7 Fakta Oknum TNI Layangkan Tendangan Kungfu ke Aremania Berujung Minta Maaf

7 Fakta Oknum TNI Layangkan Tendangan Kungfu ke Aremania Berujung Minta Maaf

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 06 Okt 2022 10:31 WIB
Pangdam V Brawijaya saat temui suporter Aremania korban tendangan kungfu
Pangdam V/Brawijaya usai menemui korban tendangan 'kungfu' oknum TNI di Tragedi Kanjuruhan/Foto: Istimewa
Malang -

Di tengah Tragedi Kanjuruhan, viral video seorang oknum TNI yang menendang suporter Arema FC, Aremania. Video ini disorot publik, banyak masyarakat yang mengecam tendangan 'kungfu' dari oknum tersebut. Seorang suporter merekam peristiwa itu dan menyebarkan videonya di media sosial.

Akhirnya, kabar ini sampai ke Panglima TNI Andika Perkasa. Ia memastikan, 4 anak buahnya telah mengaku menyerang Aremania saat Tragedi Kanjuruhan. detikJatim menghimpun sederet fakta kejadian ini:

1. Pelaku Oknum TNI Minta Maaf

Setelah lima hari tragedi berlalu, beredar video di Twitter, 2 orang berseragam TNI menemui suporter yang ditendang tersebut. Mereka meminta maaf pada korban. Dalam video yang didapat detikJatim, mereka berbincang dengan keluarga dan seorang pemuda yang diduga suporter korban tendangan anggota TNI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang TNI itu kemudian menjelaskan bahwa dirinya sempat memutarkan video itu kepada anak buahnya. Dia bertanya siapa yang melakukan tendangan. "Saya tanya siapa pelakunya, ternyata dengan kesatria dia ini mengaku," ujar sembari menunjuk anggota TNI lainnya di sebelanya.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Kolonel Arm Kusdi membenarkan permintaan maaf itu. Ditegaskan pula yang ada di video itu adalah Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto.

ADVERTISEMENT

"Iya benar, itu Pangdam yang langsung ke sana, ke rumah korban tendangan itu. Kemarin sore. Langsung didampingi oleh Pangdam untuk meminta maaf kepada korban," kata Kusdi dihubungi detikJatim, Rabu (5/10/2022).

Di dalam video yang beredar di Twitter itu, Pangdam V/Brawijaya sempat menyampaikan kepada keluarga dan korban tendangan itu bahwa si pelaku penendangan itu sebenarnya sudah berniat minta maaf.

"Kemarin dia nyari-nyari sebenarnya, mau minta maaf," ujar Pangdam di video.

"Nggih, kulo pengen ketemu kalih panjenengan. Kulo khilaf, pangapunten (Iya, saya ingin ketemu Anda. Saya khilaf, maaf,)" tambah personel pelaku penendangan.

2. Pelaku Penendang Diproses Hukum

Saat ini, kata Kusdi, personel TNI yang mengakui telah menendang itu sedang diproses hukum di Pompdam. Ia diduga telah melakukan pelanggaran disiplin dan harus menghadapi sejumlah sanksi.

"Orangnya yang nendang sudah diproses hukum di Pompdam. Dugaannya pelanggaran disiplin," kata Kusdi.

Kusdi menjelaskan, personel tersebut telah melakukan sebuah kesalahan. Ia menjelaskan bahwa tendangan seperti itu terhadap masyarakat sipil menyalahi prosedur yang seharusnya diterapkan oleh seluruh personel TNI.

"Salah prosedur itu. Kan tidak boleh seperti itu. Ya, kalau di polisi melanggar kode etik, kalau di TNI berarti itu tindakan pelanggaran disiplin. Harus diproses hukum, nanti yang bersangkutan bisa kena sanksi tunda pangkat," katanya.

3. Keluarga Sesalkan Aksi Pelaku

Sementara itu, keluarga korban menimpali permintaan maaf Pangdam dan personel TNI pelaku penendangan terhadap anaknya tersebut.

"Umpama larene salah ngoten kulo mboten nopo'o. Larene ngerusak nopo ngerusuhi, saestu kulo mboten masalah. Tapi posisine nggih ngoten iku, larene tiange mboten lapo-lapo (Kalau seumpama anaknya salah saya tidak masalah. Kalau merusak atau berbuat rusuh, sungguh saya tidak masalah. Tapi posisinya anak saya enggak ngapa-ngapain, pak)," ujar ibu suporter korban 'kungfu' itu.

Korban sempat ditawari jadi TNI. Baca di halaman selanjutnya!

4. Pangdam V/Brawijaya juga Minta Maaf

Sementara itu, Pangdam V/Brawijaya juga meminta maaf ke korban. Ia menyebut sudah menindak anggotanya yang berlaku di luar kendali.

"Kami sengaja datang menemui dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami. Nah kedatangan kami meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan oleh anggota kami. Dan kami pastikan bahwa anggota kami sedang dalam proses pemeriksaan," ujar Nurchahyanto.

Rafi sapaan akrab Muhammad Hazemi Rafsanjani, adalah pelajar yang menjadi korban tendangan oleh oknum TNI AD. Pangdam juga telah memutuskan untuk mengajak Fari memeriksakan diri ke dokter.

5. Diminta Cek Kesehatannya

Tak hanya itu, Nurchahyanto juga meminta Rafi mengecek kembali kesehatannya. Ia ingin Rafi benar-benar sehat.

"Kedua, saya ingin memastikan kondisi dek Rafi ini seperti apa. Besok saya minta dek Rafi periksa kesehatan ke RS Soepraoen. Meski saat ini kondisinya sehat dan ada rasa nyeri sedikit, tetap kami minta Dek Rafi memeriksakan di RS milik TNI AD," ujar Pangdam V/Brawijaya.

Pada kesempatan itu Pangdam V/Brawijaya juga memberikan bantuan pengobatan gratis terhadap ayah Rafi yang saat ini sedang mengalami penyempitan saraf. Pangdam V Brawijaya berharap insiden Kanjuruhan tidak terulang kembali.

6. Korban Sempat Ditawari Jadi TNI

Ibu korban penendangan, Isrotul membenarkan bahwa Pangdam datang untuk minta maaf ke rumahnya di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022). Waktu itu, Pangdam sempat bertanya kepada putranya Muhammad Hazemi Rafsanjani (16), cita-citanya menjadi apa?

"Saya gak tahu jelas, sempat ditanyain (sama Pangdam) cita-citanya apa? Kalau mau jadi tentara silahkan. Tapi anak saya enggak mau, mungkin kalau dia mau bisa juga ditawari jadi TNI AD tanpa tes. Saat itu anak saya jawab ingin jadi wirausaha," ujarnya, Rabu (5/10/2022).

Isrotul sendiri menyampaikan bahwa anaknya yang akrab disapa Raffi itu memang suka menonton Arema FC saat bermain di Stadion Kanjuruhan. Ia menambahkan jika anaknya biasa berangkat menonton Arema FC bersama dengan teman-temannya.

"Suka. Setiap ada main di kandang dia nonton. Biasanya nonton sama teman mainnya dan teman sekolahnya juga," kata dia.

7. Keluarga Tetap Pilih Proses Hukum

Selain Pangdam V/Brawijaya, Isrotul mengatakan bahwa pelaku yang menendang anaknya juga sempat datang ke rumah untuk meminta maaf. Pihak keluarga pun menerima itikad baik yang sudah dilakukan salah satu anggota TNI itu.

Namun, Isrotul menegaskan bahwa meski telah meminta maaf, keluarga tetap memilih untuk melanjutkan proses hukum atas perbuatan yang telah dialami oleh Raffi. Pihaknya juga telah membuat laporan terkait penendangan yang sempat viral di media sosial itu.

"Datang meminta maaf itu sudah sangat baik. Maksudnya punya inisiatif baik, tidak membiarkan. Dari pelaku sendiri sudah meminta maaf. Keluarga memaafkan, tapi hukum harus tetap berlaku," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads