Saat Ramadan tiba, Kota Cirebon memiliki tradisi kuliner yang istimewa, yaitu bubur Harisah. Hidangan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan warisan tradisi yang dijaga secara turun temurun.
Bubur Harisah dibuat di rumah keluarga Bayasut, tepatnya di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Lokasi ini berada di depan Masjid Asy-Syafi'i Bayasut, sebuah masjid yang juga memiliki nilai sejarah bagi masyarakat setempat.
Setiap sore, menjelang waktu berbuka puasa, aroma harum bubur harisah semerbak dari balik bangunan rumah besar bersitektur klasik. Di rumah itu lah, bubur harisah diolah untuk dibagikan kepada warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wangi rempah-rempah dan potongan daging yang berpadu dalam hangatnya bubur harisah menghadirkan aroma yang menggoda selera.
Setiap menjelang waktu berbuka puasa, masyarakat dari berbagai kalangan, berbondong-bondong datang untuk mendapatkan hidangan istimewa ini.
Bagi warga setempat, bubur harisah sudah bukanlah hidangan yang asing. Musabab makanan ini telah menjadi sajian kuliner yang rutin dibagikan secara gratis setiap bulan Ramadan.
Pembuatan bubur harisah ini telah menjadi tradisi turun temurun bagi keluarga Syech Mohammad Islam Bayasut. Hingga ini, tradisi itu masih terus dipertahankan.
Adalah Abdullah (69), yang kini setia meneruskan tradisi keluarga. Abdullah merupakan cucu dari Syech Mohammad Islam Bayasut. "Saya generasi ketiga," kata dia.
Setiap hari, Abdullah bersama saudara perempuannya, Fatimah rutin membuat bubur yang kaya akan rempah ini sebagai sajian untuk berbuka puasa. Dalam kondisi masih hangat, bubur lalu dibagikan kepada warga sekitar.
Pada bulan Ramadan kali ini, Abdullah mengatakan dirinya bisa menghabiskan sekitar lima kilogram beras dan 1 Kilogram daging kambing sebagai bahan untuk membuat bubur harisah.
"Sekarang setiap hari berasnya 5 Kilogram dan daging kambing 1 Kilogram. Daging kambing ini adalah salah satu bahan utama yang harus ada," kata dia.
Dalam proses pembuatan bubur ini juga ada beragam rempah-rempah yang digunakan. Seperti kapulaga, jahe, salam dan masih banyak lagi. Maka tak heran jika bubur harisah ini memiliki aroma yang kaya akan rempah.
Menurut Abdullah, bubur harisah ini dibuat dengan tujuan untuk berbagi kepada sesama, khususnya bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Setiap tahun, pembuatan bubur harisah sudah dimulai sejak awal memasuki bulan puasa. Tradisi pembuatan bubur akan terus berlangsung hingga mendekati akhir Ramadan.
"Dimulainya dari tanggal 1 Ramadan dan nanti sampai tanggal 28 Ramadan," kata Abdullah.
(dir/dir)