Akses ke Bukit Suru yang Kini Tersisa 2 KK Penghuni: Jalan Kaki 30 Menit

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 29 Agu 2023 07:30 WIB
Tupan, satu dari dua KK yang masih bertahan menghuni Bukit Suru, Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, Senin (28/8/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Gunungkidul -

Pedukuhan Suru, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul menjadi bulan-bulanan serangan monyet ekor panjang hingga memaksa penduduk pindah tempat tinggal. Kini wilayah di perbukitan itu menyisakan dua kepala keluarga (KK) penghuni.

Salah satu dari dua KK penghuni Bukit Suru, Tupan mengaku masih bertahan untuk tinggal di rumah limasan bersama keluarganya. Meskipun ia mengakui akses ke tempat tinggalnya sangat sulit karena tidak terjangkau kendaraan.

"Harus jalan kaki 30 menit untuk sampai sini. Kalau untuk listrik ada tapi sinyal telepon sangat-sangat sulit," kata Tupan kepada wartawan, Senin (28/8/2023).

Ketua RT 04 Suru sekaligus satu dari dua KK yang tinggal di Bukit Suru, Winarno menjelaskan bahwa dahulu ada puluhan warga yang tinggal di bukit tersebut. Namun karena banyak serangan monyet ekor panjang di lahan pertanian membuat warga memilih pindah tempat tinggal alias turun dari bukit.

"Dulu banyak yang tinggal di sini, tapi karena akses jalan sulit dan banyak serangan monyet ekor panjang di lahan pertanian satu per satu warga pilih tinggal di bawah," kata Winarno kepada wartawan.

Sementara itu Dukuh Suru, Sugiyanto menjelaskan wilayah yang dihuni dua KK itu masuk RT 04. Dulunya RT itu dihuni 10 KK.

"Jadi dulu itu RT 04 itu ada 10 KK. Karena perkembangan zaman yang pesat dan jalan di RT itu naik dan tidak bisa dilewati kendaraan, yang punya tanah di bawah pindah ke bawah hingga menyisakan dua KK itu, yakni Pak Tupan dan Winarno, Pak Winarno itu Ketua RT 04," kata Sugiyanto saat dihubungi.

Sugiyanto menjelaskan masalah utama di Bukit Suru adalah serangan monyet ekor panjang di lahan pertanian. Warga tidak bisa memanen hasil pertanian secara maksimal.

"Di sana rawan serangan monyet, mau menanam juga sulit karena sering diambil monyet-monyet itu, itu yang jadi masalah sebenarnya," ungkapnya.

"Satu dusun terserang monyet ekor panjang. Jadi di luar RT 4 tepatnya sisi utara, timur, barat tidak ada yang menanam, istilahnya jadi hutan itu. Monyet-monyet datang saat musim kemarau dan semua itu sudah terjadi sekitar 10 tahun," lanjutnya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah serangan monyet ekor panjang di Suru. Akan tetapi upaya tidak membuahkan hasil karena jumlah monyet sangat banyak.

"Banyak upayanya, tapi mau diupayakan bagaimana lagi. Karena jumlah monyetnya 200-500 ekor. Paling minim satu gerombolan 50 ekor monyet," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya




(rih/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork