20+ Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema Penuh Makna

20+ Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema Penuh Makna

Anindya Milagsita - detikJogja
Sabtu, 28 Okt 2023 13:50 WIB
Chairil Anwar sudah tidak asing dalam dunia sastra Indonesia. Sosoknya berperan penting dalam peringatan Hari Puisi Nasional 26 Juli. Simak profil Chairil Anwar.
20+ Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema Penuh Makna. Foto: detikcom/Ilustrasi: Luthfy Syahban.
Jogja -

Puisi menjadi salah satu karya sastra yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena kata-katanya yang indah, melainkan juga makna yang terkandung di dalamnya. Seperti kumpulan puisi singkat dengan berbagai tema yang memiliki makna mendalam berikut ini.

Puisi biasanya mengandung ungkapan perasaan dari penyair yang terikat oleh kebahasaan. Tak hanya itu, puisi juga dapat dijadikan sebagai bentuk buah pikiran yang disusun dalam kalimat indah.

Berikut kumpulan puisi pendek penuh makna dengan berbagai tema yang dikutip melalui buku Sajak Ladang Jagung karya Taufiq Ismail, Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar, dan Sungaisungai Muaramuara Pesisirpesisir karya Iqbal H. Saputra, dkk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Puisi #1: Karena Pelabuhan Itu Bernama Ibu oleh Iqbal H. Saputra

Buatku, Ibu
sedari pertama meninggalkanmu, jarak jua waktu tak ubah bagai topan
tapi tersebabmu, apalah arti segerombol angin cemburu itu
bahkan bagiku, di pelayaran lelakiku ini
rayu matahari di setiap kedatangan dan kepulangan
tak kan mampu melelehkan keberadaanmu dalam ingatan

Dan telah aku putuskan untuk memilihmu
buat tempat pemberhentian laju rinduku
Gelombang tak kan sanggup menghenti hasratku
sebab rindu telah kutancapkan di geladak tubuh
agar doamu yang serupa temali
dapat menarik dan mengibarkan penantianku di ujung cakrawala
biar karangkarang, anginangin, gelombanggelombang,
ikanikan, dan bintangbintang tahu
seberapa dahsyat pelukan seorang ibu bagi bujang
yang telah menahun tak pulang merantau di tanah seberang

ADVERTISEMENT

Contoh Puisi #2: Aku oleh Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Contoh Puisi #3: Bunga Alang-alang oleh Taufiq Ismail

Bunga alang-alang
Di tebing kemarau
Menggelombang

Mengantar
Bisik cemara
Dalam getar

Di jalan setapak
Engkau berjalan
Sendiri

Ketika pepohon damar
Menjajari
Bintang pagi

Sesudah topan
Membarut
Warna jingga

Dan seribu kalong
Bergayut
Di puncak randu

Di bawah bungur
Kaupungut
Bunga rindu

Sementara awan
Menyapu-nyapu
Flamboyan

Kemarau pun
Berangkat
Dengan kaki tergesa

Dalam angin
Yang menerbangkan
Serbuk bunga

Contoh Puisi #4: Taman oleh Chairil Anwar

Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki
Bagi kita bukan halangan
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan 'nusia

Contoh Puisi #5: Di Balik Benteng oleh Fitri Merawati

Ada munajat,
dalam bisu yang sengaja dipersembahkan
Ada sembahyang,
dalam perjalanan malam mengitari peninggalan moyang,

Ada kekokohan
dalam kepasrahan atas kekuasaan

Dunia yang tak mengenal kata pongah
Dunia yang dibangun bukan semata dari cerita
Tak kan tunduk begitu saja
Meski malam semakin kejam
Menusukkan dinginnya

Contoh Puisi #6: Penerimaan oleh Chairil Anwar

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Contoh Puisi #7: Januari 1949 oleh Taufiq Ismail

Butiran logam membunuh saudara
Dirabanya pinggangnya
Ketika dia rubuh

Sejemput dendam meluluh hatiku
Di mana kuburnya Semakin Jauh
Semakin jauh

Luka-lukamu
Luka bumi kita
Luka langit yang rapuh

Rumpun-rumpun bambu
Dan lereng akasia
Tempatmu berteduh

Mataya trembesi
Ngembara di padang lalang
Direnggutkan ke bumi
Dengan tujuh letusan

Contoh Puisi #8: Gadrung oleh Fitri Merawati

Kala kelopak mawar yang rapuh terjatuh
Kala angin mengabarkan berita gigil
Kala senja berjalan gontai mendekati gulita
Masih adakah peduli?
Waktu mengeja hari
Merangkai kisah di lenggang malam

Contoh Puisi #9: Kesabaran oleh Chairil Anwar

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

Contoh Puisi #10: Doa Si Kecil oleh Taufiq Ismail

Tuhan Yang Kaya
Beri mama kasur tebal di surga

Tuhan Yang Pemurah
Belikan ayah pipa yang indah

Amin.

Contoh Puisi #11: Hampa: kepada Sri oleh Chairil Anwar

Sepi di luar, sepi menekan-mendesak
Lurus-kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak
Sepi memagut
Tak suatu kuasa-berani melepas diri
Segala menanti. Menanti-menanti.
Sepi.
DAn ini menanti penghabisan mencekik
Memberat-mencengkung punda
Udara bertuba
Rontok-gugur segala. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Menanti. Menanti.

Contoh Puisi #12: 1946: Larut Malam Suara Sebuah Truk oleh Taufiq Ismail

Sebuah truk laskar menderu
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
'Sudah Bebas Negeri Kita'

Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun, terjaga:
'Ibu, akan pulangkah bapa,
Dan membawakan pistol buat saya?'

Contoh Puisi #13: Pesta Tahun Baru oleh Latief S. Nugraha

Burung Ababil menebar batu-batu
Berhamburan di langit kotaku
Tentara gajah kalangkabut di jalanan
Mereka menjerit meronta ramai
Dan di sela-sela mereka
Malaikat Isrofil meniup terompet sangkakala

Contoh Puisi #14: Kawanku dan Aku oleh Chairil Anwar

Kami jalan sama. Sudah larut
Menembus kabut.
Hujan mengucur badan.

Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan.

Darahku mengental-pekat. Aku tumpat-pedat.

Siapa berkata?

Kawanku hanya rangka saja.
Karena dera mengelucak tenaga.

Dia bertanya jam berapa!

Sudah laruss sekali
Hingga hilang segala makna
Dan gerak tak punya arti

Contoh Puisi #15: Bulan oleh Taufiq Ismail

Bulan pun merah
Dan tersangkut
Pada rimba musim gugur

Sungai pun lelah
Dan mengangkut
Daun-daun bertabur

Padang-padang jagung
Serangga mendesing
Baling-baling
Berpusing

Lembu mengibas-ngibaskan
Ekornya
Jerami
Terpelanting

Bulan merah
Tersangkut
Ke bawah rimba
Musim gugur.

Contoh Puisi #16: Sendiri oleh Chairil Anwar

Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya

Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya

Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama

Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

Contoh Puisi #17: Kau yang Duduk Temangu di Bawah Bulan oleh Latief S. Nugraha

Kau yang duduk termangu di bawah bulan
Menyemai malam bersama kebimbangan yang tak tahu sampai kapan
Menunggu waktu bertemu dengan dia lebih dulu
Atau aku yang akan membawamu ke awang-awang
Menangkapi kuning kunang-kunang yang berlari dari siang

Contoh Puisi #18: Doa: kepada Pemilik Teguh oleh Chairil Anwar

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Contoh Puisi #19: Ikrar Sebuah Hati oleh Fitri Merawati

Di telaga air matamu, kuhela rakit
Menyeberangi ruas batas impian dan harapan
Kubiarkan keluhmu digiring angin merasuki hidupku
Yang terus berdegub

Contoh Puisi #20: Dendam oleh Chairil Anwar

Berdiri tersentak
Dari mimpi aku bengis dielak

Aku tegak
Bulan bersinar sedikit tak nampak

Tangan meraba ke bawah bantalku
Keris berkarat kugenggam di hulu

Bulan bersinar sedikit tak nampak

Aku mencari
Mendadak mati kuhendak berbekas di jari

Aku mencari
Diri tercerai dari hati

Bulan bersinar sedikit tak tampak

Contoh Puisi #21: Gerimis Putih oleh Taufiq Ismail

Malam Oktober yang panjang, dan turun pelahan
Merisik dedahanan telanjang serta deru tertahan
Dada bumilah yang putih dan terlembut
Di pucuk-pucuk ranting keristal sama berpagut

Malam Oktober yang pucat, pergi perlahan
Pagi basah mengambang biru pipi danau
Bumi yang telentang malas, pesolek berpupur salju
Lidah logam berdentangan jauh lonceng gereja

Dan lengkap langit mengucurkan gerimis putih
Perbukitan terpekur, di lerengnya deretan pohon pina
Tiupan angin 'tak lagi tajam tapi lembut menyuara
Seperti Emilie tak akan pergi. Seperti dada tak akan pedih
Lengkung langit yang mengucur gerimis putih

Contoh Puisi #22: Di Mesjid oleh Chiril Anwar

Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga

Kami pun bermuka-muka

Seterusnya Ia bernyala-nyala dalam dada.
Segala daya memadamkannya

Bersimpah peluh diri yang tak bisa diperkuda

Ini ruang
Gelanggang kini berperang

Binasa-membinasa
Satu menista lain gila.

Contoh Puisi #23: Kabar Rerumput oleh Fitri Merawati

Matahari membagi kasih lewat cahaya
Melati mengabarkan kesucian dengan aroma
Malam mengajarkan bercinta dalam sunyi
Sajak menguarakan rerumput yang menengadah
Menanti embun, membawa doa-doa pertapa
Dan kekasih pun singgah, meski kadang terlupa

Contoh Puisi #24: Tak Sepadan oleh Chairil Anwar

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak 'kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka.

Contoh Puisi #25: Adakah Suara Cemara oleh Taufiq Ismail

Ati

Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah melintas sepintas
Gemersik daunan lepas

Deretan bukit-bukit biru
Menyeru lagu itu
Gugusan mega
Ialah hiasan kencana

Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah lautan ladang jagung
Mengombakkan suara itu

Nah, demikian tadi kumpulan contoh puisi singkat dari berbagai tema yang penuh dengan makna mendalam bagi para pembaca. Semoga bermanfaat, detikers!




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads