Muhammadiyah bakal menggelar dialog yang dihadiri capres dan cawapres pada pekan depan. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berpesan agar masyarakat terutama warga Muhammadiyah bisa melihat kekurangan dan kelebihan capres-cawapres untuk menentukan pilihan saat pilpres.
"Muhammadiyah sejak awal menekankan meritokrasi, di mana pemimpin dipilih berdasarkan kemampuan, integritas, dan pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti kepada wartawan di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Banguntapan, Bantul, Jumat (17/11/2023).
Mu'ti mengatakan, kompetensi, integritas dan rekam jejak menjadi faktor yang menentukan seorang pemimpin bisa melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya atau tidak.
"Karena itu kami memberikan suatu formula yang saya pinjam dari ilmu hadis, kalau memilih pemimpin pakai Al- Jarh wa Ta'dil, artinya kita melihat seseorang dari kelebihan dan kekurangannya," ucapnya.
Setelah mempertimbangkan keunggulan dan kekurangan masing-masing capres-cawapres, Mu'ti berujar, masyarakat bisa menentukan pilihan, mana yang paling tepat untuk memimpin Indonesia.
"Kita berusaha semaksimal mungkin memilih pemimpin dengan kelebihan tinggi dan kekurangan sesedikit mungkin. Tapi bukan hanya mencari kekurangan apalagi menjelekkan seseorang," ujarnya.
Muhammadiyah Gelar Dialog Capres-Cawapres di 3 Lokasi
Oleh sebab itu, Mu'ti mengajak warga Muhammadiyah tetap bersikap adil dan rasional. Salah satu caranya, Muhammadiyah menggelar dialog capres-cawapres. Dialog itu akan berlangsung di Universitas Muhammadiyah Solo, Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
"Di Surabaya tanggal 21 November, tapi masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pasangan Prabowo-Gibran. Solo tanggal 22 November untuk pasangan Anies-Muhaimin. Lalu Jakarta tanggal 23 November untuk pasangan Ganjar-Mahfud," jelas Mu'ti.
Mengenai pemisahan lokasi dialog, Mu'ti menyebut hal itu karena ada beberapa pertimbangan. Salah satunya ialah menghindari kehadiran massa yang jumlahnya tidak bisa diperkirakan.
"Pertimbangan pertama menyangkut kemampuan menyelenggarakan, terutama dari sisi keamanan. Kalau di satu tempat khawatir tidak bisa menjaga keamanan karena massa yang tidak bisa kita perkirakan kehadirannya," terangnya.
Dialog capres-cawapres itu akan berlangsung sekitar dua jam. Rinciannya, pertama acara seremonial singkat, pengantar dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, presentasi masing masing capres-cawapres selama 30 menit, dan satu jam dialog dengan panelis dan peserta yang hadir.
"Kedua, supaya lebih maksimal capres-cawapres kita pisah tempatnya. Satu tempat satu pasangan, sehingga ada waktu leluasa menyampaikan pandangan visi dan misi. Dari kalangan masyarakat terutama warga Muhamadiyah bisa menilai bagaimana program yang ditawarkan," pungkas Mu'ti.
(dil/ahr)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka