Ngeri! Kedalaman Selokan TKP Pemotor Asal Jakarta Nyemplung Sampai Semeter

Gunungkidul

Ngeri! Kedalaman Selokan TKP Pemotor Asal Jakarta Nyemplung Sampai Semeter

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Jumat, 17 Nov 2023 18:13 WIB
Selokan yang belum ditutup di jalur Jogja-Wonosari, Patuk, Gunungkidul. Di sana 2 warga Jakarta nyemplung ke selokan.
Foto: Selokan yang belum ditutup di jalur Jogja-Wonosari, Patuk, Gunungkidul. Di sana 2 warga Jakarta nyemplung ke selokan. (Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja)
Gunungkidul - Selokan di jalur Jogja-Wonosari, tepatnya di Slumprit Gunungkidul masih belum ditutup pasca masuknya pengendara motor kemarin. Selain selokan itu, masyarakat juga mengeluhkan hal lain terkait jalur tersebut.

"Ya, ngeri juga (dengan kondisi selokan yang belum ditutup) terutama kalau malam. Terkadang sepeda motor mepet ke sebelah kiri, kalau ada tutupnya (selokan) kan bisa naik tapi kalau tidak ada masuk ke sana seperti kejadian yang kemarin," jelas Plenong (50), jasa ojek pangkalan di perempatan Patuk, kepada detikJogja saat ditemui di lokasi, Jumat (17/11/2023).

Pantauan detikJogja di lokasi, garis markah di jalan Jogja-Wonosari di titik Hargodumilah dan Slumprit telah selesai dikerjakan hari ini sehingga jalur menjadi tiga bagian. Pantauan kemarin melalui CCTV Diskominfo Gunungkidul, hanya terdapat satu garis markah.

Dalamnya Selokan Sampai Semeter

Selain itu, selokan juga belum ditutup usai kecelakaan tunggal yang masuk ke selokan itu pada Kamis (16/11). Selokan itu memiliki lebar kurang lebih 80 cm dan dalam lebih dari satu meter. Terlebih sudah ada dua laka lantas usai jalan di Hargodumilah selesai dikerjakan.

Garis markah jalan, kata Plenong, dirasa penting karena sebagai pedoman jalan. "Kalau ada markah itu kita ngelihat (markah jalan) oh kita sudah keluar garis, agar tidak terlalu nganan," katanya.

Selain itu, Plenong menilai penerangan sekitar jalur tersebut dirasa sangat kurang. "Itu (penerangan jalan) sangat kurang, terutama daerah yang rawan itu, mas," jelasnya.

Fasilitas Penerangan Jalan Umum (PJU), ungkap Plenong, tidak dapat dipastikan antara mati dan hidupnya. "PJU itu kadang mati, kadang hidup. Tidak dapat dipastikan setiap malam itu nyala. Nggak tahu apa penyebabnya, mungkin perlu lebih sering dicek," ungkapnya.

Soroti Lampu Penerangan Goyang Diterpa Angin

Plenong juga menyoroti kondisi lampu rambu di perempatan patuk yang goyang setelah diterpa angin. Plenong mengungkapkan dirinya merasa khawatir atas kondisi itu.

"Lampu kedip, lampu kuning tanda hati-hati itu kan tidak fungsi semakin lama semakin rapuh dan kalau ada angin itu goyang. Di depan Puskesmas Patuk itu patah. Jangan sampai terjadi seperti itu," ujarya.

Plenong menduga jika lampu tersebut kurang mendapat perawatan. Sebabnya, Plenong berpendapat agar lampu itu dicabut saja jika tidak berfungsi.

"Perawatan juga kurang kemungkinan rapuh itu besar. Kalau nyala nggak masalah. Diperbarui atau dilepas, itu anginnya tidak begitu kencang (sudah goyang)," ujarnya.

Pembatas Jalan Permanen Dinilai Perlu

Senada dengan Plenong. Ganduk (40), jasa ojek pangkalan di perempatan Patuk menilai, jalur di perempatan Patuk butuh pembatas jalan permanen layaknya ringroad.

"Perempatan Patuk ini kondisi lalu lintasnya butuh jadi permanen kan berarti jalur untuk turun sendiri untuk naik sendiri, butuh dua jalur semacam ringroad. Karena barrier sering ditabrak, makanya butuh pembatas permanen di perempatan," ujar Ganduk.

Ganduk juga berpendapat selokan di jalur Jogja-Wonosari di titik Slumprit butuh penutup. Jika sudah ada penutup, Ganduk mengungkapkan, selokan itu butuh diberi lampu.

"Rawannya selokan itu kalau malam. Selokan lebih bagus sekarang, harus ditutup harus ada lampunya. Kan banyak muatan berat dan menepi kan bahaya," jelasnya.

Selanjutnya, Ketua RT 5 Padukuhan Patuk, Marsudi mengungkapkan fasilitas yang belum terpenuhi di jalur tersebut yakni penerangan jalan. Selain itu, kata Marsudi, rambu-rambu lalu lintas masih minim.

"Fasilitas yang butuh penerangan jalan itu perlu. Rambu-rambu juga harus dipenuhi garis markah saja baru tadi toh yang baru dikerjakan. Kalau lebar sudah cukup lebar," paparnya.

Pemotor Nyemplung Usai Mepet ke Kiri

Sebelumnya, dua orang warga Jakarta mengalami kecelakaan tunggal saat motor yang mereka naiki nyemplung ke selokan di area sekitar Bukit Bintang Hargodumilah, Patuk, Gunungkidul. Insiden itu terjadi Kamis (16/11) pukul 07.50 WIB.

Peristiwa itu terjadi tepatnya di selokan depan Rest Area RTH Patuk, Kapanewon Patuk, pukul 07.50 WIB tadi. Pengendara motor bernama Syifa Kurniawati (25) yang memboncengkan Arini Septiana, keduanya sama-sama warga asal Jakarta Selatan.

"Pengendara sepeda motor Honda Scoopy berjalan terlalu mepet ke kiri. Karena tidak bisa menguasai laju kendaraannya kemudian terjatuh ke selokan," ungkap Iptu Paryadi, S.A.P Kanit lantas Polsek Patuk kepada detikJogja melalui pesan singkat, Kamis. (apu/apu)


Hide Ads