Isak Pilu Suara di Ujung Telepon Mustofa Bawa Kabar Duka dari Kanjuruhan

Isak Pilu Suara di Ujung Telepon Mustofa Bawa Kabar Duka dari Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 07 Okt 2022 14:45 WIB
Arin Nikmatul Rosyidah menunjukan foto Mustofa semasa hidup di ponselnya
Arin Nikmatul Rosyidah menunjukan foto Mustofa semasa hidup di ponselnya (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Hampir sepekan berlalu, Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan duka bagi keluarga korban. Salah satunya keluarga suporter Arema asal Blitar, Muhammad Mustofa (17). Orang tua Mustofa tak pernah menyangka dering telepon yang ia tunggu-tunggu membawa kabar duka.

Mustofa tewas saat pertama kali menonton laga klub kecintaannya, Arema FC secara langsung. Pelajar kelas X MAN 1 Kota Blitar ini menjadi salah satu korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan.

Sebenarnya, kepergian Mustofa untuk menonton bola tidak diizinkan oleh ibunya, Arin Nikmatul Rosyidah, secara gamblang. Mengetahui hal itu, Mustofa kemudian beralasan pamit akan menghadiri acara bersama dengan rekan alumni di MTs Mambaus Sholihin Blitar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sang ibu rupanya mendapat informasi bahwa Mustofa akan berangkat menonton bola ke Stadion Kanjuruhan. Arin angsung menanyakan hal itu ke Mustofa melalui WhatsApp.

"Saya tanya ke dia, benar atau tidak kalau akan nonton bola. Ternyata benar, kemudian dia bilang kalau sudah besar tidak perlu khawatir, bisa jaga diri," tutur Arin, Kamis (7/10/2022).

ADVERTISEMENT

Arin pun sempat mengirim beberapa pesan WhatsApp kepada Mustofa saat dalam perjalanan. Termasuk pada pukul 20.00 WIB dan pukul 23.00 WIB. Dalam pesan itu, Arin menanyakan keberadaan Mustofa.

"Saya WA dua kali, apakah pertandingannya sudah selesai atau belum. Terus sudah malam sekali, kok tidak pulang," terangnya.

Sampai pada akhirnya, Arin mendapat telepon dari Mustofa. Namun, bukan suara Mustofa yang berada dalam sambungan telepon itu. Melainkan suara isak teman Mustofa dengan suara serak terbata-bata. Suara di ujung telepon itu membuat Arin terhenyak tak kuasa menahan tangis.

"Di telepon itu dikasih tahu kalau Mustofa di rumah sakit, sudah meninggal. Itu teleponnya sekitar pukul 03.30 WIB," ungkap Arin lalu menangis pilu.

Sosok pendiam Mustofa yang dikenal tak pernah membantah orang tua. Baca di halaman selanjutnya!

Mustofa dikenal sebagai pribadi pendiam dan selalu patuh dengan kedua orang tuanya. Sang ayah, Sutrisno mengaku putranya tak pernah membantah, maupun meminta apapun kepada orang tua.

Tak hanya itu, dia juga selalu baik dengan semua orang, termasuk dengan kedua adiknya. Namun, nasib berkata lain, Sutrisno tak kuasa menahan kesedihan saat sang anak harus pergi dahulu menemui sang khalik.

"Ini pertama kalinya dia pergi jauh dari rumah. Pertama kalinya nonton bola di stadion. Sebelumnya enggak pernah ke luar jauh-jauh dari rumah," ujar Sutrisno.

Sutrisno menyebut, Mustofa baru saja pulang dari pondok pesantren dua bulan lalu. Ia memilih meneruskan sekolah di MAN Kota Blitar.

"Sejak MTs dia sekolah dan ikut di Pondok Pesantren. Baru setelah lulus, minta sekolah di MAN Kota Blitar. Jadi pulang ke rumah sini, baru pertengahan Agustus ini," sambungnya.

Atas kepergian putranya, Sutrisno mengaku masih begitu terpukul. Dia tak pernah menyangka sang putra akan meninggalkan rumah selamanya.

Apalagi kondisinya, saat ini sedang tak bisa berjalan karena kecelakaan tiga pekan lalu. Hal ini yang tak memungkinkan untuk ikut menjemput dan mengurus jenazah anaknya itu.

"Saya hanya mikir akhiratnya anak saya. Nggak mikir yang lainnya. Saya begitu pengen sekali ke makamnya," tukas Sutrisno.

"Kaki saya luka karena kecelakaan, jadi tidak bisa kerja dari tiga minggu lalu. Bahkan saya belum bisa mengantar dan datang ke makam anak saya. Hanya bisa berdoa dari rumah, semoga dia husnul khotimah," sesalnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)


Hide Ads