Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, masuk bagian dari Ijen UNESCO Global Geopark. Desa yang ada di Teluk Pangpang bermetamorfosis menjadi kawasan konservasi mangrove sekaligus objek eduwisata dan ekowisata berkelanjutan.
Universitas Airlangga (Unair) melalui program Airlangga Community Development Hub (ACDH) 2024 berkolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wringinputih membangun kerjasama dalam pengembangan desa wisata berkualitas dengan peningkatan kesadaran masyarakat dalam konservasi wilayah pesisir.
Sekretaris Desa Wringinputih Budi Santoso berharap kolaborasi tersebut berkelanjutan dan memperkaya ketrampilan serta wawasan masyarakat desanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terima kasih dan semoga ini dapat memperkaya keterampilan serta wawasan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata," kata Budi Santoso, Kamis (14/11/2024).
Untuk mensolek desa pesisir menjadi kawasan konservasi dan eduwisata. Unair menggabungkan keahlian dari berbagai disiplin ilmu seperti mikrobiologi, ekologi, kesehatan dan pariwisata.
Kolaborasi tersebut menghasilkan buku katalog biodiversitas flora dan fauna, papan informasi, serta video promosi wisata Desa Wringinputih. Disusun Fakultas Sains dan Teknologi bersama Himpunan Mahasiswa Biologi dan Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati buku katalog Desa Wringinputih memuat informasi tentang berbagai spesies yang hidup di kawasan mangrove diantaranya tumbuhan, burung, dan invertebrata.
Produk ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat dan menarik wisatawan melalui aktivitas seperti birdwatching, pengumpulan kerang, dan pembibitan mangrove.
Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat Unair menyatakan komitmen universitas mendukung pengembangan masyarakat di wilayah terpencil, terluar, dan terdepan, termasuk Wringinputih.
"Unair berencana melanjutkan program ini dengan pelatihan dan promosi yang lebih luas, termasuk ke komunitas global seperti World University Association of Community Development (WUACD)," terang Ni Nyoman.
Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi Ainur Rofiq mengaku program tersebut berperan penting dalam mendukung pengembangan potensi wisata edukasi dan ekologi di kawasan Ijen Geopark.
"Saya harap ini juga bisa dilanjutkan dengan kegiatan lain. Seperti penelitian dan pelatihan masyarakat dalam bidang hospitality," katanya.
Sementara komitmen bersama antara Unair dan Pemkab Banyuwangi tersebut ditandai dengan penyerahan simbolis produk ACDH Banyuwangi 2024, serta penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Unair dan Ijen UNESCO Global Geopark.
Perjanjian ini bertujuan untuk mereplikasi program serupa di Biosite dan Geosite yang termasuk dalam Ijen UNESCO Global Geopark di Banyuwangi dan Bondowoso guna mendukung konservasi dan pengembangan wisata berkelanjutan.
(erm/fat)