Ceceran solar seringkali terlihat di jalan Jogja-Wonosari hingga membahayakan pengendara yang melintas. Polres Gunungkidul menyebut, hal tersebut berasal dari bus yang sudah tidak layak pakai.
Kasat Lantas Polres Gunungkidul, Iptu Kevin Ibrahim, melalui Kanit Kamsel Sat Lantas Polres Gunungkidul, Ipda Sumarmi, mengatakan seringkali bus dipaksa untuk jalan meski sudah tak layak.
"Tumpahan solar itu awalnya itu dari bus yang sudah, mohon maaf, agak tidak layak untuk jalan tapi dipaksakan untuk jalan," jelas Sumarmi kepada detikJogja saat ditemui di kantornya, Rabu (29/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Sumarmi menjelaskan, bus tersebut mengisi BBM lebih dari kapasitas sehingga ketika menikung solar pun tumpah ke jalan.
"Mereka itu mengisi bbm-nya itu melebihi (kapasitas). Jadi saat dia menikung atau apa itu terjadi tumpahan," paparnya.
Untuk lokasi tumpahan solar itu, sebut Sumarmi, berada di jalur tengkorak yakni jalan Jogja-Wonosari tepatnya di Kapanewon Patuk. Selain solar, kata Sumarmi, ada juga tumpahan oli.
"Jalan-jalan yang kalau kita bisa bilang itu jalur tengkorak itu di situ (jalan Jogja-Wonosari di Kapanewon Patuk) yang sering terjadi kecelakaan. Kalau oli ada, cuman seringnya itu malah solar, biasanya seperti itu," jelasnya.
Sumarmi mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan Dishub Gunungkidul dalam melakukan razia kendaraan tersebut.
"Kami bekerja sama dengan Dishub kita juga kadang mengadakan razia untuk kendaraan-kendaraan yang tidak layak itu. Kalau dari Polres sendiri, kita adakan penilangan. Kita bisa melakukan penindakan hukum dengan cara menilang seperti itu," ungkapnya.
Selain razia, Sumarmi mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan relawan jalan raya mulai dari Patuk hingga Gading, Playen. Kerja sama itu, jelas Sumarmi, dalam rangka mengantisipasi laka akibat tumpahan solar.
"Nah, antisipasi dari kami kan bekerja sama dengan relawan Jalan Raya itu, mulai dari relawan Patuk, relawan Gading, Playen. Jika terjadi di jalan seperti itu, kami dan relawan itu udah menyediakan, menyiapkan serbuk gergaji untuk mengantisipasi biar tidak terjadi kecelakaan. Jadi tumpahan itu kita kasih serbuk gergaji," tuturnya.
Saat ditanya solusi untuk memberi efek jera, Sumarmi menjelaskan, pihaknya menyita bus yang sudah tidak layak.
"Kalau efek selain tindakan tilang kita bisa menyita kendaraan tersebut, itu sudah sering," jelasnya.
(cln/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan