Jurus Maaf Oknum TNI Usai Khilaf Layangkan Tendangan Kungfu ke Aremania

Jurus Maaf Oknum TNI Usai Khilaf Layangkan Tendangan Kungfu ke Aremania

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 06 Okt 2022 07:03 WIB
Malang -

Muhammad Hazemi Rafsanjani (16), salah satu Aremania yang menyakskan tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 mengaku masih merasa sedikit nyeri di bagian tubuhnya yang kena tendangan 'kungfu' oleh oknum anggota TNI. Aksi oknum TNI menendang dirinya itu terekam video dan viral.

Pemuda yang akrab disapa Raffi itu kini didampingi oleh seorang Kuasa Hukum dari Peradi Malang, Muji Laksono menceritakan bahwa korban saat itu datang ke Stadion Kanjuruhan untuk menonton laga Arema FC kontra Persebaya.

"Setelah pertandingan berakhir. Ada beberapa suporter yang turun dan akhirnya Raffi (sapaan akrab korban) ikutan turun pingin ketemu sama pemain gitu. Bukan mau ikut bikin kerusuhan," kata Muji kepada awak media, Rabu (5/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, gesekan antara suporter dan aparat keamanan memanas hingga Raffi memutuskan kembali ke arah tribun. Tapi belum sampai ke tribun korban sudah mendapatkan tendangan kungfu dari salah satu anggota TNI itu.

"Selain ditendang, ada salah satu aparat yang melakukan pemukulan kepada korban dengan tongkat. Raffi naik lagi ke tribun. Saat di tribun dia sempat kena gas air mata juga terus ditolong teman-temannya," kata Muji.

ADVERTISEMENT

Beruntung, di tengah tragedi Kanjuruhan itu Raffi yang merupakan warga Poncokusumo, Malang berhasil selamat dan bisa kembali pulang ke rumahnya. Setelah kejadian itu viral, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto dan oknum penendang pun datang ke rumahnya untuk meminta maaf.

"Kemarin (4/10/2022) Pangdam sama pelaku datang ke rumah korban untuk meminta maaf atas kejadian itu. Tapi dari pihak keluarga memutuskan untuk melanjutkan permasalahan ini ke ranah hukum. Ini sudah dilaporkan dan masuk tahap penyelidikan, saksi-saksi juga diperiksa sekarang," tandasnya.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Kolonel Arm Kusdi membenarkan bahwa oknum personel penendang suporter itu sudah meminta maaf secara langsung kepada korban di Malang. Dia didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.

Kini, kata Kusdi, personel itu tetap diproses hukum. Yang bersangkutan saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan oleh Polisi Militer Kodam (Pomdam) V Brawijaya.

"Betul, kemarin didampingi langsung sama Pak Pangdam itu. Jadi orangnya yang nendang sekarang sudah diproses di Pomdam," ujar Kusdi kepada detikJatim.

Kusdi menjelaskan bahwa personel bersangkutan telah melakukan sebuah kesalahan. Tendangan seperti itu terhadap masyarakat sipil menyalahi prosedur yang seharusnya diterapkan oleh seluruh personel TNI.

"Salah prosedur itu. Kan tidak boleh seperti itu. Ya, kalau di polisi melanggar kode etik, kalau di TNI berarti itu tindakan pelanggaran disiplin. Harus diproses hukum, nanti yang bersangkutan bisa kena sanksi tunda pangkat," katanya.

Video permintaan maaf oknum TNI penendang kungfu viral. Baca di halaman selanjutnya.

Beredar video di Twitter, 2 orang berseragam TNI menemui korban tendangan 'kungfu'. Mereka berbincang dengan keluarga dan seorang pemuda yang diduga suporter korban tendangan anggota TNI.

Tampak salah satu di antaranya menjelaskan bahwa kepada anak buahnya ia putar video tendangan 'kungfu' itu dan langsung menanyakan siapa yang melakukan. "Saya tanya siapa pelakunya, ternyata dengan kesatria dia ini mengaku," ujarnya.

Video viral permintaan maaf kepada korban itu dibenarkan oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Mayor Kusdi. Ditegaskan pula yang ada di video itu adalah Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto.

Di dalam video yang beredar di Twitter itu, Pangdam V Brawijaya sempat menyampaikan kepada keluarga dan korban tendangan itu bahwa si pelaku penendangan itu sebenarnya sudah mengakui perbuatannya.

"Kemarin dia nyari-nyari sebenarnya, mau minta maaf," ujar Pangdam di video.

"Nggih, kulo pengen ketemu kalih panjenengan. Kulo khilaf, pangapunten (Iya, saya ingin ketemu Anda. Saya khilaf, maaf)," ujar si pelaku penendangan.

Sementara keluarga korban menimpali permintaan maaf Pangdam dan personel TNI pelaku penendangan terhadap anaknya tersebut.

"Umpama larene salah ngoten kulo mboten nopo'o. Larene ngerusak nopo ngerusuhi, saestu kulo mboten masalah. Tapi posisine nggih ngoten iku, larene mboten damel rusuh ngoten, pak. (Kalau seumpama anaknya salah saya tidak masalah. Kalau Merusak atau berbuat rusuh, sungguh saya tidak masalah. Tapi posisinya anak saya enggak bikin rusuh, pak)," ujar ibu suporter korban 'kungfu' itu.

Dalam keterangan tertulisnya, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto menyampaikan dirinya telah meminta maaf kepada keluarga korban atas tindakan represif oknum prajurit TNI AD saat pengamanan laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Kami sengaja datang menemui dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami. Nah kedatangan kami meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan anggota kami. Dan kami pastikan anggota kami sedang diperiksa," katanya.



Hide Ads