Penjual martabak TDS (24) menganiaya penjual warmindo ED (51) menggunakan celurit di Jalan Bugisan, Kasihan, Bantul. Saksi mengungkap detik-detik mencekam penganiayaan itu.
Pantauan detikJogja, lokasi kejadian yakni Jalan Bugisan, Tegal Senggotan, Kasihan, Bantul sepi. Tampak pula gerobak martabak milik TDS masih berada di depan sebuah bengkel di jalan tersebut.
Selain itu, di sisi utara tempat jualan martabak TDS, tepatnya di depan pagar besi berwarna hitam tampak masih ada bekas ceceran darah yang mengering. Ceceran darah yang sudah mengering itu berada di depan pagar yang lantainya terbuat dari cor-coran semen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang saksi berinisial DN, warga Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul menceritakan awalnya dirinya mendengar teriakan dari luar rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB. Karena itu, DN langsung keluar untuk memastikan apa yang terjadi.
"Saat itu terdengar orang teriak-teriak dari pinggir jalan sekitar pukul 17.00 WIB. Pas saya keluar rumah, Mas-nya martabak itu sudah di depan dengan tangan kanan bawa celurit. Sepertinya sudah melakukan penganiayaan," katanya kepada detikJogja, Selasa (29/8/2023).
Mendapati situasi tersebut, DN langsung menanyai TDS terkait apa yang sebenarnya terjadi. Menurut DN, saat itu TDS mengaku akan dibunuh oleh ED.
"Saya keluar terus saya tanya, 'Mas kenapa?'. Dia jawab, 'Ini Bu, dia sudah mengancam saya, mau membunuh, sudah tiga kali saya digitukan, saya kan punya harga diri Bu, saya emosi'," ujarnya sembari menirukan ucapan TDS saat itu.
Mendengar jawaban itu, DN lalu mencoba menenangkan TDS dengan menyarankan mengucap istigfar. Namun, karena kondisi yang masih belum stabil TDS kembali menyebut bahwa merasa terancam oleh ED.
"Terus saya bilang, Mas sabar, istigfar Mas. Terus dia bilang, 'Saya gimana Bu, diancam saya Bu mau dibunuh Bu, mau dibunuh," ucapnya.
"Terus saya bilang sabar, istigfar Mas, saat itu napas dia sudah terengah-engah seperti hilang konsentrasi," lanjut DN.
Perempuan ini melanjutkan bahwa setelah itu warga masih takut untuk mendekati TDS karena membawa celurit. Namun, akhirnya TDS mampu menguasai dirinya dan warga berhasil mengambil celurit dari TDS.
"Akhirnya orang mau mendekat takut juga, lalu saat sudah terkontrol ada yang mendekat dan mengambil celurit itu. Yang saya sayangkan saat kejadian itu orang-orang hanya diam saja, hanya mengambil video saja," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Korban dan Pelaku Terlibat Cekcok
DN juga mengungkapkan sebelum penganiayaan, TDS terlibat cekcok dengan ED. Pasalnya, tempat jualan TDS dan ED hanya berseberangan di Jalan Bugisan, Kasihan, Bantul.
"Jadi sebelum kejadian dia sudah cekcok dulu, jadi Penjual Warmindo sudah adu mulut dengan Mas Martabak. Kan warmindo di seberang tempat jualan Mas Martabak," ujarnya.
Selanjutnya, ED mendatangi tempat berjualan TDS dan sempat mengucapkan kata-kata dalam bahasa Jawa. Karena tersulut emosinya lantas ED mengeluarkan celurit.
"Penjual Warmindo mendatangi Mas Martabak, tahu Mas Martabak bawa celurit kok malah tetap di situ. Terus tahu-tahu mengayunkan celurit ke arah Penjual Warmindo tapi diam saja Penjual Warmindonya," ucapnya.
Setelah mengalami luka sabetan celurit, ED sempat berjalan ke sisi utara tempat jualan TDS. Namun, tiba-tiba ED kembali lagi ke tempat jualan TDS dan terjadi saling kejar.
"Terus Penjual Warmindo sempat jalan ke utara tapi mendatangi lagi Mas Martabak. Mungkin kepancing emosi baru dikejar sampai sebelah utara tempat jualan Mas Martabak," katanya.
Diberitakan sebelumnya, beredar video di media sosial, seorang bersimbah darah di Jalan Bugisan, Kasihan, Bantul. Polisi pun turun tangan. Disebutkan, korban merupakan penjual warung makan Indomie (warmindo).
"Jadi pelakunya Penjual Martabak dan korbannya Penjual Warmindo," kata Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry, Senin (28/8) malam.
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang