Pada tanggal 11 September 2001, Amerika Serikat mengalami salah satu tragedi terbesar dalam sejarahnya, yaitu serangan terorisme meruntuhkan World Trade Center (WTC) di New York. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa 9/11.
Tragedi 9/11 ini menumpahkan korban hingga ribuan orang. Bahkan, dikutip dari CBS News, terdapat dua korban tragedi 9/11 baru saja berhasil diidentifikasi melalui tes DNA lanjutan setelah 22 tahun.
Lanjutan tes DNA terhadap jenazah korban tersebut merupakan komitmen pemerintah AS untuk mengidentifikasi korban serangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa 9/11 tidak hanya menjadi momen yang menggetarkan Amerika Serikat, tetapi juga menimbulkan dampak global yang meluas. Dalam artikel ini, detikJogja akan mengulik sejarah peristiwa 9/11, mulai dari kronologi serangan hingga akibat dan dampaknya yang tak terhindarkan.
Tragedi Serangan 9/11
Mengutip laman resmi Ensiklopedia Britannica, peristiwa penyerangan WTC di New York merupakan serangkaian pembajakan maskapai penerbangan yang melibatkan aksi serangan bunuh diri yang dilakukan pada tahun 2001 oleh 19 militan yang terkait dengan kelompok ekstremis Islam al-Qaeda yang dilakukan di Amerika Serikat. Serangan ini menjadikan serangan teroris paling mematikan di tanah Amerika dalam sejarah AS.
Peristiwa ini memakan kurang lebih 3.000 korban. Dengan jumlah korban sekitar 2.750 orang tewas yang berada di New York. Kejadian ini membuat polisi dan departemen pemadam kebakaran di New York sangat terpukul, di mana kejadian ini membuat ratusan aparat bergegas ke lokasi serangan, dan membuat lebih dari 400 petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran tewas.
Sejarah Peristiwa 9/11
Serangan 11 September sebagian besar dipicu karena Osama bin Laden yang merupakan pemimpin organisasi militan Islam al-Qaeda. Osama bin Laden memiliki keyakinan yang naif tentang Amerika Serikat menjelang serangan tersebut. Abu Walid al-Masri yang merupakan rekan Osama di Afghanistan pada tahun 1980-an dan 90-an, menjelaskan bahwa pada tahun-tahun sebelum serangan tersebut, Osama bin Laden semakin yakin bahwa Amerika lemah.
Osama bin Laden meyakini bahwa Amerika Serikat adalah negara yang lemah, keyakinan ini terbentuk bukan hanya karena Amerika Serikat meninggalkan Lebanon setelah pemboman barak marinir, tetapi juga karena penarikan pasukannya dari Somalia pada tahun 1993 setelah kejadian kematian 18 tentara Amerika di Mogadishu, serta pengalaman penarikan pasukan Amerika dari Vietnam pada tahun 1970-an.
Dipimpin oleh Osama bin Laden, al-Qaeda menyalahkan AS dan sekutunya atas konflik yang terjadi di dunia Muslim. Maka, 19 orang melakukan pembajakan. Mereka bekerja dalam tiga tim yang terdiri dari lima orang. Satu kelompok terdiri dari empat orang pada pesawat yang jatuh di Pennsylvania. Setiap kelompok yang terbentuk memiliki seseorang yang sudah menjalankan pelatihan pilot.
Kronologi Peristiwa 9/11
Tepat pada 11 September, empat pesawat yang terbang di atas Amerika Serikat bagian timur dibajak secara bersamaan oleh tim kecil penyerang. Pesawat-pesawat ini digunakan sebagai peluru kendali raksasa untuk menabrak gedung penting di New York dan Washington. Dua pesawat akhirnya menabrak menara kembar WTC. Pesawat pertama menghantam menara utara pada 08.46 waktu bagian timur (13:46 GMT), dan pesawat kedua menabrak menara selatan pada 09.03.
Bangunan-bangunan pun terbakar, membuat orang-orang di lantai atas terjebak, dan asap dari pesawat menyelimuti kota. Dalam waktu kurang dari dua jam, kedua menara setinggi 110 lantai itu runtuh dalam awan debu yang sangat besar. Pukul 09.37, pesawat ketiga menghancurkan bagian barat Pentagon, yang merupakan markas besar militer AS di luar ibu kota negara, Washington DC. Pesawat keempat jatuh di lapangan di Pennsylvania pukul 10.03.
Tanggapan Amerika Serikat atas Peristiwa 9/11
Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan setelah serangan tersebut, Presiden George W. Bush memimpin serangan militer ke Afghanistan yang didukung oleh koalisi internasional dengan tujuan mengeliminasi al-Qaeda dan mengejar Osama bin Laden.
Namun, baru pada tahun 2011, pasukan Amerika Serikat akhirnya berhasil menemukan dan menghabisi Osama bin Laden di Pakistan, negara tetangga Afghanistan. Khalid Sheikh Mohammad, yang dicurigai sebagai perencana utama serangan 9/11, ditangkap di Pakistan pada tahun 2003.
Walaupun Al-Qaeda masih ada, kelompok tersebut kini paling kuat di wilayah Afrika Sub-Sahara dan bahkan saat ini masih memiliki anggota yang beroperasi di dalam Afghanistan. Pada tahun ini, setelah hampir dua dekade berada di Afghanistan, pasukan Amerika Serikat telah meninggalkan negara tersebut yang memicu kekhawatiran bahwa jaringan Islamis ini bisa kembali aktif.
Butuh waktu lebih dari delapan bulan untuk membersihkan "Ground Zero" atau lokasi Menara Kembar yang runtuh. Keamanan penerbangan juga diperketat di seluruh dunia pada tahun-tahun setelah peristiwa ini. One World Trade Center atau "Menara Kebebasan" akhirnya berdiri lebih tinggi 541 meter dari menara utara asli yang tinggi nya 417 meter.
Artikel ini ditulis oleh Steffy Gracia peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM