Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia. Bahkan, menurut data Kementerian Pertanian tahun 2021, Jatim memproduksi kopi hingga 48.675 ton. Tak heran, provinsi ini memiliki beragam kopi khas dengan kualitas yang mendunia.
Ada 5 daerah penghasil kopi terbesar di Jatim. Yakni Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Malang, dan Pasuruan.
Kelima daerah tersebut juga memiliki sejumlah UMKM yang memproduksi hingga menjual kopi-kopi asli daerahnya. Sebagian UMKM bahkan sudah bisa ekspor ke luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian kopi yang dihasilkan di Jatim berjenis robusta dengan keasaman cukup tinggi. Namun, ada juga kopi jenis arabika yang diproduksi dari perkebunan di Pengunungan Ijen, perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso.
Untuk mendapatkan kopi-kopi tersebut, Anda bisa langsung kunjungi daerahnya atau tinggal memesan lewat e-commerce. Sebelum membelinya, baiknya Anda simak ulasan lengkap daerah penghasil kopi di Jawa Timur berikut ini.
Baca ulasan daerah penghasil kopi di Jawa Timur di halaman selanjutnya.
1. Banyuwangi
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Banyuwangi masuk dalam 5 besar penghasil kopi di Jawa Timur. Bahkan, produksinya telah diekspor ke berbagai negara.
"Kopi Banyuwangi telah merambah pasar Eropa," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani seperti yang dilihat detikJatim dalam situs Pemkab Banyuwangi, Jumat (2/9/2022).
Ipuk mengatakan, kopi yang dihasilkan di Banyuwangi didominasi perkebunan rakyat, lantas dipasarkan oleh UMKM. Kopi-kopi ini juga kerap disajikan di warung hingga kafe-kafe Banyuwangi.
Ada banyak perkebunan kopi yang tersebar di berbagai desa Banyuwangi. Seperti Kebun Kopi Malangsari di Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan Kalibaru yang menghasilkan produk kopi bertekstur padat, rasa yang lembut, dan aroma harum khas.
Lalu ada kopi yang berasal dari Desa Kemiren Kecamatan Glagah, Desa Telemung Kecamatan Kalipuro, dan lain-lain.
![]() |
2. Jember
Kopi asal Jember berasal dari perkebunan di sekitar Gunung Raung dan Argopuro. Budidaya kopi ini telah dimulai sejak 300 tahun yang lalu dan merupakan salah satu penopang ekonomi di Jember.
Luas areal kopi Robusta di Jember mencapai sekitar 18.000 hektar. Serta menghasilkan lebih dari 11.000 ton tiap tahun.
Salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Jember adalah Desa Sidomulyo dan Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo. Tepatnya di Dusun Baban Timur dan Dusun Baban Tengah.
Mayoritas kopi yang diproduksi di Jember adalah jenis robusta. Dengan aroma dan citarasa khas serta memiliki kandungan kafein lebih tinggi daripada arabika.
![]() |
3. Bondowoso
Kabupaten Bondowoso dikenal sebagai penghasil kopi jenis arabika yang legendaris di Indonesia. Dengan tingkat keasaman yang rendah serta memiliki sedikit rasa kacang-kacangan dan cokelat.
Perkembangan kopi di Bondowoso berawal dari masa kolonial. Tepatnya saat pemerintah Belanda mendirikan perkebunan kopi di dataran tinggi Ijen dan Raung sekitar abad ke-19 atau 1890-an silam.
Perkebunan kopi seluas sekitar 11 ribu hektare itu terletak di lereng Pegunungan Ijen dan Gunung Raung. Tepatnya di seluruh Kecamatan Ijen, Bondowoso.
Kopi arabika yang satu ini mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM. Tak heran, kopi ini mampu menembus pasar internasional.
Bagi pecinta kopi, jangan sampai melewatkan kenikmatan kopi khas Bondowoso ini.
Baca daerah penghasil kopi di Jawa Timur, yakni Malang dan Pasuruan di halaman selanjutnya
4. Malang
Daerah penghasil kopi di Malang dikenal dengan sebutan Amstirdam. Itu merupakan singkatan dari sejumlah perkebunan kopi di Kabupaten Malang, yakni Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo, dan Dampit.
Petani-petani kopi Amstirdam membentuk serikat tani bersama yang diberi nama Kelompok Tani Kopi Amstirdam. Selain Amstirdam, kopi di Malang juga dihasilkan dari Karangploso dan Pujon.
Kopi di Malang memiliki keunikan masing-masing. Misalnya Dampit yang menghasilkan kopi robusta yang bercita rasa kental dan memiliki aroma khas kramel, dan manis khas roti yang baru matang.
Kopi khas Dampit juga telah menembus pasar internasional. Bahkan, 90 persen hasil panen perkebunan Dampit diekspor ke luar negeri.
Dalam sejarahnya, pembukaan perkebunan di daerah Malang berasal dari kebijakan Gubernur Jenderal H.W. Daendels yang mengeluarkan peraturan Ordonansi Priangan pada 1808. Ketika itu, Daendels mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penanaman kopi di daerah lain di pulau Jawa dan dilakukan dengan cara yang sama seperti di Kabupatenan Priangan.
![]() |
5. Pasuruan
Dilansir dari situs Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, luas areal kopi di Kabupaten Pasuruan mencapai 4.964,01 hektar dengan produksi 2055,55 ton. Tak heran, kopi asal Pasuruan menjadi salah satu yang paling populer di Jawa Timur.
Areal penghasil kopi tersebut tersebar di berbagai kecamatan. Yakni Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen, dan Tosari.
Tercatat 70% dari total lahan pertanian kopi di Pasuruan atau sekitar 3.474,81 hektar ditanami jenis Robusta. Sisanya, ditanami jenis kopi Arabika.
Kabupaten Pasuruan juga memiliki branding Kapiten Pasuruan sebagai identitas bagi produk kopi robusta dan arabika petani kopi di wilayah tersebut. Mereka juga telah memasarkan produk Kapiten Pasuruan dengan mesin expresso.
Anda pun bisa menemukan produk Kapiten Pasuruan di 3 Lokasi Kabupaten Pasuruan yaitu di kompleks Masjid Ceng Ho Pandaan, kompleks Terminal Pandaan, dan Purwosari.
Selain itu, Anda juga bisa mencicipi kopi legendaris di Kota Pasuruan. Yakni Kopi Kaspandi cap Sepoor yang diproduksi sejak 1940.
Nah, itu tadi daerah penghasil kopi di Jawa Timur. Ayo ngopi, rek!