- Contoh Puisi #1: Karena Pelabuhan Itu Bernama Ibu oleh Iqbal H. Saputra
- Contoh Puisi #2: Aku oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #3: Bunga Alang-alang oleh Taufiq Ismail
- Contoh Puisi #4: Taman oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #5: Di Balik Benteng oleh Fitri Merawati
- Contoh Puisi #6: Penerimaan oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #7: Januari 1949 oleh Taufiq Ismail
- Contoh Puisi #8: Gadrung oleh Fitri Merawati
- Contoh Puisi #9: Kesabaran oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #10: Doa Si Kecil oleh Taufiq Ismail
- Contoh Puisi #11: Hampa: kepada Sri oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #12: 1946: Larut Malam Suara Sebuah Truk oleh Taufiq Ismail
- Contoh Puisi #13: Pesta Tahun Baru oleh Latief S. Nugraha
- Contoh Puisi #14: Kawanku dan Aku oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #15: Bulan oleh Taufiq Ismail
- Contoh Puisi #16: Sendiri oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #17: Kau yang Duduk Temangu di Bawah Bulan oleh Latief S. Nugraha
- Contoh Puisi #18: Doa: kepada Pemilik Teguh oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #19: Ikrar Sebuah Hati oleh Fitri Merawati
- Contoh Puisi #20: Dendam oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #21: Gerimis Putih oleh Taufiq Ismail
- Contoh Puisi #22: Di Mesjid oleh Chiril Anwar
- Contoh Puisi #23: Kabar Rerumput oleh Fitri Merawati
- Contoh Puisi #24: Tak Sepadan oleh Chairil Anwar
- Contoh Puisi #25: Adakah Suara Cemara oleh Taufiq Ismail
Puisi menjadi salah satu karya sastra yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena kata-katanya yang indah, melainkan juga makna yang terkandung di dalamnya. Seperti kumpulan puisi singkat dengan berbagai tema yang memiliki makna mendalam berikut ini.
Puisi biasanya mengandung ungkapan perasaan dari penyair yang terikat oleh kebahasaan. Tak hanya itu, puisi juga dapat dijadikan sebagai bentuk buah pikiran yang disusun dalam kalimat indah.
Berikut kumpulan puisi pendek penuh makna dengan berbagai tema yang dikutip melalui buku Sajak Ladang Jagung karya Taufiq Ismail, Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar, dan Sungaisungai Muaramuara Pesisirpesisir karya Iqbal H. Saputra, dkk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh Puisi #1: Karena Pelabuhan Itu Bernama Ibu oleh Iqbal H. Saputra
Buatku, Ibu
sedari pertama meninggalkanmu, jarak jua waktu tak ubah bagai topan
tapi tersebabmu, apalah arti segerombol angin cemburu itu
bahkan bagiku, di pelayaran lelakiku ini
rayu matahari di setiap kedatangan dan kepulangan
tak kan mampu melelehkan keberadaanmu dalam ingatan
Dan telah aku putuskan untuk memilihmu
buat tempat pemberhentian laju rinduku
Gelombang tak kan sanggup menghenti hasratku
sebab rindu telah kutancapkan di geladak tubuh
agar doamu yang serupa temali
dapat menarik dan mengibarkan penantianku di ujung cakrawala
biar karangkarang, anginangin, gelombanggelombang,
ikanikan, dan bintangbintang tahu
seberapa dahsyat pelukan seorang ibu bagi bujang
yang telah menahun tak pulang merantau di tanah seberang
Contoh Puisi #2: Aku oleh Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Contoh Puisi #3: Bunga Alang-alang oleh Taufiq Ismail
Bunga alang-alang
Di tebing kemarau
Menggelombang
Mengantar
Bisik cemara
Dalam getar
Di jalan setapak
Engkau berjalan
Sendiri
Ketika pepohon damar
Menjajari
Bintang pagi
Sesudah topan
Membarut
Warna jingga
Dan seribu kalong
Bergayut
Di puncak randu
Di bawah bungur
Kaupungut
Bunga rindu
Sementara awan
Menyapu-nyapu
Flamboyan
Kemarau pun
Berangkat
Dengan kaki tergesa
Dalam angin
Yang menerbangkan
Serbuk bunga
Contoh Puisi #4: Taman oleh Chairil Anwar
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki
Bagi kita bukan halangan
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan 'nusia
Contoh Puisi #5: Di Balik Benteng oleh Fitri Merawati
Ada munajat,
dalam bisu yang sengaja dipersembahkan
Ada sembahyang,
dalam perjalanan malam mengitari peninggalan moyang,
Ada kekokohan
dalam kepasrahan atas kekuasaan
Dunia yang tak mengenal kata pongah
Dunia yang dibangun bukan semata dari cerita
Tak kan tunduk begitu saja
Meski malam semakin kejam
Menusukkan dinginnya
Contoh Puisi #6: Penerimaan oleh Chairil Anwar
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Contoh Puisi #7: Januari 1949 oleh Taufiq Ismail
Butiran logam membunuh saudara
Dirabanya pinggangnya
Ketika dia rubuh
Sejemput dendam meluluh hatiku
Di mana kuburnya Semakin Jauh
Semakin jauh
Luka-lukamu
Luka bumi kita
Luka langit yang rapuh
Rumpun-rumpun bambu
Dan lereng akasia
Tempatmu berteduh
Mataya trembesi
Ngembara di padang lalang
Direnggutkan ke bumi
Dengan tujuh letusan
Contoh Puisi #8: Gadrung oleh Fitri Merawati
Kala kelopak mawar yang rapuh terjatuh
Kala angin mengabarkan berita gigil
Kala senja berjalan gontai mendekati gulita
Masih adakah peduli?
Waktu mengeja hari
Merangkai kisah di lenggang malam
Contoh Puisi #9: Kesabaran oleh Chairil Anwar
Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu
Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba
Contoh Puisi #10: Doa Si Kecil oleh Taufiq Ismail
Tuhan Yang Kaya
Beri mama kasur tebal di surga
Tuhan Yang Pemurah
Belikan ayah pipa yang indah
Amin.
Contoh Puisi #11: Hampa: kepada Sri oleh Chairil Anwar
Sepi di luar, sepi menekan-mendesak
Lurus-kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak
Sepi memagut
Tak suatu kuasa-berani melepas diri
Segala menanti. Menanti-menanti.
Sepi.
DAn ini menanti penghabisan mencekik
Memberat-mencengkung punda
Udara bertuba
Rontok-gugur segala. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Menanti. Menanti.
Contoh Puisi #12: 1946: Larut Malam Suara Sebuah Truk oleh Taufiq Ismail
Sebuah truk laskar menderu
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
'Sudah Bebas Negeri Kita'
Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun, terjaga:
'Ibu, akan pulangkah bapa,
Dan membawakan pistol buat saya?'
Contoh Puisi #13: Pesta Tahun Baru oleh Latief S. Nugraha
Burung Ababil menebar batu-batu
Berhamburan di langit kotaku
Tentara gajah kalangkabut di jalanan
Mereka menjerit meronta ramai
Dan di sela-sela mereka
Malaikat Isrofil meniup terompet sangkakala
Contoh Puisi #14: Kawanku dan Aku oleh Chairil Anwar
Kami jalan sama. Sudah larut
Menembus kabut.
Hujan mengucur badan.
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan.
Darahku mengental-pekat. Aku tumpat-pedat.
Siapa berkata?
Kawanku hanya rangka saja.
Karena dera mengelucak tenaga.
Dia bertanya jam berapa!
Sudah laruss sekali
Hingga hilang segala makna
Dan gerak tak punya arti
Contoh Puisi #15: Bulan oleh Taufiq Ismail
Bulan pun merah
Dan tersangkut
Pada rimba musim gugur
Sungai pun lelah
Dan mengangkut
Daun-daun bertabur
Padang-padang jagung
Serangga mendesing
Baling-baling
Berpusing
Lembu mengibas-ngibaskan
Ekornya
Jerami
Terpelanting
Bulan merah
Tersangkut
Ke bawah rimba
Musim gugur.
Contoh Puisi #16: Sendiri oleh Chairil Anwar
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Contoh Puisi #17: Kau yang Duduk Temangu di Bawah Bulan oleh Latief S. Nugraha
Kau yang duduk termangu di bawah bulan
Menyemai malam bersama kebimbangan yang tak tahu sampai kapan
Menunggu waktu bertemu dengan dia lebih dulu
Atau aku yang akan membawamu ke awang-awang
Menangkapi kuning kunang-kunang yang berlari dari siang
Contoh Puisi #18: Doa: kepada Pemilik Teguh oleh Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Contoh Puisi #19: Ikrar Sebuah Hati oleh Fitri Merawati
Di telaga air matamu, kuhela rakit
Menyeberangi ruas batas impian dan harapan
Kubiarkan keluhmu digiring angin merasuki hidupku
Yang terus berdegub
Contoh Puisi #20: Dendam oleh Chairil Anwar
Berdiri tersentak
Dari mimpi aku bengis dielak
Aku tegak
Bulan bersinar sedikit tak nampak
Tangan meraba ke bawah bantalku
Keris berkarat kugenggam di hulu
Bulan bersinar sedikit tak nampak
Aku mencari
Mendadak mati kuhendak berbekas di jari
Aku mencari
Diri tercerai dari hati
Bulan bersinar sedikit tak tampak
Contoh Puisi #21: Gerimis Putih oleh Taufiq Ismail
Malam Oktober yang panjang, dan turun pelahan
Merisik dedahanan telanjang serta deru tertahan
Dada bumilah yang putih dan terlembut
Di pucuk-pucuk ranting keristal sama berpagut
Malam Oktober yang pucat, pergi perlahan
Pagi basah mengambang biru pipi danau
Bumi yang telentang malas, pesolek berpupur salju
Lidah logam berdentangan jauh lonceng gereja
Dan lengkap langit mengucurkan gerimis putih
Perbukitan terpekur, di lerengnya deretan pohon pina
Tiupan angin 'tak lagi tajam tapi lembut menyuara
Seperti Emilie tak akan pergi. Seperti dada tak akan pedih
Lengkung langit yang mengucur gerimis putih
Contoh Puisi #22: Di Mesjid oleh Chiril Anwar
Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga
Kami pun bermuka-muka
Seterusnya Ia bernyala-nyala dalam dada.
Segala daya memadamkannya
Bersimpah peluh diri yang tak bisa diperkuda
Ini ruang
Gelanggang kini berperang
Binasa-membinasa
Satu menista lain gila.
Contoh Puisi #23: Kabar Rerumput oleh Fitri Merawati
Matahari membagi kasih lewat cahaya
Melati mengabarkan kesucian dengan aroma
Malam mengajarkan bercinta dalam sunyi
Sajak menguarakan rerumput yang menengadah
Menanti embun, membawa doa-doa pertapa
Dan kekasih pun singgah, meski kadang terlupa
Contoh Puisi #24: Tak Sepadan oleh Chairil Anwar
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahgia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak 'kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka.
Contoh Puisi #25: Adakah Suara Cemara oleh Taufiq Ismail
Ati
Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah melintas sepintas
Gemersik daunan lepas
Deretan bukit-bukit biru
Menyeru lagu itu
Gugusan mega
Ialah hiasan kencana
Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah lautan ladang jagung
Mengombakkan suara itu
Nah, demikian tadi kumpulan contoh puisi singkat dari berbagai tema yang penuh dengan makna mendalam bagi para pembaca. Semoga bermanfaat, detikers!
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM