Viral seorang sopir jip diduga memeras penumpangnya yang merupakan rombongan pelajar SMP asal Sleman. Hal ini memicu gelombang protes dari warganet, wisatawan, hingga sejumlah pemilik jip lain di Bromo.
Banyak yang mengecam tindakan oknum D sopir jip Nopol D 1191 CN itu dinilai merusak reputasi wisata jip di kawasan Bromo yang selama ini menjadi salah satu primadona wisata Jawa Timur.
Menanggapi viralnya kasus ini, Kapolsek Sukapura AKP Ardhi Bita Kumala menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan penyelidikan mengenai kiriman viral di media sosial dan grup WhatsApp tersebut.
"Kami akan melakukan penyelidikan kasus dugaan pemaksaan uang terhadap wisatawan. Kami juga akan mencari sopir dan pemilik jip yang bersangkutan," ujar AKP Ardhi, Kamis (4/12/2025).
Ardhi juga meminta waktu untuk proses pendalaman dan memastikan bahwa perkembangan penyelidikan tersebut akan disampaikan kepada publik melalui media massa.
Hingga saat ini identitas sopir dan pemilik jip masih ditelusuri. Pengelola jip Bromo tempat yang bersangkutan bekerja pun belum memberikan pernyataan resmi terkait viralnya video dugaan pemerasan tersebut.
Sebelumnya, keluhan rombongan pelajar salah satu SMP negeri di Gamping, Sleman yang diduga menjadi korban pemerasan saat menggunakan layanan jip wisata Bromo itu viral di sejumlah grup WhatsApp. Ini terjadi saat mereka menaiki satu dari sejumlah jip rombongan sekolah yang sedang wisata di Bromo.
Salah satu peserta rombongan menyebutkan bahwa mereka dimintai uang tambahan oleh seorang sopir jip warna hitam yang diketahui berinisial D dengan kendaraan miliknya bernopol D 1191 CN yang mengantar rombongan itu.
Menurut kesaksian salah satu siswa dan pendamping yang tidak diketahui namanya, kejadian bermula ketika salah seorang temannya mengalami mual saat perjalanan. Siswa itu mengatakan bahwa sopir sempat menegur karena khawatir muntah di dalam kendaraan mengganggu penumpang lain.
"Pertama itu kan mual. Terus sopir bilang jangan muntah di situ karena nanti ada penumpang bule yang nggak suka baunya," ujar salah satu pelajar dalam rekaman kesaksian yang tersebar luar di group WhatsApp.
Siswa lain dari rombongan itu mengatakan bahwa mereka diminta memberikan uang rokok sebesar Rp 10.000 per orang. Namun, menurut pengakuan mereka, hanya satu siswa yang akhirnya memberikan uang Rp 25.000.
"Anak-anak itu dimintai Rp 10 ribu. Tapi yang ngasih cuma satu orang saja, itu pun Rp 25.000," kata salah satu pendamping rombongan.
Rombongan menyebutkan bahwa kendaraan yang mereka naiki berada di urutan nomor 13 dari iring-iringan jip. Mereka mengaku merasa tidak nyaman atas sikap sopir selama perjalanan, terutama ketika melewati jalur berkelok yang membuat penumpang semakin pusing.
Simak Video "Video: Momen Om Mobi Kena Pungli Parkir saat Review Mobil di Palembang"
(dpe/hil)