Seolah menjadi tradisi, kue musiman ini hanya bisa dinikmati di Pamekasan saat hari-hari besar Islam. Seperti saat Lebaran maupun hari pergantian tahun baru Islam dan hari Syakbanan.
Kue fathol jannah bisa ditemukan di Desa Toronan, Desa Plakpak, dan Jalan Ngaporan Kowel. Biasanya disajikan setelah ngaji bersama maupun dihidangkan untuk tamu yang datang ke rumah.
Baca juga: 6 Makanan Khas dari 6 Suku di Jawa Timur |
Namun, kue ini hanya ada dan bisa dinikmati sebentar saja. Pasalnya, masyarakat Desa Toronan, Plakpak, dan Ngaporan Kowel membuat sekadarnya seolah cuma sebagai pengobat rindu.
Seperti Safira misalnya, warga perbatasan Desa Toronan-Kowel ini hanya membuat beberapa porsi. Usai dihidangkan ke keluarganya, kue tersebut tidak bisa nambah lagi meski cepat habis. Kue fathol jannah disajikan dalam satu piring yang berisi dua atau tiga kue untuk dimakan bersama.
"Ya hanya buat sedikit, kan sudah biasa setiap hari Syakbanan," ujar Safira kepada detikjatim, Minggu (25/02/24).
Kue fathol jannah terbuat dari tepung dengan campuran tape dan sedikit wijen hitam. Hampir sama dengan kue bilus, namun bentuknya melingkar lebih lebar dua atau tiga kali lipat.
Setelah digoreng matang dan masih hangat, kue fathol jannah dilumuri cairan gula. Campuran tape membuat rasa kue ini manis bercampur sedikit asam. Kue semakin lezat jika dinikmati selagi masih hangat.
(irb/iwd)