Penelitian LGBT di Balik Tewasnya Redho Mahasiswa UMY

Terpopuler Sepekan

Penelitian LGBT di Balik Tewasnya Redho Mahasiswa UMY

Tim detikJateng - detikJogja
Sabtu, 29 Jul 2023 14:38 WIB
Mahasiswa UMY menggelar doa bersama di kampus untuk kawannya, Redho Tri Agustian (20) yang diduga menjadi korban mutilasi, Senin (17/7/2023).
Mahasiswa UMY menggelar doa bersama di kampus untuk kawannya, Redho Tri Agustian (20) yang diduga menjadi korban mutilasi, Senin (17/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Jogja -

Satu-persatu fakta kasus mutilasi di Sleman yang diduga kuat korbannya adalah Redho Tri Agustian (20) terungkap. Terbaru, pihak kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyebut jika mahasiswanya itu tengah melakukan penelitian soal LBGT.

Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi menjelaskan Redho merupakan penerima dana hibah penelitian mahasiswa. Dana hibah itu merupakan program dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek RI tahun 2023.

"Jadi memang sedang meneliti, namanya meneliti kan orang harus mencari informasi. Mungkin masuk toh, apalagi kelompok kayak gitu itu kan," beber Nurmandi saat dihubungi wartawan, Kamis (27/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurmandi mengungkapkan jika mahasiswanya itu memang mengangkat tema penelitian mengenai kelompok LGBT di Jogja. Hanya saja, Nurmandi tidak tahu lebih jauh perihal latar belakang ketertarikan Redho memilih mengangkat penelitian dengan tema LGBT.

"(Judul penelitian) ya kelompok-kelompok unik di Jogja itu, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal," tutur Nurmandi.

ADVERTISEMENT

Untuk mengumpulkan data penelitian, Nurmandi menduga Redho masuk ke komunitas tersebut. Dua tersangka pelaku mutilasi itu diduga sebagai responden penelitiannya. Oleh karena itu, ada dugaan kuat kematian Redho berhubungan dengan penelitian tersebut.

Dengan berbagai fakta yang didapatkan itu, Nurmandi menilai Redho bukanlah LGBT. Ia berpendapat, kebanyakan dari LGBT berpasangan dengan yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.

"Kalau misalnya ya, itu LGBT kan tidak mungkin, tidak sejajar kok, kan itu kan pengangguran semua pelakunya," ucapnya.

"Kan tidak wajar toh, LGBT kan sejajar, mahasiswa sama mahasiswa, wartawan sama wartawan, gitu," imbuh Nurmandi.

Bantah Isu Korban Kelompok LGBT

Pihaknya juga ingin meluruskan perihal isu yang beredar soal kelompok menyimpang yang diikuti Redho. Sebab, hal itu baru berdasarkan keterangan pelaku.

"Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal sehingga kita mencari informasi apa yang dia lakukan termasuk riset," katanya.

"Nah, nanti kita kan sedang cari, mendalami toh, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, jadi kita belum tahu (apa yang dilakukan Redho)," imbuh Nurmandi.

Nurmandi menambahkan jika ada perkembangan pihaknya akan memberikan informasi. Mengingat hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut.

"Belum ada perkembangan lagi informasinya," ucapnya.

Nurmandi juga menyebut Redho sudah melakukan penelitian ini selama tiga bulan.

"Yang kita tahu itu kan sudah 3 bulan dia meneliti itu. Cuma kan masuk kelompok itu susah," pungkas Nurmandi.




(apl/apl)

Hide Ads