan tempat dan situasi serta kondisinya. Berkaitan dengan situasi politik Indonesia yang kini sedang ramai karena Pemilu, ucapan Ndasmu Etik yang dilontarkan Prabowo bisa ditafsirkan secara berbeda.

"Ya lebih-lebih kalau berkaitan dengan politik, tafsirnya bisa berbeda. Dalam rapat internal seperti ini (Rakornas Gerindra), tafsirnya mungkin Prabowo ingin guyon dengan para pendukungnya. Bagi lawan politiknya, tafsir bisa lain," jelas Putu.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads