Kominfo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespons unggahan yang menyatakan bahwa vaksin COVID-19 dianggap jadi pemicu virus Marburg yang mematikan. Dalam narasi yang beredar, virus dengan fatalitas mencapai 88 persen itu disebut diaktifkan melalui jaringan 5G.
Menanggapi narasi tersebut, Kominfo DIY melalui akun resmi X @kominfodiy, Rabu (1/11/2023), menyampaikan bahwa klaim itu tidak mempunyai dasar ilmiah.
Dalam unggahan Kominfo DIY yang mengutip kantor berita Perancis Agence France-Presse (AFP) dijelaskan bahwa para ahli membantah klaim adanya bahan berbahaya dalam vaksin COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amira Roess, profesor dan ahli epidemiologi di Universitas George Mason di Amerika Serikat (AS) menjelaskan kandungan dalam vaksin mRNA COVID-19 tidak memiliki kandungan apa pun yang berhubungan dengan penyakit Marburg.
Selain itu, tidak ditemukannya bukti bahwa sinyal nirkabel seperti dalam jaringan 5G bisa mengaktifkan penyakit mematikan tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam situs resminya juga menegaskan virus Marburg menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (melalui kulit yang rusak atau selaput lendir).
Selain itu, virus ini juga bisa menular lewat permukaan serta bahan (misalnya alas tidur dan pakaian) yang terkontaminasi dengan cairan tubuh.
"Mari tetap berhati-hati dalam menerima berbagai informasi. Ada baiknya untuk dipahami dan dicari kebenarannya ya, Lur," imbau Kominfo DIY di Twitter.
(dil/sip)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan