Cerita Hasto PDIP soal Kartu Truf Ketum Parpol di Balik Gibran Cawapres

Nasional

Cerita Hasto PDIP soal Kartu Truf Ketum Parpol di Balik Gibran Cawapres

Tim detikNews - detikJogja
Senin, 30 Okt 2023 09:15 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDIP, Sabtu (28/10/2023).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDIP, Sabtu (28/10/2023). Foto: Rizky Adha Mahendra/detikcom
Jogja -

PDIP belakangan ini mengkritik proses pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto. Menyinggung proses pencalonan Gibran, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku mendapat cerita soal kartu truf ketua umum (ketum) parpol.

"Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan. Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/10/2023), dikutip dari detikNews.

Hasto menyinggung soal tekanan kekuasaan hingga kartu truf ketua umum partai politik menyangkut pencalonan Gibran. Kartu truf merupakan kiasan yang berarti kartu terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK. Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan," ujar Hasto.

Dilansir detikNews, setelah Gibran menjadi cawapres Prabowo, hubungan PDIP dengan Jokowi dan keluarganya belakangan ini merenggang.

ADVERTISEMENT

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," ucap Hasto.

PAN Tepis Isu Terpaksa Dukung Gibran

Sementara itu Waketum PAN, Viva Yoga Mauladi menyebut pencalonan Gibran merupakan keputusan bersama koalisi Prabowo. Viva pun menepis cerita Hasto soal kartu truf ketum parpol dipegang terkait pencalonan Gibran.

"Tentang pencalonan Mas Gibran sebagai calon wakil presiden adalah berdasarkan keputusan yang diambil secara kekeluargaan, berdasarkan asas musyawarah mufakat, kolektif kolegial. Penentuan nama Mas Gibran adalah solusi obyektif dan menjadi kebutuhan kolektif dari seluruh partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM)," kata Viva.

Menurutnya, orientasi pencalonan Gibran agar menang Pilpres 2024 ialah agar dapat melanjutkan program pembangunan pemerintahan sekarang sembari melakukan transformasi seiring dengan dinamika masyarakat.

"Mencalonkan Mas Gibran didasarkan pada rasa cinta. Bukan karena keterpaksaan, tekanan dan intimidasi dari siapapun dan dari pihak manapun. Ini pilihan rasional dan obyektif," ujar Viva.

"Jika ada rumor atau isu yang menyatakan bahwa pimpinan partai koalisi di KIM tersandera kasus sehingga tidak independen dan penuh tekanan, ya dijogetin aja he-he," sambungnya.

Viva mengajak semua pihak menjalani pilpres dengan pertarungan ide, pemikiran, dan gagasan. Sehingga menjadikan Pemilu 2024 sebagai sarana kedaulatan rakyat yang mencerdaskan, menyehatkan, dan menggembirakan.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads