PM Israel Nonaktifkan Menterinya yang Bahas Serangan Nuklir ke Gaza

PM Israel Nonaktifkan Menterinya yang Bahas Serangan Nuklir ke Gaza

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 06 Nov 2023 18:43 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv , Israel , 28 October 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
PM Israel Nonaktifkan Menterinya yang Bahas Serangan Nuklir ke Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Foto: ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Daftar Isi
Jogja -

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menonaktifkan seorang menteri juniornya karena membuat kontroversi dengan membahas opsi serangan nuklir di Jalur Gaza. Netanyahu menegaskan, ucapan menteri bernama Amihay Eliyahu itu tak didasarkan kenyataan.

Dikutip dari detikNews, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya Senin (6/11/2023), Eliyahu menjabat sebagai menteri warisan Israel. Dia merupakan anggota sayap kanan dalam pemerintahan koalisi yang dipimpin Netanyahu.

Pada Minggu (5/11/2023), kantor Netanyahu merilis pernyataan bahwa Eliyahu dinonaktifkan dari rapat kabinet 'sampai pemberitahuan lebih lanjut'. Kantor PM Israel itu menegaskan, mereka mematuhi hukum internasional dalam serangan di Gaza beberapa pekan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan kenyataan. Israel dan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari membahayakan orang-orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami," tegas kantor PM Netanyahu.

Sebelumnya, Eliyahu menjadi sorotan karena memberi komentar kontroversial saat diwawancarai radio lokal Israel.

ADVERTISEMENT

Saat itu, Eliyahu ditanya soal opsi nuklir sebagai bagian dari serangan militer negaranya ke Jalur Gaza. "Itu salah satu caranya," demikian jawaban Eliyahu dalam wawancara tersebut.

Terlepas dari komentarnya yang kontroversial, Eliyahu diketahui bukan bagian dari anggota kabinet yang menentukan keputusan selama masa perang. Dirinya juga tidak punya pengaruh dalam menentukan arah strategi melawan milisi Hamas.

Eliyahu juga disebut tidak memiliki pengetahuan mendalam soal kemampuan nuklir Israel -- yang tidak diakui secara publik -- juga tidak mempunyai wewenang untuk mengaktifkannya.

Masih dalam wawancaranya dengan radio Kol Barama, dia menekankan penghancuran Gaza akan membahayakan sekitar 240 sandera, di antaranya warga negara asing maupun warga Israel sendiri, yang ditahan sejak Hamas melancarkan serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober, dengan 1.400 orang tewas.

"Dalam perang, Anda harus menanggung akibatnya," cetus Eliyahu.

Respons Publik

Tak pelak, pernyataan Eliyahu direspons Otoritas Palestina (PA) dengan kecaman. PA menyebut omongan Eliyahu sama saja mencerminkan genosida.

"Pernyataan ini merupakan terjemahan dari perang genosida yang sedang dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza selama 30 hari ini," tegas Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataan yang dirilis Minggu (5/11) waktu setempat.

Tak hanya dari Palestina, ucapan Eliyahu bahkan disikapi keras oleh Benny Gantz, mantan jenderal Israel yang bergabung dengan Netanyahu dalam kabinet masa perang.

Gantz dalam tanggapannya menyebut komentar Eliyahu itu bersifat merusak dan 'lebih buruk lagi, menambah penderitaan keluarga para sandera di rumah'.




(apu/ahr)

Hide Ads