Awal Mula Bareskrim Gerebek Produsen Keripik Pisang Narkoba di Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Jumat, 03 Nov 2023 14:48 WIB
Bantul -

Sebuah tempat yang memproduksi dan mengedarkan keripik pisang narkoba dan happy water di Banguntapan, Bantul, digerebek Bareskrim dan Polda DIY. Begini awal mula kasus ini terungkap.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan terbongkarnya produsen barang haram ini berawal saat Bareskrim melakukan operasi siber. Petugas mendapati di media sosial ada yang menjual keripik pisang dengan harga sangat tinggi.

"Di situ dicantumkan kok keripik pisang kok harganya tinggi kan tidak masuk akal. Sehingga kita curiga dan dilakukan tracing, pemantauan terkait penjualan tersebut," kata Wahyu saat jumpa pers di TKP rumah tempat produksi, Baturetno, Banguntapan, Jumat (3/11/2023).

"Ternyata ada penjualan narkoba dalam bentuk happy water dan bentuk keripik pisang. Selanjutnya dilakukan penyelidikan dilakukan oleh teman-teman Direktorat Narkoba Bareskrim Polri selama satu bulan, mengikuti dinamikanya," lanjut Wahyu.

Kemudian pada Kamis (2/11), polisi mengungkap dan melakukan penangkapan terhadap pengiriman barang yang dilakukan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

"Dan kami menemukan barang bukti happy water dan keripik pisang. Dari jumlah total barang bukti yang kita amankan ada 426 bungkus keripik pisang berbagai ukuran dan 2.022 botol happy water dan masih ada 10 kilogram bahan baku narkobanya," ucapnya.

Dijual hingga Rp 6 juta

Dalam jumpa pers, Wahyu menjelaskan keripik pisang narkoba dan happy water tersebut dijual dengan harga bervariasi sesuai ukuran kemasan.

"Untuk happy water dijual Rp 1,2 juta. Keripik pisang kemasan 500 gram, 200 gram, 100 gram, 75 gram, 50 gram, dengan harga mulai Rp 1,5 sampai Rp 6 juta," kata Wahyu.

Wahyu menuturkan para pelaku sudah mendirikan usaha rumahan pembuatan produk haram itu sekitar satu bulan. Sementara pemasarannya melalui media sosial.

"Tapi tidak satu bulan produksi lalu dijual, ada prosesnya karena dalam uji coba ada yang berhasil dan gagal," ujarnya.

Dia menyebut produksi dan peredaran dengan modus keripik pisang dan happy water ini tergolong baru.

"Modus operandi yang sudah berkembang, modusnya sudah tidak konvensional lagi," jelasnya.

"Bahkan warga tidak tahu kalau rumah yang ditempati pelaku digunakan sebagai lokasi produksi keripik pisang narkotika," imbuh Wahyu.




(rih/ams)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork