Aminudin atau Udin, begitu dia disapa, cukup dikenal masyarakat di sekitar Jalan Pangurakan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Jogja, tepatnya tak jauh dari Museum Sonobudoyo. Pak Udin jadi pemangkas rambut legendaris karena usaha pangkas rambut yang dia rintis sejak 2002, atau 21 tahun silam.
Saat ditemui detikJogja Kamis (2/11/2023), dia tengah memangkas rambut salah satu pelanggannya. Bermodalkan payung, kursi, dan peralatan cukur seadanya, Udin menjalankan usaha pangkas rambutnya dengan penuh ceria dan semangat.
Pria 54 tahun itu mengungkapkan, dia tak mengikuti kursus atau pelatihan mencukur rambut. Dia secara autodidak mempelajari cara memotong rambut saat pangkas di tempat orang lain.
"Saya autodidak. Cuma lihat-lihat aja. Setelah saya pangkas (di tempat orang) itu saya nggak langsung pulang, lihat caranya pangkas gimana. Nanti ada yang datang lagi saya lihatin, o gitu to. Makanya saya praktikkan perlahan-lahan," ucap Udin.
Pada 2002 silam, dia resmi mengawali usaha pangkas rambutnya dengan peralatan sederhana. Gunting sorok jadi senjata utamanya, yang belakangan ini diganti elektrik supaya lebih efisien.
"Dulu pakai gunting sorok, sekarang udah langka karena jarang yang minat. Saya udah enggak pakai juga karena zaman udah semakin maju. Sekarang pakai yang ada baterainya," ujarnya.
Tidak hanya menggelar lapaknya di sekitaran Museum Sonobudoyo, Udin mengaku juga menerima panggilan ke rumah pelanggan yang ingin memotong rambutnya. Tentu, dengan tarif yang berbeda.
"Lambat laun ada panggilan, kalau di sini (di tempat) Rp 10.000, kalau panggilan Rp 25.000. Dulu pernah dipanggil ke Sardjito, saya bilang kalau mau Rp 50.000. Rp 25.000 buat yang deket-deket dari sini," jelasnya.
Langganan Bule
Lambat laun, usahanya pun mulai dikenal. Para pelanggannya berdatangan dari berbagai tempat. Bahkan, wisatawan yang sedang berlibur di Jogja pun menyempatkan menikmati teduhnya potong rambut di bawah pohon beringin.
Salah satu pengunjung adalah Sugianto (55). Dia mengaku tertarik memendekkan rambutnya di tempat Udin karena selain harganya murah, Rp 10.000, 'tempat kerjanya' juga rindang.
"Saya baru cukur sekali, kebetulan lewat kan kerjanya di sekitar sini (Ahmad Dahlan) terus liat ini. Yang jelas satu-satunya yang ada kalau biasanya kan tertutup. Harganya bermasyarakat," ungkapnya.
Dari berbagai orang yang 'menikmati' potongannya, Udin bercerita seorang warga Amerika Serikat (AS) bernama Johnson datang dan ingin rambutnya dipotong.
"Dia itu minta dicukur tapi nawar. Saya bilang Rp 10.000 dia tawar Rp 3.000. Ndagel to. Setelah selesai, mantap kan hasilnya terus dia kasih Rp 50.000," ujarnya sambil diiringi gelak tawa.
Udin menuturkan bagaimana hubungannya dengan Johnson cukup akrab. Bahkan, si bule menyempatkan mencukur rambutnya di lapak Udin jika sedang berkunjung ke Jogja.
Simak Video "Video: Sam Sung Mantan Pegawai Apple yang Viral, Kini Ganti Nama"
(sip/ams)