Antara Kasus Mutilasi, Riset LGBT, dan Tes Psikologi 2 Tersangka

Antara Kasus Mutilasi, Riset LGBT, dan Tes Psikologi 2 Tersangka

Tim detikJogja - detikJogja
Minggu, 30 Jul 2023 18:37 WIB
Mahasiswa UMY menggelar doa bersama di kampus untuk kawannya, Redho Tri Agustian (20) yang diduga menjadi korban mutilasi, Senin (17/7/2023).
Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Jogjakarta -

Kasus mutilasi dengan korban diduga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Redho Tri Agustian (20), terkuak perlahan. Diduga ada kaitan dengan penelitian komunitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT).

Redho diketahui tengah meneliti komunitas LGBT. Dia mendapatkan dana hibah dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti).

"(Judul penelitian) ya kelompok-kelompok unik di Jogja itu, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal," tutur Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof Achmad Nurmandi, Kamis (27/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurmandi menduga Redho masuk ke komunitas tersebut. Atau bisa juga tengah mencari responden risetnya. Nurmandi menduga kuat, pembunuhan terhadap Redho terkait riset tersebut.

Keluarga Redho di Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel), menyatakan Redho tak pernah berperilaku aneh. Semasa SMA dia aktif di Pramuka.

ADVERTISEMENT

"Nggak ada (perilaku aneh Redho). Semua aktivitas Redho positif semua, dia juga remaja masjid, nggak ada yang aneh," tegas paman Redho, Majid, kepada detikSumbagsel, kamis (20/7).

Keluarga di Pangkalpinang menunggu hasil tes DNA untuk memastikan korban mutilasi inisial R di Sleman adalah kerabat mereka.Keluarga di Pangkalpinang menunggu hasil tes DNA untuk memastikan korban mutilasi inisial R di Sleman adalah kerabat mereka. Foto: Deni Wahyono/detikcom

Di kasus ini, polisi menangkap 2 orang yang kini sudah berstatus tersangka. Keduanya adalah pria berinisial W (29) dan RD (38). W merupakan karyawan usaha kuliner, sedangkan RD penjual kue.

"Jadi antara pelaku dan korban ini (saling) mengenal. Teman," ungkap Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi saat konferensi pers di kantornya, Minggu (16/7).

Korban dieksekusi di kosnya, Triharjo, Sleman. Potongan tubuhnya disebar di berbagai tempat, Rabu (12/7) malam. Ditemukan beberapa hari kemudian di Turi, Tempel, Kab Sleman.

Polisi telah melakukan tes psikologi terhadap tersangka. Hasilnya pelaku sadar saat memutilasi korban. Teresangka berharap bisa menghilangkan jejak.

"Dilakukan secara sadar itu untuk menghilangkan jejak atau barang bukti," ungkap Kombes Endriadi saat dihubungi detikJogja, Jumat (28/7).

Polisi masih terus mendalami kasus ini. Mulai motif hingga hubungan antara riset dan aksi pelaku.




(trw/ahr)

Hide Ads