Sebagai informasi, jumlah peserta yang tampil sekitar 120 peserta dengan dua kategori yaitu pedagang dan komunitas buruh gendong. Terdapat tiga juri yang terdiri dari BRI, tim koreografer, dan Indonesian Fashion Chamber (IFC).
"Karena event pertama dulu sudah menggunakan batik, dan kita juga ingin memperkenalkan kain tradisional khas Jogja yaitu lurik, karena lurik itu mempunyai makna dan historis yang banyak," ujar Kepala Dinas Perdagangan, Veronica Ambar Ismuwardani.
"Saya ingin pedagang juga memaknai kain lurik, bukan hanya menjual baju luriknya, tetapi juga memahami makna dan terus melestarikan lurik sebagai kain khas Jogja," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya memeriahkan HUT Kota Jogja, event ini diharapkan juga bisa meningkatkan branding Pasar Beringharjo sebagai destinasi belanja sekaligus ruang edukasi. Ambar berharap kain lurik juga semakin populer sehingga bisa menyejahterakan pedagang maupun perajinnya.
"Harapannya pasti juga di sini ada pemberdayaan masyarakat selain melestarikan lurik Jogja. Pemberdayaan kepada pedagang khususnya dengan diadakannya ini, pengunjung makin banyak, dagangan pedagang laris, baik batik maupun luriknya. Kami berharap ekonomi pedagang mulai up lagi," harap Ambar.
Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Meisya dan Steffy Gracia peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Forum Ojol Yogyakarta Buka Suara soal Ricuh Massa Driver di Godean
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa