Gurihnya Bubur Madura Kuliner Warisan Keluarga

Gurihnya Bubur Madura Kuliner Warisan Keluarga

Amir Baihaqi - detikJatim
Minggu, 28 Apr 2024 21:30 WIB
Bubur Madura
Maryamah (berdiri), saat berbincang dengan pelanggannya di lapak bubur Madura Pasar Atom (Foto: Amir Baihaqi/detikJatim)
Surabaya - Maryamah tampak turun dari lantai 2 Pasar Atom bersama anaknya. Perempuan 48 tahun mengaku baru saja berbelanja sepatu untuk putri semata wayangnya itu.

Usai berbelanja, Maryamah lantas kembali ke lapak Bubur Madura miliknya yang ditunggu seorang perempuan muda. Di sana, ia lalu duduk dan memantau penjualan bubur yang tampak ramai pembeli.

"Itu keponakan saya yang bantu jaga dan melayani pembeli bubur," kata Maryamah kepada detikJatim.

Sore itu, para pembeli tampak silih berganti memesan bubur. Ada yang dimakan di tempat, tapi banyak juga yang minta dibungkus.

Maryamah menyebut bubur Madura sebenarnya sama dengan bubur lainnya. Namun yang menjadi ciri khas rasanya adalah lebih gurih. Ini karena parutan kelapanya yang lebih banyak.

Karena kekhasannya ini, bubur Madura punya pelanggan tetap. Bahkan tak jarang buburnya kerap mendapat pesanan dari luar kota dan sejumlah hotel.

"Itu yang pesan pernah dari di Solo untuk acara pernikahan. Minta bubur buatan saya. Yang pesan sultan yang punya minyak kayu putih," ungkap Maryamah.

Lapak bubur Madura milik Maryamah tak sendiri, karena di lantai dasar blok 3 Pasar Atom itu itu juga ada enam lapak lainnya. Semuanya menjual bubur Madura dan jajanan tradisional.

Bubur MaduraBubur Madura milik Maryamah juga telah menyediakan layanan pembayaran QRIS bagi para pembelinya di Pasar Atom Surabaya (Foto: Amir Baihaqi/detikJatim)

Untuk seporsi bubur Madura, Maryamah mematok tarif Rp 10 ribu. Dalam sehari, ia bisa menjual sekitar 100 porsi.

"Itu 100 biji kalau habis berarti Rp 1 juta omzetnya. Belum dengan jajanan lainnya ya berarti sekitar Rp 2 juta bisa dapat," papar Maryamah.

Dari jualan bubur ini, Maryamah mengaku bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Bahkan ambil kredit mobil yang dipakai untuk mengantar pesanan bubur ke luar kota.

Maryamah mulai berjualan bubur sejak usia 9 tahun, saat itu itu ia ikut ibunya. Dari sana, ia mulai belajar meracik bubur Madura. Saat ibunya sudah berhenti berjualan, Maryamah lah yang meneruskan bersama suaminya.

Sedangkan untuk pembuatannya, Maryamah menyebut dilakukan selepas salat subuh pukul 8.30 WIB. Setelah selesai, bubur baru dibawa ke Pasar Atom.

"Tutupnya pukul 16.00 WIB, setelah itu pulang sudah leyeh-leyeh di rumah dan bangun subuh lagi bikin bubur lagi," tuturnya.

Selama menjalani usaha bubur Madura ini, Maryamah mengaku tak ada kendala. Hingga pandemi COVID-19 tiba. Penjualannya turun, omzet pun terjun.

Ia dan suaminya harus memutar otak. Diputuskan untuk tetap berjualan meski dengan sistem online. Pelanggannya yang setia ternyata masih memesan, biasanya lewat aplikasi ojek online.

Karena pandemi COVID-19 juga, Maryamah mengaku tertolong dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Bukan untuk modal usaha, tapi untuk menyicil kredit mobil yang diambilnya.

"Saya ambil sekitar Rp 80 juta untuk nyicil mobil. Karena pemasukan dari bubur kan turun saat pandemi. Gak bisa buat nyicil mobil," tandas Maryamah.

Beruntung, pandemi itu akhirnya berakhir tepat 2 tahun. Omzet bubur Madura Maryamah dan pedagang lainnya pun berangsur normal lagi, tak terkecuali cicilan KUR dan mobilnya.

Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangannya menjelaskan pihaknya menargetkan penyaluran KUR hingga RP 165 triliun sepanjang 2024. Ia optimis target tersebut tercapai paling lama September mendatang.

"Untuk tahun ini kami akan salurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta. (Selain itu), Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan," ujarnya dilansir dari laman resmi BRI.

Optimisme tersebut tak lepas dari strategi yang telah disusun perseroan utamanya terkait percepatan graduasi atau upaya menaikkelaskan nasabah eksisting, dan perluasan jangkauan penerima baru.

Target ini lebih tinggi dibanding pencapaian 2023 yang mana BRI telah menjangkau 3,4 juta nasabah dengan 2,2 juta di antaranya merupakan nasabah baru. Sementara, BRI telah menaikkelaskan nasabah KUR eksisting sebesar 1,7 juta.


(abq/fat)


Hide Ads