Kala Mahasiswa UGM Bersaing Beri Gelar untuk Jokowi

Terpopuler Sepekan

Kala Mahasiswa UGM Bersaing Beri Gelar untuk Jokowi

Tim detikJogja - detikJogja
Minggu, 17 Des 2023 13:08 WIB
BEM KM UGM pasang poster Jokowi alumnus paling memalukan, Jumat (8/12/2023).
BEM KM UGM pasang poster Jokowi alumnus paling memalukan, Jumat (8/12/2023). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Persaingan ternyata tidak hanya dilakukan oleh orang yang ingin mendapat menghargaan. Di UGM, dua kelompok mahasiswa bersaing untuk memberikan gelar kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan alumnus kampus tersebut.

Salah satu kelompok memberikan gelar kepada Jokowi sebagai alumnus paling memalukan. Adapun kelompok lainnya menganugerahi gelar kepada Jokowi sebagai alumnus yang membanggakan.

Berita mengenai gelar dari mahasiswa UGM kepada Jokowi ini menjadi salah satu berita yang banyak dibaca di detikJogja.

Alumnus Paling Memalukan

BEM KM UGM memberikan gelar kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan. Hal itu diberikan saat acara diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM pada Jumat (8/12/2023).

Ketua BEM KM UGM Gielbran Mohammad mengatakan pemberian nominasi ini merupakan wujud kekecewaan karena selama dua periode kepemimpinan Jokowi masih banyak permasalahan fundamental yang sampai sekarang belum terselesaikan. Padahal, menurut Gielbran, Jokowi punya banyak waktu untuk menyelesaikan masalah itu.

"Mulai dari kasus korupsi, yang sekarang justru, pimpinan KPK yang notabene merupakan garda terdepan pemberantasan korupsi justru menjadi pelaku kriminal," kata Gielbran ditemui di sela diskusi, Jumat (8/12/2023).

"Belum bicara soal kebebasan berpendapat. Revisi UU ITE sangat amat mempermudah para aktivis untuk dikriminalisasi, belum bicara soal konstitusi yang sangat buruk," sambungnya.

Dia juga menyebut Jokowi berusaha melanggengkan kekuasaan dengan majunya Gibran Rakabuming menjadi cawapres dengan mengubah aturan pemilu melalui Mahkamah konstitusi.

Beberapa alasan itu menurutnya menjadikan Jokowi layak untuk menerima gelar alumnus UGM yang paling memalukan.

Mereka juga memasang baliho bergambar Jokowi. Dalam baliho itu bertuliskan 'BEM KM UGM Presents Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan'. Di bawahnya tertulis 'Mr Joko Widodo' dan di pojok bawah terdapat tulisan '2014-2024?', '1980-1985'.

Di baliho itu, foto Jokowi diedit sedemikian rupa dengan latar gedung istana dan gedung UGM. Sementara foto Jokowi diedit memakai jas serta mahkota dan jas almamater UGM dan caping.

Alumnus Paling Membanggakan

Inilah baliho bertuliskan 'Jokowi Alumnus Paling Membanggakan' yang muncul di Bundaran UGM.Inilah baliho bertuliskan 'Jokowi Alumnus Paling Membanggakan' yang muncul di Bundaran UGM. Foto: Jauh Hari Wawan/detikJogja

Beberapa hari kemudian, kelompok yang mengatasnamakan Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM melakukan pemberian gelar tandingan. Mereka memberi gelar kepada Jokowi sebagai alumnus paling membanggakan.

Gelar itu diberikan melalui baliho yang dipasang di Bundaran UGM pada Jumat (15/12/2023). Terdapat satu baliho besar berlatar foto Jokowi. Baliho itu mirip seperti baliho yang dipasang oleh BEM KM UGM.

Dalam baliho itu bertuliskan 'BEM UGM (Badan Etik Mahasiswa UGM) Presents Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan'. Di bawahnya tertulis 'Presiden Pertama Dari UGM' dan Mr Joko Widodo' dan di pojok bawah terdapat tulisan 'CP: Feri Cadang' lengkap dengan nomor ponselnya.

Di baliho itu, foto Jokowi diedit sedemikian rupa dengan latar gedung istana dan gedung UGM. Sementara foto Jokowi diedit memakai jas serta mahkota dan jas almamater UGM dan caping.

Semula, pemasangan baliho itu akan dibarengi dengan penyelenggaraan aksi dari Badan Etik Mahasiswa UGM. Namun aksi itu dibatalkan tanpa alasan yang jelas.

Feri Agung Hermawan atau Feri Cadang yang namanya terpampang di baliho itu mengaku menarik diri dari aksi itu.

"Untuk aksi di bundaran UGM saya tegaskan sekali lagi saya hanya salah satu bagian dari sekumpulan massa yang punya keresahan yang sama terhadap pernyataan saudara Gielbran, dan saya berpartisipasi demi terwujudnya gerakan yang tidak berfokus pada figur tetapi independen, dan saat saya tadi mau berpartisipasi, saya menemukan alasan pribadi untuk tidak berpartisipasi," kata Feri dalam pesan singkatnya, Jumat (15/12/2023).

"Sebab saya anggap ada sebagian hal-hal yang kontraproduktif terhadap gerakan yang seharusnya. Sehingga sikap pribadi saya menarik seluruh kontribusi pada aksi ini," imbuhnya.




(ahr/ahr)

Hide Ads