Sleman Sudah Tentukan Tempat Pembuangan Sampah, Jogja-Bantul Bagaimana?

Sleman Sudah Tentukan Tempat Pembuangan Sampah, Jogja-Bantul Bagaimana?

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 27 Jul 2023 18:43 WIB
Para pemulung yang tengah mengais di gunung sampah TPA Piyungan, Bantul, Selasa (25/7/2023).
Para pemulung yang tengah mengais di gunung sampah TPA Piyungan, Bantul, Selasa (25/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Jogja -

Pemda DIY mengadakan rapat koordinasi dengan kabupaten/kota guna mengurai permasalahan sampah dan pengelolaan sampah mandiri di tiap wilayah. Sleman sudah ditentukan menggunakan TPST Tamanmartani, Bagaimana dengan Bantul dan Kota Jogja?

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) darurat sampah menyusul ditutupnya TPA Piyungan, Bantul. Penutupan dikarenakan TPA Piyungan telah over kapasitas. Akibatnya tiga wilayah terdampak.

"Total seluruhnya kan ada 850 ton per hari, jadi kita lock, kalau itu 850 ton per hari digeser ke sana mesti pendek sekali usianya," ujar Sekda DIY Beny Suharsono kepada wartawan di Kantornya, Kamis (27/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada tiga wilayah yang terkena dampak langsung dari lima wilayah di DIY. Kulon Progo dan Gunungkidul selama ini tidak tergabung dalam fasilitas pengelolaan sampah TPA Regional Piyungan," tambahnya.

Meski begitu Pemda DIY akhirnya tetap membuka TPA Piyungan dengan pembatasan sampah yang masuk. Pembatasan itu memaksa Bantul, Kota Jogja, dan Sleman untuk mengelola sampah mandiri.

ADVERTISEMENT

Di Sleman, sudah ditentukan akan menggunakan TPST Tamanmartani, Kalasan, sebagai tempat pengelola sampah mandiri. Sedangkan untuk Bantul, Beny menjelaskan Bupati Bantul telah berkomitmen bisa mengatasi masalah sampah dengan pengelolaan di level kelurahan.

"Bantul dengan lokasi yang masih memadai bisa mengelola sampah secara terdesentralisasi, karena Bantul punya program sampah selesai di level kalurahan," jelasnya.

"Pak Bupati Bantul punya komitmen bahwa sampah di Bantul akan terselesaikan di kalurahan masing-masing," lanjut Beny.

Permasalahan pelik justru muncul di Kota Jogja yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk pengelolaan sampah mandiri. Beny mengatakan dari rapat koordinasi telah ditentukan opsi yang digunakan untuk permasalahan sampah di Kota Jogja.

"Sampah di kota 100 ton per hari bisa kita geser ke transisi 1(diTPA Piyungan), yang memang sudah ada celahnya sekitar 10%, kira-kira kalau luasannya sekitar 1.747 meter persegi," jelasnya.

"Untuk volume yang lain kita serahkan ke kota sudah. Kan kota mengelola residu yang tidak terkirim ke TPA Piyungan," imbuh Beny.

Zona transisi 1 di TPA Regional Piyungan memang telah selesai, namun tetap harus dibatasi agar bisa berumur panjang. Untuk itu menurut Beny, pengiriman sampah dari kota Jogja ke zona transisi 1 akan dievaluasi tiap tiga hari sekali.

Beny melanjutkan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah mempercepat penyiapan zona transisi 2. "Upaya yang kedua adalah mempercepat transisi 2 selesai," tutupnya.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads